114
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
2 Pucung
6 4u
8u 6a 8i
4u 8a -
- -
- -
- 3
Maskumambang 5 4a
8i 6a 8i
8a -
- -
- -
- -
4 Ginada
7 8a
8i 8a 8u
8a 4i
8a - -
- -
- 5
Ginanti 6
8u 8i
8a 8i 8a
8i -
- -
- -
- 6
Sinom 10
8a 8i
8a 8i 8i
8u 8a 8i 4u 8a -
- 7
Durma 7
12a 7i 6a 7a
8i 5a 7i
- -
- -
- 8
Semarandana 7
8i 8a
8o 8a 8a
8u 8a - -
- -
- 9
Pangkur 7
8a 11i 8u 8a
12u 8a 8i -
- -
- -
10 Dangdanggula 12
10i 4a
6a 8e 8u
8i 8a 8u 8a 4a 8i
8a Riken, Anom, Tinggen, 1996: 410.
Padalingsa aturan skema tersebut di ataslah yang dipakai pedoman untuk mengarang pupuh. Contoh cara membaca padalingsa tersebut adalah sebagai berikut: Pupuh Ginada,
dalam satu baitnya terdapat tujuh carik baris, dalam setiap baris terdapat delapan wanda suku kata, kecuali baris keenam. Pada baris pertama, labuh suara jatuh suara
yaitu huruf vokal terakhir adalah “a”, pada baris kedua, huruf vokal terakhir adalah “i” dan seterusnya. Padalingsa inilah yang harus diikuti oleh setiap pengarang Sekar Alit. Pupuh-
pupuh ini juga bisa digunakan untuk membangun karya sastra Geguritan yang dikembangkan berdasarkan tema cerita tertentu Agastia, 1994: 53.
V. Nilai- nilai Pendidikan Karakter yang Terdapat pada Sekar Alit yang diajarkan di Sekolah Dasar
Berikut akan disebutkan dan dijelaskan masing-masing satu bait, contoh dari pupuh-pupuh yang mengandung pendidikan karakter. Yang dijadikan contoh adalah bait
yang populer dan lazim diajarkan di Sekolah-sekolah Dasar di Bali.
1. Pupuh Mijil
Pupuh ini dalam satu baitnya terdapat tujuh baris. Berikut adalah salah satu bait yang sangat populer.
Dadong Dauh, ngelah siap putih,
ba metaluh reko minab ada limolas taluhne,
nanging lacur ada ne nepukin anak cerik-cerik
kaliwat rusitipun Terjemahannya:
Si nenek, mempunyai ayam putih,
sudah bertelur, mungkin ada lima belas telurnya,
tetapi apa daya ada yang tahu, anak kecil-kecil,
115
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
mengambil yang bukan haknya.
Pupuh ini mengajarkan bahwa tindakan mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan milik sendiri tidak baik dan merugikan orang tersebut.
2. Pupuh Pucung
Pupuh Pucung terdiri atas enam baris. Berikut adalah salah satu baitnya.
Anak sigung, anak corah kalud ngagu,
bareng kasayangang, kasaratang katulungin,
antuk tutur, kanti dados anak jagra.
Terjemahannya: Anak bandel,
anak yang bertingkah laku jelek disayangi juga
dipikirkan dan ditolong juga, dengan nasihat,
sampai menjadi anak yang sadar bertingkah laku baik
Pupuh ini mengajarkan bahwa anak yang bertingkah laku buruk pun harus diperhatikan, disayangi, dan diberikan nasihat sehingga bisa menjadi anak yang bertingkah laku baik.
3. Pupuh Maskumambang
Dalam setiap baitnya, pupuh ini terdiri atas lima baris. Berikut adalah contoh yang mengandung nilai pendidikan karakter.
Dados jadma, jatin ipun pinih luih,
patut ngayu bagia, yadin lacur turin bengil,
sida pacang mangguh bagia. Terjemahannya:
Menjadi seorang manusia, sebenarnya suatu karunia yang paling utama,
sudah sepantasnyalah bersyukur dan berbahagia, walaupun miskin dan hina,
akan selalu bisa menemukan kebahagiaan.
Pupuh ini mengajarkan bahwa kita harus bersyukur bisa terlahir sebagai manusia, karena manusia adalah makhluk Tuhan yang utama karena dibekali dengan bayu tenaga, sabda
perkataan, idep pikiran sebagai bekal tersebut untuk mencari kebahagiaan.
4. Pupuh Ginada
Salah satu contohnya adalah sebagai berikut:
Eda ngaden awak bisa, depang anake ngadanin,
geginane buka nyampat, anak sahi tumbuh luhu
ilang luhu ebuk katah, yadin ririh,
liu enu paplajahan Terjemahannya:
janganlah menganggap dirimu mampu, biarkan orang yang menilai,
116
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
ibarat orang menyapu, akan selalu ada sampah kekotoran,
sampah hilang, masih ada debu, walaupun pintar,
masih banyak yang perlu dipelajari.
Pupuh ini mengajarkan para murid untuk bisa bekerja keras, namun selalu harus bersikap rendah hati. Sikap sombong harus dihindari agar bisa menghormati orang lain.
5. Pupuh Ginanti