PENDAHULUAN hiski buku3compressed

9 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HI RATA SEBAGAI I NDUSTRI KREATI F DAN MEDI A EDUKATI F KAJI AN SOSI OLOGI SASTRA Dr. Farida Nugrahani, M.Hum Program Pascasarjana Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Jl. S. Humardani No. 1 Jombor Sukoharjo Surakarta, Ponsel: 081226229733 farida_nugrahaniyahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah 1 mengungkapkan unsur-unsur pembangun struktur novel Laskar Pelangi LP, 2 mendeskripsikan LP sebagai industrri kreatif di I ndonesia, dan 3 mengungkapkan LP sebagai media eduaktif bagi masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data berupa kata, frase, dan kalimat dalam novel LP dan informasi mengenai kreatif dan media edukatif LP. Data dikumpulkan demgan teknik pustaka, simak dan catat. Analisis data dilakukan dengan metode dialektik dan metode berpikir induktif. Adapun hasil dan pembahasannya adalah: 1 Dari segi struktur, novel LP karya Andrea Hirata memiliki unsur-unsur yang terjalin erat membentuk keutuhan dan saling mengait dalam membangun totalitas makna; 2 Dari segi industri kreatif LP menjadi salah satu pelopor dalam mengangkat karya sastra menjadi komoditas industri kreatif yang sukses tidak hanya di dalam negeri melainkan berhasil menembus pasar mancanegara termasuk Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Terbukti LP diterjemahkan ke dalam 18 bahasa asing dan diterbitkan di lima negara. LP sukses diangkat menjadi film, digubah menjadi lagu dengan judul sama, diangkat menjadi teater musikal dan diangkat pula menjadi sinetron yang ditayangkan di televise dengan sambutan yang luar biasa dari masyarakat; 3 Sebagai karya sastra yang bernilai literer tinggi dan industri kreatif yang berhasil menarik perhatian masyarakat I ndonesia dalam jumlah besar, LP kiranya telah sukses pula menjalankan misinya sebagai media edukatif. LP telah berhasil menginspirasi para penikmatnya dalam banyak hal dari masalah pendidikan, sosial ekonomi, ketidakmerataan pembangunan hingga kritik sosial karena muatan nilai edukatifnya yang menyentuh hati nurani dan menggelitik pemikiran. Kata Kunci : Laskar Pelangi, novel, industri kreatif, dan media edukatif

A. PENDAHULUAN

Kehadiran novel LP karya Andrea Hirata pada tahun 2006-2007 telah mengejutkan masyarakat I ndonesia. Novel tersebut merupakan salah satu karya prosa fiksi I ndonesia terlaris dan masuk dalam kategori best seller pada tahun 2006-2007 dan berhasil melambungkan nama Andrea Hirata sebagai pengarang di jajaran sastrawan I ndonesia terkemuka. Hebatnya lagi, karena ceritanya yang menarik dan fenomenal, pembaca dan penggemar novel tersebut selain banyak juga sangat heterogen yakni dari kalangan anak- anak, remaja, hingga dewasa, dari masyarakat awam hingga intelektual, dari rakyat hingga pejabat. Novel LP karya Andrea Hirata telah membuka mata masyarakat Indonesia pada awal abad XXI mengenai realitas masyarakat pinggiran I ndonesia yang miskin dan berada di pelosok tanah air, yang jauh dari gambaran masyarakat makmur dan sejahtera. Cerita dalam novel ini sangat menginspirasi anak-anak sekolah dalam hal perjuangan untuk 10 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 meraih cita-cita. Tidak mengherankan jika kemudian novel ini menarik perhatian insan perfilman sehingga diangkat ke layar lebar yang berhasil menyedot penonton ketika diputar di bioskup seluruh I ndonesia. Lagu LP juga telah berhasil dinyanyikan oleh group band Nidji dari Yogyakarta. Selain itu, group orkestra Erwin Gutawa membuat konser “Musikal LP Highlights”. Andrea Hirata merupakan sastrawan muda yang memiliki talenta luar biasa dalam penciptaan karya sastra. Hal itu terbukti dengan diciptakannya caturlogi novel LP yang mendapat resepsi luar biasa dari masyarakat pembaca di I ndonesia. Novel tersebut mengungkapkan deti-detil sosiologis kondisi masyarakat yang menjadi latar ceritanya. Berdasarkan realitas yang menarik pada novel LP ini, maka perlu dikaji untuk dipahami unsur-unsur pembangun dan aspek edukatifnya. Pemahaman terhadap unsur-unsur pembangun estetik dan pengungkapan makna sebuah karya sastra, diharapkan dapat memberikan kontribusi berharga bagi apresiasi sastra I ndonesia yakni mendekatkan antara pengarang dengan pembacanya. Dalam rangka pemahaman tentang totalitas makna, novel LP dianalisis melalui kajian Sosiologi Sastra. Adapun fokus kajian ini adalah: 1 Bagaimana unsur-unsur pembangun novel LP dan maknanya dalam perspektif sosiologi sastra, 2 Bagaimana novel ini mampu menjadi salah satu industri kreatif di I ndonesia, dan 3 Bagaimana pula novel ini tampil sebagai media edukatif bagi masyarakat. Novel merupakan salah satu genre sastra berupa cerita fiksi fiction, yang disebut juga teks naratif narrative text atau wacana naratif narrative discource. Fiksi berarti cerita rekaan khayalan, yang merupakan cerita naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah Abrams, 1981:61. Peristiwa, tokoh, dan tempat yang ada dalam fiksi adalah imajinatif. Melalui cerita, secara tidak langsung pembaca dapat belajar dan menghayati berbagai permasalahan kehidupan yang ditawarkan pengarang. I tulah sebabnya, sastra dapat memperkaya khazanah batin pembacanya Al- Ma’ruf, 1995:7. Stanton 1977:11-35 membagi unsur-unsur pembangun novel menjadi tiga, yakni fakta facts, tema theme, dan sarana sastra literary device. Fakta cerita meliputi tokoh, alur, dan latar. ketiganya disebut sebagai struktur faktual factual structure. Tema adalah gagasan yang melandasi cerita, yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan, seperti masalah sosial, politik, budaya, religi, juga cinta kasih, maut, dan sebagainya. Adapun sarana sastra adalah teknik yang digunakan pengarang untuk menyusun detil- detil cerita berupa peristiwa dan kejadian-kejadian menjadi pola yang bermakna. Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek dan tujuannya, teori mengenai unsur- unsur novel lebih mengacu pada pandangan Stanton mengenai pembagian unsur fiksi menjadi tema, fakta, dan sarana cerita. Strukturalisme adalah teori yang menganggap objek studinya bukan sekedar sekumpulan unsur yang terpisah-pisah, melainkan suatu perpaduan unsur-unsur yang berkaitan satu dengan yang lain. Artinya, unsur satu bergantung pada unsur lain, dan hanya dapat didefinisikan dalam hubungan dengan unsur-unsur lainnya dalam suatu keseluruhan. Piaget dalam Zaimar, 1991:20 menyatakan, bahwa semua doktrin yang menggunakan konsep struktur dan yang menghadapi objek studinya sebagai struktur, itulah strukturalisme. Ciri khas strukturalisme adalah totalitas unsur dan saling keterhubungan satu dengan lainnya. 11 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 Bagi Piaget dalam Hawkes, 1978:16, struktur sebagai jalinan unsur yang membentuk kesatuan dan keseluruhan dilandasi oleh tiga gagasan dasar, yakni 1 gagasan kebulatan, 2 gagasan transformasi, dan 3 gagasan pengaturan diri. Pradopo 1989:502 menegaskan, sebagai kebulatan struktur, unsur-unsur di dalamnaya tidak berdiri sendiri dalam keseluruhan makna. Tujuan analisis struktural adalah memapar- kan keterkaitan dan keterjalinan berbagai unsur yang secara bersama-sama membentuk makna Teeuw, 1984:135-136. Keseluruhan makna yang terkandung dalam teks akan terwujud hanya dalam keterpaduan struktur yang bulat. Pendekatan sosiologi sastra berpandangan bahwa sastra harus difungsikan sama dengan aspek kebudayaan yang lain. Selain itu, sastra juga harus dikembalikan kepada masyarakat pemiliknya, sebagai suatu bagian yang tak terpisahkan dengan sistem secara keseluruhan. Karya sastra dilihat sebagai dokumen sosial budaya yang mencatat kenyataan sosial budaya suatu masyarakat pada suatu masa tertentu Junus, 1986:3. Menurut Damono 2003:3, sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Sejalan dengan itu, menurut Watt dalam Damono, 2003:4 kajian sosiologi sastra mencakup tiga hal, yakni 1 konteks sosial pengarang, 2 sastra sebagai cermin masyarakat, dan 3 fungsi sosial sastra. Konteks sosial pengarang adalah yang menyangkut posisi sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca, termasuk di dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi diri pengarang sebagai perseorangan dan mempengaruhi isi karya sastranya. Sastra sebagai cermin masyarakat menelaah bagaimana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat. Fungsi sosial sastra, menelaah fungsi sastra sebagai alat penghibur dan sekaligus pendidikan bagi masyarakat. Kata “nilai” mempunyai arti harga; angka kepandaian; banyak sedikitnya isi, kadar, mutu; sifat-sifat hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan; sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya KBBI offline 1.3, http: ebsoft.web.id, diakses 9 Mei 2012. Nilai dalam sastra adalah kebaikan yang ada dalam makna karya sastra bagi kehidupan seseorang Waluyo, 2002:27. Kata “edukatif” mempunyai arti bersifat mendidik atau berkenaan dengan pendidikan kbbi offline 1.3, http: ebsoft.web.id, diakses 9 Mei 2012. Nilai edukatif adalah segala sesuatu yang baik maupun yang buruk yang bermanfaat dalam kehidupan manusia untuk mengubah sikap dan tata laku dalam upaya mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Kata “media” mempunyai arti alat; alat sarana komunikasi seperti majalah, sastra, film, radio, televisi; yang terletak di antara dua pihak orang golongan; perantara, penghubung; zat hara kbbi offline 1.3 http: ebsoft.web.id, diakses 9 Mei 2012. Media edukatif dapat diartikan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan berupa agagasan atau informasi kepada pembaca atau penonton. Kata “industri” berarti kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan kbbi offline 1.3 http: ebsoft.web.id, diakses 9 Mei 2012. Adapun “kreatif” berarti memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; yang bersifat mengandung daya cipta kbbi offline 1.3 http: ebsoft.web.id, diakses 9 Mei 2012. Dengan demikian industri kreatif adalah kegiatan memproses atau mengusahakan sesuatu dalam hal ini adalah novel LP yang 12 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 memiliki daya cipta dengan menggunakan media tertentu misalnya musik, lagu, film, dan sinetron.

B. METODE PENELI TI AN