107
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
Substansi pendidikan karakter yang utama pada dasarnya adalah nilai moral. Salah satu warisan lama yang memiliki kandungan konsep moral yang dapat diacu dalam
pembentukan karakter bangsa adalah karya Sastra Jawa Kuno. Konsep nilai moral dalam karya Sastra Jawa Kuno itu sangat relevan untuk diungkap kembali dalam kondisi
kemerosotan karakter bangsa saat ini.
2. Nilai dan Karakter
Nilai merupakan konsep abstrak mengenai masalah yang sangat penting dan bernilai di kehidupan masyarakat KBBI , 1996: 690. Sementara itu, menurut Djahiri via
Satria Handoko, 2112: 5 nilai berada dalam diri manusia suara atau lubuk hati manusia dengan acuan landasan dan atau tuntunan nilai moral tertentu yang ada dalam sistem
nilai dan sistem keyakinan orang yang bersangkutan. Dari kedua difinisi ini dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan tuntunan moral yang dimiliki seseorang yang
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara itu, karakter adalah proses mengukir atau memahat jiwa sebuah generasi dengan sedemikian rupa sehingga
berbentuk unik, menarik dan berbeda atau dapat membedakannya dengan orang lain Sri Sultan Hamengku Buwono X, 2111: 1. Suyata 2111: 14 cenderung memilih istilah susila
daripada karakter, karena konsep susila atau lebih utuh manusia susila yang cakap merupakan karakteristik utama sebagai manusia ideal Indonesia di awal berdirinya
Republik Indonesia. Selanjutnya, Widyawati via Hardiyanto, 2111: 2 menjelaskan bahwa manusia hidup dalam norma-norma kesusilaan tingkah lakunya, yang menunjukkan
bagaimana seharusnya bertingkah laku dalam masyarakat. Dari ketiga difinisi itu manusia tentunya memiliki sifat baik dan jujur. Selanjutnya, pendidikan karakter hendaknya
menjadikan seorang anak terbiasa untuk berperilaku baik, sehingga ia menjadi terbiasa dan akan bersalah kalau tidak melakukannya. Dengan demikian, nilai dalam kaitannya
dengan karakter bahwa seseorang harus memiliki moral yang baik dalam kehidupan bermasyrakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam kondisi kehidupan bangsa yang berat sekarang ini generasi muda dan para birokrat harus bangkit membangun optimisme baru dengan semangat mengedepankan
akhlak atau moral sebagai pendorongnya. Pembangunan akhlak bukan sekadar mengajarkan orang untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi
bagaimana membangun karakter bangsa yang disiplin, bertanggung jawab, kerja keras, dan jujur. Dengan demikian, hal itu jika tercapai tentunya tentunya tidak akan ada
gesekan-gesekan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Konsep Moral Sastra Jawa Kuno dalam Rangka Pembentukan Karakter Bangsa