Nilai dalam Serat Sew aka yang membahas hubungan antara manusia dengan sesama

100 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 Pada bait tembang Asmaradana berikut menjelaskan tentang ajaran untuk mencari ilmu yang bermanfaat, luhur. Berikut kutipan tembang: Kutipan: Den kalal sarta kang suci, aywa harda lali purwa, den nedah sarta zakate, dadya adadi kewala, sangu dunya ngupaya, ngulati elmu kang luhung, sidekaha zariyah. terjemahan: jika halal dan suci, jangan sekali kali melupakan, menunjukkan zakatnya, yang bisa menjadi, bekal hidup di dunia, memperhatikan ilmu yang luhur, bersedekah jariyah. Pada bait tembang Asmaradana di atas menjelaskan tentang ajaran untuk selalu mengingat asal mula manusia diciptakan sangkan paraning dumadi dengan kelebihan akal dan harta. Dengan kelebihan harta yang dimiliki, manusia senantiasa untuk bersedekah sembari mencari ilmu yang luhur untuk bekal hidup di dunia. I barat hidup itu seperti orang yang singgah untuk beristirahat sejenak. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan diberikan akal agar dapat berpikir untuk mengupayakan dan mempercantik yang ada di muka bumi ini memayu hayuning bawana demi kemaslahatan umat manusia. Bukan untuk merusak alam yang diciptakan Tuhan bagi umat manusia. Maka, pemahaman mengenai hal tersebut tidak hanya berhenti dalam pemikiran, akan tetapi dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

3. Nilai dalam Serat Sew aka yang membahas hubungan antara manusia dengan sesama

Pada bait tembang berikut memaparkan tentang ajaran mengenai hubungan antara manusia dengan sesama. Berikut kutipan tembang Pangkur: Kutipan: Angona sepining liyan, wong ngaguna kalah dening taberi kang wis meng pasowanipun kuping kalawan mata yen taberi iku ingkang amumuruk guru nora pisah-pisah, rina wengi tunggal dhiri Terjemahan: bergaulah dengan orang yang sudah tenang, orang yang berguna dan dengan orang yang rajin, yang sudah menjaga 101 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 telinga dan mata, jika rajin itu yang pantas untuk ditiru, tidak boleh pisah-pisah, siang malam selalu bersama. Pada bait tembang di atas memberikan nasehat agar selalu belajar dengan orang yang rajin, dengan orang yang sudah bisa menjaga telinga dan mata, artinya dapat memilah dari hal-hal yang dianggap baik dan tidak baik. Mata digunakan untuk melihat, mengamati, hal-hal yang baik. Bukan digunakan untuk melihat hal-hal yang tidak baik, seperti melihat gambar-gambar pornografi, melihat peristiwa yang menyesatkan simpangsiur, dan lain sebagainya. Telinga digunakan untuk mendengar hal-hal yang baik. Tidak disalahgunakan untuk mendengar hal-hal yang berbau fitnah, gosip, dan lain sebagainya. Maka, menjaga penglihatan dan menjaga telinga merupakan salah satu usaha menjauhkan diri dari hal-hal negatif. Pada bait tembang Pangkur, juga menunjukkan mengenai hubungan manusia dengan sesama. Kutipan: Kawulanana sadaya, ageng alit tuwa nom priyenasih, yen ingaruhan sireku, solahmu kang tan yogya, narima anulya owahana gupuh, tarimanen wong punika, yen nasih maring sireki. Terjemahan: Pelajarilah semuanya, baik kaya miskin tua muda laki-laki perempuan, jika kamu diingatkan, mengenai perilakumu yang tidak baik, supaya menerima dengan lapang dada, terimalah orang seperti itu, jika kebaikan akan datang pada dirimu. Pada bait di atas menjelaskan mengenai betapa pentingnya komunikasi atau hubungan antar sesama. Manusia diciptakan sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Hal tersebut mengindikasikan bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan atau uluran tangan dari orang lain. Hidup bermasyarakat dengan baik, jangan membeda-bedakan mengenai pangkat, derajat, dan jenis kelamin. Jika kita memperhatikan ajaran tersebut, maka kehidupan yang dijalani oleh manusia, akan meningkatkan kualitas hidup manusia semakin baik. Hal tersebut dikarenakan pentingnya sikap toleransi dan menyadari manusia memiliki kedudukan yang sama sebagai khalifatullah pemimpin di dunia. Selain itu, manusia harus senantiasa saling mengingatkan antara satu dengan yang lain. Meskipun manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, akan tetapi manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 102 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 Manusia sering melakukan kesalahan-kesalahan, di antaranya manusia sering lupa. Lupa tentang jati dirinya di dunia ini sehingga terkadang manusia itu bersifat sombong akan kekayaan yang dimiliki, jabatannya, kedudukannya, kekuatannya, dan lain sebagainya. Dalam bait tembang tersebut, terdapat ajaran bahwa sebagai manusia, kita harus selalu mengingatkan antara manusia yang satu dengan yang lain. Manusia mengingatkan akan kekhilafan yang dilakukan, baik secara sadar maupun secara tidak sadar. Dengan saling mengingatkan, maka kualitas hidup manusia di dunia ini akan semakin baik. Oleh karena itu, paling tidak manusia selalu sigap dan tanggap dalam situasi apapun atau tanggap ing sasmita. Hanya dengan itu, manusia dapat meniti zaman global ini dengan penuh kesiapan. Pada bait tembang Asmaradana, digambarkan pula bahwa dalam menjalani kehidupan di dunia, manusia akan selalu berhubungan dengan orang lain. dalam setiap kesempatan, manusia tidak akan luput yang namanya salah atau kekhilafan. Maka, sudah selayaknya jika orang yang melakukan kesalahan harus meminta maaf tansah ngapura ing salah. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut: Kutipan: Kang santosa ing reh titi, prawira prayit neng jagad, myang paramarta artine, tansah ngapura ing salah, ing nguni sampun kocap, yen manggur keket wong ngagung, karya sepining paseban. Terjemahan: Aturan pranata yang telah dikukuhkan atau disepakati, yang dimulai sejak terciptanya dunia ini, kepada seluruh manusia, selalu meminta maaf jika telah berbuat salah, di dalam perkataan yang sudah terucap, jika hal tersebut dilakukan maka seperti orang yang memiliki derajat yang tinggi, hal itu merupakan hasil dari perenungan diri kontemplasi. Bait tembang Asmaradana di atas menjelaskan bahwa manusia diciptakan ke dunia oleh Tuhan YME bukan berarti sebagai makhluk sempurna yang memiliki kelebihan-kelebihan, akan tetapi manusia juga memiliki kelemahan, yaitu dapat berbuat salah. Oleh karena itu, manusia harus meminta maaf jika berbuat salah kepada manusia lain karena derajat orang yang meminta maaf dan yang memaafkan derajatnya akan diangkat yang lebih tinggi.

4. Nilai hubungannya manusia dengan alam sekitar