B. Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai pengelolaan kelas oleh Warsini 2007 dengan judul “Keterampilan pengelolaan kelas Guru SDN wilayah kecamatan Selogiri
Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 20062007”. Disebutkan dalam penelitian ini bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru SDN wilayah kecamatan
Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 20062007 menunjukkan kategori baik dengan prosentase rata-rata 64,93 yang terdiri dari menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal adalah 64,95 dan dalam mengembalikan kondisi belajar yang optimal 64,91 .
Penelitian lainnya mengenai pengelolaan kelas yaitu oleh Sari 2006 dengan judul ‘‘Pengelolaan kelas guru mata pelajaran pengetahuan sosial di SMP
Negeri Kabupaten Banjarnegara tahun 20052006”. Disebutkan dalam penelitian ini bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
pengetahuan sosial di SMP Negeri Kabupaten Banjarnegara tahun 20052006 menunjukkan kategori baik dengan prosentase 66,02.
C. Kerangka Berfikir
Mata diklat membuat busana wanita merupakan salah satu kompetensi dasar kejuruan yang disajikan dalam kurikulum SMK pada kelas XI dimana kelas
XI sudah mulai menjurus pada kompetensi keahlian yaitu busana butik. Busana wanita mempelajari proses pembuatan rok, blus, celana panjang, kebaya dan
busana kerja dengan pola standar. Mata diklat ini merupakan pembelajaran praktik yang terbanyak pada jurusan busana butik. Hal ini dimaksudkan supaya
setelah lulus dari SMK, siswa bisa membuka usaha dimana konsumennya sebagian besar adalah kaum wanita.
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta mengembalikannya ke kondisi
belajar optimal jika terjadi gangguan. Apabila terjadi situasi menyimpang yang menyebabkan kondisi belajar-mengajar menjadi tidak optimal maka guru
berupaya untuk mengembalikan ke kondisi yang optimal agar proses belajar- mengajar yang ada dapat berjalan dengan efektif.
Dua hal yang dilakukan guru mata diklat membuat busana wanita kelas XI dalam pengelolaan kelas yaitu : pertama, menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal. Kedua, pengembalian kondisi belajar yang optimal saat terjadi kendala maupun gangguan.
Beberapa hal yang dilakukan guru untuk dapat menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal yaitu 1 menunjukkan sikap tanggap
yaitu guru menunjukkan sikap bersahabat dengan siswa baik pada saat pelajaran teori maupun praktek, sesekali guru mendekati siswa sebagai tanda perhatian guru
pada siswa, memberikan tanggapan maupun komentar dalam kegiatan pembelajaran serta memberikan reaksi atas gangguan yang terjadi pada siswa. 2
memberi perhatian yaitu dengan cara visual dan verbal. Cara visual bisa dilakukan dengan mengalihkan pandangan kontak pandang dari satu siswa ke siswa
lainnya. Sedangkan cara verbal bisa dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara bergantian. 3 memusatkan perhatian kelompok yaitu dengan
menyiagakan semua siswa di dalam kelas sebelum pelajaran dimulai dan