Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas Tinjauan Pengelolaan Kelas

b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu penngetahuan. Dengan berbagai cara, setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesudah keluarga sehingga dalam arti luas sekolah merupakan keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi siswa-siswanya. d. Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat. Guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku. e. Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya. Kelas yang hidup adalah kelas yang memberdayakan siswa atau berfokus pada siswa, yaitu kelas yang produktif dan menyenangkan sehingga guru harus bervariasi dalam pengelolaan kelasnya Nurhadi, 2004. Guru sebagai pemimpin dalam kegiatan belajar mengajar akan memiliki pola perilaku yang khas dalam mempengaruhi para murid yang disebut gaya kepemimpinan guru. Menurut Ahmad Rohani 2004: 130 gaya atau tipe kepemimpinan guru ada tiga yaitu: a. Otoriter, dengan gaya kepemimpinan guru yang otoriter peserta didik hanya akan aktif jika ada guru dan jika guru tidak mengawasi maka semua ativitas menjadi menurun. b. Laissez faire, gaya kepemimpinan yang laissez faire biasanya tidak produktif walaupun ada pemimpin. Jika guru ada peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan. Aktivitas peserta didik lebih produktif jika gurunya tidak ada. c. Demokratis, guru yang demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal, peserta didik akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru. Kepemimpinan guru menurut Barlow 1985 yaitu otoritatif maka gaya kepemimpinan guru dalam proses belajar mengajar ada empat macam yaitu: a. Otoriter authoritarian, guru yang otoriter selalu mengarahkan dengan keras segala aktivitas para siswa tanpa dapat ditawar-tawar. b. Laissez faire, guru laissez faire, faham yang menghendaki kebebasan pribadi. Guru yang berwatak ini biasanya gemar mengubah arah dan cara pengelolaan PBM secara seenaknya. c. Demokratis democratic, artinya memperhatikan persaamaan hak dan kewajiban semua orang. Guru yang memiliki sifat ini pada umumnya dipandang sebagai guru yang suka bekerja sama dengan rekan-rekan seprofesinya, namun tetap menyelesaikan tugasnya secara mandiri. d. Otoritatif authoritative, Guru yang otoritatif adalah guru yang memiliki dasar-dasar pengetahuan baik pengetahuan bidang studi vaknya maupun pengetahuan umum. Dalam hal ini, ia hampir sama denga guru yang demokratis. Namun, dalam hal memerintah atau memberi anjuran, guru yang otoritatif pada umumnya lebih efektif, karena lebih disegani oleh para siswa, dan di pandang sebagai pemegang otoritas ilmu pengetahuan seperti yang telah di uraikan di muka. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Guru otoriter Authoritarian memiliki ciri: berwatak otoriter sewenang-wenang, keras dan kaku dalam mengarahkan aktivitas PBM dan menghambat kebebasan akademis siswa. b. Guru laissez faire memiliki ciri: berwatak individualistis mementingkan diri sendiri, sering mengubah aktivitas PBM secara seenaknya dan sering menimbulkan pertengkaran. c. Guru demokratis memiliki ciri: berwatak sangat demokratis, suka bekerja sama dengan rekan-rekan sejawat dan para siswa, sering memberikan peluang akademis kepada siswa.