Tujuan Pengelolaan Kelas Tinjauan Pengelolaan Kelas
karena itu guru perlu berusaha untuk mengenal dirinya sendiri dan selanjutnya membina kepribadian yang baik sebagai guru. Kepribadian-
kepribadaian yang selayaknya dibina dan dikembangkan oleh guru misalnya adalah kepribadian yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, kepribadian yang memiliki sifat-sifat terpuji seperti sabar, demokratis, menghargai pendapat orang lain, sopan santun dan tanggap
terhadap pembaharuan. Pengenalan siswa juga merupakan satu hal yang mutlak dimiliki
oleh guru. Apabila guru tidak mengenal siswa maka proses pembelajaran yang berlangsung tidak akan berhasil dijalankan karena guru cenderung
menyamaratakan semua siswa. Masing-masing siswa memiliki perbedaan-perbedan dan juga persamaan-persamaan. Oleh karena itu guru
hendaknya dapat mengenali setiap siswanya, baik kemampuannya, minatnya, maupun latar belakang lainnya. Pengenalan terhadap siswa
akan memudahkan guru dalam pengelolaan kelas, misalnya dalam pengaturan tempat duduk, pemilihan pasangan tempat duduk untuk siswa
sesuai dengan besar kecilnya, kemampuan pendengaran ataupun kemampuan penglihatan masing-masing siswa.
Menurut Usman 2009: 13 sebagai seorang pribadi, guru harus memiliki peran sebagai berikut :
a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk
kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk
berpartisipasi di dalamnya.
b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu
penngetahuan. Dengan berbagai cara, setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam
pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesudah keluarga sehingga dalam arti luas sekolah merupakan
keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi siswa-siswanya.
d. Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik
untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat. Guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku.
e. Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi
siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
Kelas yang hidup adalah kelas yang memberdayakan siswa atau berfokus pada siswa, yaitu kelas yang produktif dan menyenangkan
sehingga guru harus bervariasi dalam pengelolaan kelasnya Nurhadi, 2004. Guru sebagai pemimpin dalam kegiatan belajar mengajar akan
memiliki pola perilaku yang khas dalam mempengaruhi para murid yang disebut gaya kepemimpinan guru. Menurut Ahmad Rohani 2004: 130
gaya atau tipe kepemimpinan guru ada tiga yaitu: a.
Otoriter, dengan gaya kepemimpinan guru yang otoriter peserta didik hanya akan aktif jika ada guru dan jika guru tidak mengawasi maka
semua ativitas menjadi menurun.
b. Laissez faire, gaya kepemimpinan yang laissez faire biasanya tidak
produktif walaupun ada pemimpin. Jika guru ada peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan. Aktivitas
peserta didik lebih produktif jika gurunya tidak ada.
c. Demokratis, guru yang demokratis lebih memungkinkan terbinanya
sikap persahabatan guru dan peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu
menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal, peserta didik akan belajar secara
produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru.