DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Lanjutan
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Continued
FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009
Expressed in Rupiah, unless otherwise stated
108
48. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN Lanjutan 48. FINANCIAL INSTRUMENTS BY CATEGORY
Continued
Aset dan kewajiban keuangan jangka panjang: Long-term financial assets and liabilities:
Nilai wajar pinjaman jangka panjang pinjaman jangka panjang mendekati nilai tercatat karena tingkat suku
bunganya dinilai ulang secara berkala. Fair value of long-term debts approximate their carrying
amounts largely due to their frequently repriced interest rate.
Nilai wajar hutang obligasi ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang
disesuaikan untuk mencerminkan risiko kredit Perusahaan menggunakan suku bunga pasar terkini
untuk instrumen serupa. Fair value of bonds payable are determined based on
discounted future cash flows adjusted to reflect the Company’s credit risk using current market rates for
similar instruments.
49. DAMPAK EKONOMI KRISIS GLOBAL TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN DAN
ANAK PERUSAHAAN 49. IMPACT OF GLOBAL ECONOMICS CRISIS ON THE
COMPANY’S AND SUBSIDIARIES’ GOING CONCERN
Sejak semester kedua tahun 2008, pasar-pasar di belahan dunia mengalami kondisi ekonomi yang tidak
menguntungkan. Keadaan ini dipicu oleh salah satu diantaranya krisis kredit perumahan di Amerika Serikat
yang meluas ke investasi, produk-produk keuangan terstruktur dan pasar komoditas. Gejolak pada pasar di
Amerika Serikat ditambah dengan penurunan nilai Dolar Amerika Serikat yang tajam dan serangkaian
perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan diambil alih oleh entitas lain mengakibatkan krisis meluas ke
bagian lain di dunia. Starting in the second semester 2008, many markets in
various parts of the world experienced adverse economic condition. This condition was triggered by,
among others, the housing and mortgage loans crisis in the United States of America USA that spread to
securities, structured products and commodity markets. The volatility in USA markets coupled with the sharp
appreciation in the US Dollars and a series of corporate bankruptcies and takeovers enabled the crisis to
spread to other parts of the world. Akibat dari krisis finansial global ini juga telah dirasakan
di Indonesia dengan adanya penurunan nilai Rupiah, penurunan permintaan, penurunan harga komoditas,
penurunan pasar efek-efek, kenaikan suku bunga yang diikuti juga dengan likuiditas yang semakin ketat dan
kenaikan risiko kredit secara signifikan. The impact of the global financial crisis has also been
felt in Indonesia as the Indonesian Rupiah weakened, demand decreased, commodity price decreased,
securities market declined, interest rates increased, followed by tightening liquidity conditions and increased
credit risks. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, beberapa
Anak perusahaan mengalami akumulasi kerugian bersih dan defisiensi modal. Jumlah akumulasi rugi Anak-anak
perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 1,56 triliun
dan Rp 1,38 triliun dan defisiensi modal pada tahun yang sama masing-masing sebesar Rp 72,76 miliar dan
Rp 14,23 miliar, terdiri dari: As of December 31, 2010 and 2009, certain
Subsidiaries were in deficit which resulted in negative cash flow, accumulated losses and capital deficiency.
Total deficit from the Subsidiaries as of December 31, 2010
and 2009
amounted to
Rp 1.56 trillion and Rp 1.38 trillion, and capital
deficiency are amounted to Rp 72.76 billion and Rp 14.23 billion, respectively, comprising of:
2010 2009
Akumulasi Rugi Accumulated losses
PT Bakrie Swasakti Utama 1.306.089.772.046
1.316.395.077.116 PT Bakrie Swasakti Utama
PT Bukit Jonggol Asri 122.744.301.226
- PT Bukit Jonggol Asri
PT Bakrie Infrastructure 80.080.110.551
8.445.599.988 PT Bakrie Infrastructure
PT Krakatau Lampung Tourism PT Krakatau Lampung Tourism
Development 24.450.408.121
22.434.077.115 Development
PT Bumi Daya Makmur 17.788.019.720
24.883.179.349 PT Bumi Daya Makmur
PT Superwish Perkasa 8.739.384.510
7.619.557.995 PT Superwish Perkasa
PT Bakrie Sentra Investama 1.127.754.736
933.601.237 PT Bakrie Sentra Investama
PT Citrasaudara Abadi 270.002.745
193.513.183 PT Citrasaudara Abadi
Jumlah 1.561.289.753.655
1.380.904.605.983 Total
Defisiensi modal Capital Deficiencies
PT BLD Investment Pte Ltd. 56.548.085.310
- PT BLD Investment Pte Ltd.
PT Krakatau Lampung Tourism PT Krakatau Lampung Tourism
Development 16.216.574.921
14.233.518.615 Development
Jumlah 72.764.660.231
14.233.518.615 Total
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Lanjutan
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Continued
FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009
Expressed in Rupiah, unless otherwise stated
109
49. DAMPAK EKONOMI KRISIS GLOBAL TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN DAN
ANAK PERUSAHAAN Lanjutan 49. IMPACT OF GLOBAL ECONOMICS CRISIS ON THE
COMPANY’S AND SUBSIDIARIES’ GOING CONCERN Continued
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dipengaruhi dan akan terus dipengaruhi oleh ketidakpastian yang
akan berpengaruh pada kegiatan usaha dimasa yang akan datang. Agar operasional Anak perusahaan dapat
berjalan dengan baik, Perusahaan telah merencanakan dan meneruskan tindakan-tindakan sebagai berikut:
The Company and its Subsidiaries have been influenced an will continue to be affected by the
uncertainties which will effects on the Company’s future business and in order to assure that Subsidiaries have
good prospects, the Company has planned and continuously implement the following:
a. Mendapatkan usaha-usaha baru yang prospektif; b. Memfokuskan pada proyek-proyek jangka pendek
strata title; c. Efisiensi biaya-biaya operasional;
a. Finding new businesses that have good prospects; b. Focusing on short-term projects strata title;
c. Increasing cost efficiencies; d. Meningkatkan profesionalisme karyawan dan
manajemen; e. Mencari investor strategis untuk mempercepat
pengembangan usaha; f. Memperpanjang jangka waktu kredit untuk
pembelian tunai bertahap; dan g. Memberikan subsidi selisih bunga.
d. Improving the professionalism of employees and the management;
e. Finding strategic partners to accelerate project development;
f. Extending the credit term for installment cash purchased; and
g. Subsidizing interest difference. Walaupun kondisi ekonomi tidak menguntungkan,
manajemen berpendapat bahwa Perusahaan akan dapat terus melanjutkan operasi bisnisnya di masa
mendatang. Oleh karena itu, laporan keuangan ini telah disusun dengan menggunakan basis usaha yang
berkelanjutan. Although the economic condition was not positive, the
management believe that the Company can continue its operation in the future. Thus, the financial
statements have been prepared based on going concern basis.
Tidak ada kejadian setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal laporan ini yang mengindikasikan
timbulnya ketidakpastian
terhadap kemampuan
kelangsungan usaha Perusahaan sebagai akibat dari memburuknya kondisi perekonomian Indonesia.
There is no events subsequent to balance sheet date until the date of this report occur that give rise to the
uncertainties of the Company going concern as an impact of the worsening current economy of Indonesia.
50. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA 50. SUBSEQUENT EVENTS
a. Berdasarkan Akta Notaris Flora Elisabeth, S.H., M.Kn., No. 8 yang bertanggal 25 Januari 2011,
Perusahaan telah
melakukan penambahan
penyertaan saham pada PT Bukit Jonggol Asri BJA sebesar Rp 255 miliar. Sehubungan dengan
tambahan penyertaan tersebut, kepemilikan saham Perusahaan dalam BJA meningkat menjadi sebesar
43,36. a. Based on Notarial deed No. 8 of Flora Elisabeth,
S.H., M.Kn., dated January 25, 2011, the Company made additional investment of share in PT Bukit
Jonggol Asri BJA amounted to Rp 255 billion . Regarding to additional investment above, the
Company’s share ownerships increase become 43.36.
b. Pada tanggal 27 Januari 2011, Perusahaan telah melakukan pembayaran terakhir atas pembatalan
USD Interest Rate Swap dengan Municipal Forward Rate Bias to Deutsche Bank AG lihat Catatan 19.
b. On January 27, 2011, the Company has paid the last installment of cancellation of USD Interest Rate
Swap with Municipal Forward Rate Bias to Deutsche Bank AG see Note 19.
c. Pada tanggal 10 Pebruari 2011, Perusahaan mendirikan Platinum Development Pte. Ltd. yang
berdomisili di Singapura dengan persentase kepemilikan sebesar 100.
c. On February 10, 2011, the Company has established Platinum Development Pte. Ltd. which
domiciled in Singapore with the ownership of 100. d. Pada tanggal 14 Pebruari 2010, Perusahaan dan
PT Recapital Asset Management Recapital menandatangani Perjanjian Kontrak Pengelolaan
Dana Nasabah Individu dimana Recapital setuju untuk mengelola dana Perusahaan dimana jumlah
pengelolaan dana sampai dengan perjanjian tersebut
ditandatangani adalah
sebesar Rp 103,49 miliar.
d. On February 14, 2010, the Company and PT Recapital Asset Management Recapital
entered into Individual Customer Discretionary Fund Agreement whereby Recapital agreed to
manage the fund in which the amount of funds until the agreement was signed was Rp 103.49 million.
e. Pada tanggal 10 Maret 2011, Perusahaan telah membayar Obligasi I Bakrieland Development tahun
2008 dengan Tingkat Bunga Tetap ”Obligasi I BLD” Seri A sebesar Rp 220 miliar.
e. On March 10, 2011, the Company has paid Bakrieland Development Bonds I Year 2008 with
Fixed Rates “BLD Bonds I” of A Series amounting to Rp 220 billion.