Pengertian Pemasaran Perilaku Konsumen dalam Ritel Pengertian Customer Experience

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain Kotler, 2005 : 10 Pemasaran berkaitan dengan pelanggan sehingga menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan yang merupakan inti pemikiran pemasaran modern dalam praktik. Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang telah ada dengan memberikan kepuasan Sunarto,2004 : 4.

B. Pengertian, Jenis dan Perilaku konsumen Ritel

1. Pengertian Bisnis Eceran Ritel

Usaha ritel atau eceran adalah kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis Utami, 2006 : 4 Peritel atau pengecer adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen Ma’ruf, 2005 : 71

2. Jenis – jenis Ritel

Menurut Utami 2006 : 12, ritel terdiri atasa 4 jenis, yaitu : a. Supermarket tradisional Supermaket tradisional melayani penjualan makanan, daging serta produk – produk makanan lainnya. Serta melakukan pembatasan penjualan terhadap produk – produk non makanan seperti produk kesehatan, produk kecantikan dan sebagainya. b. Big-box Retailer, terdiri dari supercenter, hypermarket, warehouse 1. Supercenter Merupakan supermarket dengan luas lantai 3000 – 10.000 m² dengan variasi roduk yang di jual makanan sebanyak 30 – 40 dan produk non makanan sebanyak 60 – 70. 2. Hypermarket Merupakan supermarket dengan luas tanah berkisar 18000m² dengan kombinasi produk makanan 60-70 dan produk non makanan 30-40. Hypermarket adalah toko eceran yang mengkombinasikan pasar swalayan dengan pembeli diskon lini penuh 3. Warehose Merupakan ritel yang menjual produk makanan yang jenisnya terbatas dengan layanan minim pada tingkat harga rendah kepada konsumen akhir dan bisnis kecil. Biasanya lokasinya di luar kota dengan interior sederhana. c. Convenience Store Memiliki variasi dan jenis produk yang terbatas. Luas lantai kurang lebih 350m² dan didefenisikan sebagai swalayan mini yang menjual lini terbatas dari berbagai produk kebutuhan sehari-hari yag perputarannya tinggi. d. General Merchandise Retail, meliputi toko diskon, toko khusus, store, of prise retailing dan value retailing. 1. Toko Diskon Discount Store Merupakan jenis ritel yang menjual sebagian besar variasi produk dengan layanan terbatas dan harga yang murah karena biasanya menjual produk dengan merek sendiri atau merek umum yang dikenal luas. 2. Toko Khusus Specialy Store Merupakan ritel yang menawarkan lini produk tertentu. 3. Toko Kategori Category Store Merupakan jenis ritel yang menjual produk dengan lini sedikit namun jenis produknya banyak 4. Departement Store Merupakan ritel yang dikelola menjadi departemen-departemen terpisah misalnya peralatan olahraga, peralatan makan, dan sebagainya 5. Of Price Retailing Merupakan ritel yang menyediakan produk dengan merek berganti- ganti dan dengan harga yang lebih murah. 6. Value Retailing Merupakan toko diskon yang menjual sejumlah besar jenis produk dengan tingkat harga rendah dan terdapat di daerah padat penduduk.

C. Perilaku Konsumen dalam Ritel

Menurut Peter dan Olson dalam Simamora, 2003:163 khusus dalam pembelian ritel terdapat pola perilaku tertentu pada konsumen. Perilaku ini terbagi dalam tujuh kategori yang dapat berubah urutannya. Pola perilaku tersebut digambarkan sebagai berikut Gambar 2.1 Perilaku Konsumen dalam Ritel Consumption stage Types of behavior examples of behavior Prepurchase Purchase Purchase Sumber : Peter Olson dalam Simamora, 2003 Membaca koran, majalah, iklan Mendengan dari sales, teman Information Contact Mengambil uang dari bank, ATM Menggunakan credit card Funds Access Mencari loksi belanja Pergi dan masuk ke lokasi belanja Store Contact Mencari produk di dalam toko Menemukan dan membayar produk Product Contact Pembayaran Membawa ke lokasi pemakaian produk Transaction Menggunakan dan membuang sisa produk Pembelian ulang Consumption Memberi informasi kepada orang lain mengenai produk Communication

D. Pengertian Customer Experience

Model customer experience adalah suatu model dalam pemasaran yang mengikuti customer equity. Model ini dikembangkan oleh Bern Schmitt dalam bukunya Customer Experience Management, yang merupakan kelanjutan dari buku sebelumnya, yaitu Experiential Marketing. Experience adalah peristiwa pribadi yang terjadi sebagai jawaban atas beberapa rangsangan. Pengalaman atau experience melibatkan seluruh dalam setiap peristiwa kehidupan. Dengan kata lain, sebagai pemasar harus menata lingkungan yang benar untuk pelanggan dan apa sebenarnya yang diinginkan pelanggan. Pengalaman atau experience pada umumnya bukan dihasilkan atas diri sendiri tapi bersifat membujuk pada atau secara psikologi pengalaman adalah sesuatu hal yang terjadi tanpa kesengajaan. Schmitt 1999 :60 Experiential Marketing merupakan sebuah pendekatan baru untuk memberikan informasi mengenai merek dan produk. Hal ini terkait erat dengan pengalaman pelanggan dan sangat berbeda dengan pemasaran tradisional yang berfokus pada fungsi dan keuntungan sebuah produk Andreani, 2007:2. Menurut Schmitt 2003:17 “Customer Experience Management CEM is the process of strategically managing a customer’s entire experience with a product or a company”. Customer experience management adalah proses secara strategis dalam mengatur atau implementasi pengalaman atas diri pelanggan dengan suatu produk atau perusahaan. Sedangkan menurut Jacques www.wikipedia.org : “Customer Experience is the quality of the experience as apprehended by a customer resulting from direct or indirect contact with any touch point of a company.” Dari pengertian di atas maka customer experience merujuk pada pengalaman nyata pelanggan terhadap merek, produk atau pelayanan untuk meningktkan penjualan dan kesadaran merek. Dalam hal ini lebih dari sekedar memberikan informasi dan peluang pada pelanggan untuk memperoleh pengalaman atas keuntungan yang di dapat dari produk atau jasa itu sendiri tapi juga membangkitkan emosi dan perasaan yang berdampak terhadap pemasaran, khususnya penjualan produk dan jasa. Ada 5 dimensi customer experience antara lain : 1. Sense berkaitan dengan gaya styles, verbal dan visual yang mampu menciptakan keutuhan sebuah kesan. Pendekatan pemasaran dengan tujuan untuk merasakan dengan menciptakan pengalaman yang berhubungan dengan perasaan melalui tinjauan dengan menyentuh, merasakan, dan mencium dengan kata lain yang berhubungan dengan panca indera, yang meliputi tentang gaya, tema dan warna.Schmitt, 1999:99. 2. Feel perasaan di sini sangatlah berbeda dengan kesan sensorik karena hal ini berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa seseorang. Ini bukan sekedar menyangkut keindahan, tetapi suasana hati dan emosi jiwa yang mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan. Merupakan perasaan emosi yang muncul dari dalam hati secara positif dan perasaan gembira yang terjadi pada saat mengkonsumsi. Unsur sense meliputi tentang suasana hati dan perasaan atau emosi positif Schmitt, 1999:118. 3. Think merupakan pemikiran kreatif yang muncul di benak konsumen akan suatu merekperusahaan atau pelanggan diajak untuk terlibat dalam pemikiran kreatif. Schmitt, 1999:138. Prinsip think terdiri atas 3 yaitu surprise, intrigue, dan provocation. 4. Act berkaitan dengan perilaku yang nyata dan gaya hidup seseorang. Hal ini berhubungan dengan bagaimana membuat orang berbuat sesuatu dan mengekspresikan gaya hidupnya. Strategi marketing Act dirancang untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang berhubugan dengan gerakan badan atau dengan kata lain gerakan dan interaksi yang muncul Schmitt, 1999:154. Act Experience meliputi flesh yang berhubungan dengan tubuh, tidak hanya mendatangkan sensasi dan perspesi mengenai dunia luar, motor action aksi mesin juga ikut bekerja dengan penuh yang dapat menimbulkan interaksi interact, karena berhubungan erat dengan perilaku fisik atas gaya hidup dan dari pihak-pihak yang berinteraksi. 5. Relate merupakan upaya untuk menghubungkan dirinya dengan orang lain, dirinya dengan merek atau perusahaan, dan budaya. Schmitt, 1999:171. Hal ini berkaitan dengan budaya seseorang dan kelompok referensinya yang dapat menciptakan identitas. Seorang pemasar harus mampu menciptakan identitas generasi, kebangsaan, etnis bagi pelanggannya dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Pemasar dapat menggunakan budaya dalam kampanye iklan dan desain Web yang mampu mengidentifikasikan kelompok pelanggan tertentu.

E. Kepuasan Pelanggan