73 0,200 r
11
≤ 0,400 rendah
0,000 ≤ r
11
≤ 0,200 sangat rendah
3. Analisis Butir Soal
Analisis butir soal bertujuan untuk mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik dan soal yang buruk. Untuk analisis butir soal yang akan dianalisis
meliputi :
a. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
Indeks tingkat kesukaran ini umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar dari 0 sampai 1.
Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran soal menurut Suharsimi 2010:212, yaitu :
P = B
JS
di mana : P
= indeks kesukaran B
= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi tingkat kesukaran soal menurut Kusaeri 2012:175 dapat
digolongkan sebagai berikut :
No. Range Tingkat Kesukaran
Kategori Keputusan
1. 0,7 p
≤ 1,0 Mudah
Ditolak direvisi 2.
0,3 p ≤ 0,7
Sedang Diterima
3. 0,0
≤ p ≤ 0,3 Sulit
Ditolak Direvisi Kusaeri 2012:174 berpendapat “Tingkat kesukaran butir soal
biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya, untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang mkemiliki tingkat kesukaran sedang,
untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran
74 tinggi atau sukar, dan untuk keperluan diagnostik biasanya diogunakan butir
soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah atau mudah.” Suharsimi Arikunto 2011:207 juga berpendapat “Soal yang baik
adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.” Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa soal yang baik adalah soal dengan tingkat
kesukaran sedang 0,3 p ≤ 0,7.
b. Daya Pembeda DP
Menurut Kusaeri 2012:176 terdapat beberapa rumus yang biasa digunakan untuk menghitung daya beda soal yaitu:
= atau
= di mana:
D = daya pembeda soal
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
N = jumlah siswa yang mengerjakan soal
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta tes yang telah
memahami materi yang diujikan dan peserta tes yang belum memahami materi yang diujikan. menurut Cracker Algina 1986:315 yang dikutip
oleh Kusaeri 2012:177 kriteria yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Besarnya D Kategori
Interpretasi Kurang
dari ≤D 0,20
Poor jelek
Butir item yang bersangkutan daya pembeda lemah sekali jelek,
dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik.
0,20 ≤D 0,40
Satisfactory cukup
Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang
cukup sedang. 0,40
≤D 0,70 Good
baik Butir item yang bersangkutan telah
memiliki daya pembeda yang baik. 0,70
≤D≤ 1 Excellent
baik sekali Butir item yang bersangkutan telah
memiliki daya pembeda yang baik sekali.
Bertanda negative
- Butir item yang bersangkutan daya
pembedanya negatif jelek sekali
75
c. Keefektifan Pengecoh