Penilaian Assessment Tinjauan Pustaka 1. Sekolah Program Akselerasi

31 soal dan cara penskoran. Kisi- kisi yang baik adalah yang mewakili bahan ajar. Untuk itu pokok bahasan yang diujikan dipilih berdasarkan kriteria: 1 pokok bahasan yang esensial, 2 memiliki nilai aolikasi, 3 berkelanjutan, dan 4 dibutuhkan untuk mempelajari mata pelajaran lain. Demikian kompleknya masalah pengukuran sehingga dibutuhkan teori Pengukuran. Saat ini ada dua teori pengukuran menurut Djemari 2012:11 yang digunakan secara luas, yaitu teori klasik dan teori modern. 1 Teori klasik Teori ini menggunakan asumsi bahwa skor yang diperoleh seseorang dari hasil suatu pengukuran dapat diuraikn menjadi skor yang sebenarnya dan skor keslalahan. Teori klasik ini memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan yang menonjol adalah statistik butir sangat bergantung pada karakteristik kelompok yang diukur. Sehingga besarnya statistik butir akan bervariasi atau berbeda- beda dari satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Statistik butir sering disebut dengan parameter butir, yaitu tingkat kesulitan dan daya pembeda butir tes. 2 Teori modern Teori ini disebut juga dengan teori respons butir. Teori ini berusaha untuk mengembangkan suatu analisis yang menghasilkan estimasi kemampuan seseorang tanpa dipengaruhi alat ukur yang digunakan. Kemampuan peserta didik tidak diukur hanya dengan berdasarkan jumlah butir soal yang dijawab benar, tetapi berdasarkan pada pola respons dan jumlah butir yang dijawab benar. Demikian juga statistik butir juga diusahakan agar tidak bergantung pada karakteristik individu yang diukur.

b. Penilaian Assessment

Penilaian atau asesmen merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat 32 dari hasil penilaiannya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian. Kusaeri 2012:8 menjelaskan bahwa biasanya penilaian dimulai dengan kegiatan pengukuran. Penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek. GronlundLinn 1990:5 yang dikutip oleh Kusaeri, mendefiniskan penilaian sebagai suatu proses yang sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis serta menginterpretasikan informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Penilaian mencakup semua cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang individu. Penilaian berfokus pada individu, sehingga keputusannya juga terhadap individu. Untuk menilai prestasi peserta didik, peserta didik mengerjakan tugas- tugas, mengikuti ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Semua data yang diperoleh dengan berbagai cara kemudian diolah menjadi informasi tentang individu. Jadi proses penilaian meliputi pengumpulan bukti- bukti tentang pencapaian belajar peserta didik. Penilaian memerlukan data yang akurat, sedang data diperoleh dari kegiatan pengukuran, sehingga diperlukan alat yang baik Djemari,2012:13. Sedangkan penilaian menurut Anas Sudijono 1995:5 berarti menilai sesuatu, yaitu mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik-buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya kualitatif. Lebih lanjut menurut Masroen, yang dikutip Anas Sudijono 1995:5 menegaskan bahwa istilah penilaian- setidaknya-tidaknya dalam bidang psikologi dan pendidikan – mempunyai arti yang lebih luas ketimbang istilah pengukuran, sebab pengukuran itu sebenarnya hanyalah 33 merupakan suatu langkah atau tindakan yang kiranya perlu diambil dalam rangka pelaksanaan evaluasi. Dikatakan “kiranya perlu diambil” sebab tidak semua penilaian itu harus senantiasa didahului oleh tindakan pengukuran secara lebih nyata. Prinsip penilaian menurut Kusaeri 2012:8 yaitu: 1 Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran a part of, not a part from instruction; 2 Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata real world problem, bukan dunia sekolah school work-kind of problem; 3 Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; 4 Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran kognitif, afektif dan sensor-motorik. Tujuan penilaian hendaknya diarahkan pada empat hal berikut: 1 Penelusuran keeping track, yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran tetap sesuai dengan rencana 2 Pengecekan checking-up, yaitu untuk mengecek adakah kelemahan- kelemahan yang dialami oleh siswa selama proses pembelajaran 3 Pencarian finding-out, yaitu untuk mencari dan menemukan hal- hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran 4 Penyimpulan summing-up, yaitu untuk menyimpulkan apakah siswa telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum Kusaeri,2012:9. Pada program akselerasi, peniaian yang diterapkan yaitu authentic assesment penilaian otentik. Menurut Kunandar 2013:35 Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil belajar dengan berbagai instrumen penilaianyang disesuaikan dengan tuntunan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi SK atau Kompetensi Dasar KD. 34 Karakteristik authentic asessment menurut Kunandar 2013:39 adalah sebagai berikut: 1 Bisa digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar formatif maupun pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi sumatif 2 Penilaian autentik ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi yang menekankan aspek keterampilan skill dan kinerja performance, bukan hanya mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta. 3 Berkesinambungan dan terintegrasi. 4 Dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap penapaian kompetensi peserta didik secara komprehensif. Hasil penilaian ini selanjutnya digunakan untuk kegiatan evaluasi, yaitu untuk menentukan apakah program pembelajaran yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu diperlukan kriteria pencapaian yang ditetapkan oleh tim dengan mengacu pada ketentuan yang ada Djemari Mardapi,2012:18.

c. Evaluasi