merupakan kalimat langsung. Sedangkan sisipan mengenai keadaan yang biasanya digambarkan dalam orientasi dan resolusi adalah prolog.
Naskah drama ditulis selain untuk menyampaikan pesan baik yang dipaparkan melalui jalan cerita, juga memiliki tujuan untuk dipentaskan. Drama
ditulis sebagai bagian dari karya sastra yang dapat dikembangkan menjadi sebuah pertunjukan panggung.
6. Pembelajaran Menulis Naskah Drama dengan Stop Motion
Pembelajaran menulis naskah drama merupakan materi yang diberikan dibagian akhir pembelajaran drama. Biasanya penulisan naskah drama dilakukan
setelah melewati pembelajaran membaca naskah, memainkan peran, mencari unsur drama, dan akhir pembelajaran adalah menulis naskah drama.
Penulisan naskah drama seringkali dianggap susah karena terbatasnya ide. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh media pembelajaran yang digunakan.
Menulis naskah drama dengan media stop motion akan memudahkan siswa dalam menyusun kerangka dan mengembangkannya menurut ide dan gagasan masing-
masing. Naskah drama yang dituliskan harus berdasarkan dari video stop motion
yang disajikan sehingga siswa hanya menonton video kemudian mengambangkan kerangka menurut kemampuan dan imajinasi masing-masing. Selain itu, media
stop motion juga digunakan untuk memunculkan daya tarik siswa dalam mengerjakan tugas menulis karena seringkali siswa merasa kesulitan dan malas
dengan tugas menulis.
Teknik yang digunakan dalam menulis naskah drama dengan media stop motion ini cukup sederhana, seperti beberapa langkah di bawah ini:
a. Guru menyajikan video stop motion yang berisi drama satu babak. Babak drama yang diberikan adalah drama awal atau bagian orientasi dan atau
sampai dengan konflik. b. Siswa mencatat hal-hal penting yang ada dalam video stop motion tersebut
seperti unsur intrinsik, kutipan dialog dan informasi penting lainnya. c. Siswa menuliskan kerangka cerita menurut ide masing-masing dengan
berdasarkan kisah awal yang ditampilkan dalam video stop motion tersebut. d. Siswa mengembangkan kerangka cerita awal menjadi drama satu babak yang
kemudian bisa diteruskan lagi untuk memunculkan konflik, klimaks dan penyelesaian masalah menurut ide dan imajinasi masing-masing.
Media ini sebenarnya hanya memberikan pancingan atau lecutan bagi siswa untuk membuka ide dan pikiran mereka. Setelah menemukan sesuatu yang
penting dan mengawali cerita, siswa dapat mengembangkan sendiri cerita tersebut menjadi tulisan naskah drama dengan babak yang tak terbatas.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ibrahim 2013 yang berjudul “Media Karikatur Sebagai Media Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Naskah Drama pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah”. Dalam penelitian tersebut