62 4. Menentukan skor presentase dengan rumus
= 100
Contoh: Pada kategori validasi ahli materi
a. =
100 = 72 b.
= 100 = 100
Tabel 3.7 Kategori Persentase Kelayakan Validasi Ahli Materi
No. Skor
Skor dalam Presentase  Kategori Kelayakan 1.
69-85 81-100
Sangat Layak 2.
52-68 61-80
Layak 3.
35-51 41-60
Cukup Layak 4.
18-34 21-40
Kurang Layak 5.
0-17 0-20
Tidak Layak
Tabel 3.8 Kategori Presentase Kelayakan Validasi Ahli Media
No. Skor
Skor dalam Presentase  Kategori Kelayakan 1.
77-95 81-100
Sangat Layak 2.
58-76 61-80
Layak 3.
39-57 41-60
Cukup Layak 4.
20-38 21-40
Kurang Layak 5.
0-19 0-20
Tidak Layak
b. Menggunakan teknik analisis data “YA” dan “TIDAK” Untuk  menguji  kelayakan  media terhadap  siswa  atau  subyek  uji
coba, peneliti menggunakan skala Guttman. Menurut Sugiyono 2004: 90, skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas  yaitu
“ya-tidak“,  “benar-salah”,  “pernah-tidak  pernah”,  “positif-negatif”  dan
63 lain-lain. Jawaban dari skala Guttman dapat dibuat skor tertinggi 1 satu
dan terendah 0 nol.
Tabel 3.9 Skala Guttman Skor
Kriteria
Tidak Setuju 1
Setuju Keterangan :
Tidak Setuju = Tidak Setuju = Ya
Pada  perhitungan  instrumen  siswa  menggunakan  skala Guttman dan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
= 100
X = persentase skor Hasil
jawaban  yang  diperoleh  dengan  perhitungan  diatas  berguna  untuk mengembangkan  kesimpulan  seperti  yang  telah  dikemukakan  oleh Sugiyono
2004: 90 yaitu: 1. 0,00 – 0,25 = No association or low association weak assocation
2. 0,26 – 0,50 = Moderately low association moderately weak assocation 3. 0,51 – 0,75 = Moderately High association moderately high assocation
4. 0,76 – 1,00 = High association strong association up to perfect assocation Berdasarkan kriteria tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. 0 - 25 = tidak ada aspek kelayakan
2. 25 - 50 = cukup rendah memenuhi aspek kelayakan 3. 50 - 75 = cukup tinggi memenuhi aspek kelayakan
4. 75 - 100 = memenuhi aspek kelayakan
64 Berdasarkan
penghitungan tersebut media puzzle angka dapat dikatakan “LayakBaik”  digunakan  dalam  pembelajaran  apabila  persentase  kelayakan
mencapai    75.  Sebaliknya,  dikatakan  “Tidak  layaktidak  baik”  apabila persentase kelayakan ≤ 75.
Tabel 3.10 Pedoman Kriteria Kategori Respon Anak Didik Skor
Kriteria
75 Layak
≤ 75 Tidak Layak
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal
Penelitian dan pengumpulan informasi awal melalui observasi dan wawancara  kepada  kepala  sekolah  dan  guru  kelompok  B  TK
Indriyasana Pugeran yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan gambaran  mengenai  kondisi  dan  kendala  yang  ada  pada  proses
kegiatan  belajar.  Untuk  pengumpulan  data  dilakukan  melalui wawancara dengan kepala sekolah dan guru mengenai kendala apa saja
yang sering dialami dalam pembelajaran: Berikut  permasalahan  yang  muncul  berdasarkan  hasil  dari
pengumpulan data di TK Indriyasana Pugeran :
a. Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Proses  wawancara  kepada  kepala  sekolah  TK  Indriyasana Pugeran dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2016. Wawancara
ini  bertujuan  untuk  mengetahui proses pembelajaran kendala  apa saja yang sering muncul, dan media pembelajaran yang digunakan.
Setelah  proses  wawancara  selesai,  diketahui  bahwa  media  yang tersedia  di  sekolah  ini  terbatas  apalagi  setelah  diberlakukannya
K13 di TK ini. Kendala yang sering dirasakan biasanya anak TK susah  berkonsentrasi,  siswa  sibuk  sendiri  ketika guru  sedang
menjelaskan  atau  mengganggu  temannya. Kepala  sekolah  juga
66 menjelaskan di kelas B masih ada yang belum menguasi angka 1-
10 padahal di kelas B seharusnya siswa sudah paham.
b. Hasil Wawancara Guru Kelas B
Proses wawancara dengan guru kelas B dilakukan pada 09 September  2016  pertanyaan  yang  diajukan seputar  media  yang
digunakan ketika mengajar, kendala yang sering terjadi dan materi apa  yang  sulit  untuk  diajarkan kepada  siswa.  Setelah  melakukan
wawancara  diketahui  bahwa media  yang  ada  di sekolah  rata-rata sudah tidak begitu menarik karena kebanyakan media warna sudah
pudar, media yang terbuat dari kayu pun beberapa ada yang lapuk dan tidak layak digunakan. Materi yang sulit diajarkan sebetulnya
tidak  ada  tetapi anak  memahami  materi  yang  diterangkan  guru agak sulit seperti mengenal angka, beberapa anak masih ada yang
keliru.
c. Hasil Pengamatan Pembelajaran di Kelas
Hasil  pengamatan  pada  saat  pembelajaran  berlangsung adalah sebagai berikut :
a Beragamnya  karakteristik  siswa  di  kelas,  mulai  dari yang aktif, beberapa ada yang pastif, dan kurang fokus siswa dalam
proses  kegiatan  belajar  dikelas  sehingga  guru  mengalami kesulitan dalam membangkitkan minat belajar pada anak-anak
yang pasif.
67 b Selama  proses  pembelajaran  guru  lebih  banyak  menggunakan
metode ceramah, sehingga  ada  anak  yang  sibuk  sendiri  bermain dengan  temannya dan  tidak  mendengarkan  ketika  guru  sedang
menjelaskan. c Pada proses  pembelajaran  dikelas  ada siswa yang  belum  begitu
paham mengenal angka 1-10 dengan secara urut, dilihat pada saat pembelajaran  berlangsung  ketika  guru  sedang  menjelaskan  angka
secara urut lalu guru menunjuk salah satu anak untuk melanjutkan angka  berikutnya,  anak tersebut diam  dan  tidak  mau  menjawab.
Beberapa kali guru menunjuk anak untuk menjawab, respon anak ada yang bisa menjawab, ada yang menjawab dengan jawaban yang
salah, ada  yang  tidak  menjawab  dan  ada  yang  terlihat  bingung ketika disuruh menjawab.
d Siswa  masih  banyak  yang keliru jika  dijelaskan  mengenal  angka dengan  urutan  yang  acak. Hal  serupa  juga  terjadi  ketika  guru
sedang  menjelaskan angka  dipapan  tulis  dengan  menulis  secara urut  angka  1-10,  lalu  guru  mencontohkan  angka  dengan  jari
tangannya  secara urut  terlebih  dahulu  kemudian  guru  mencoba menjelaskan secara acak atau mengurutkan dengan urutan mundur
mulai dari angka 10 sampai 1, ketika guru sedang mencontohkan angka  5 dengan  jari  tangannya  dan menunjuk satu anak  untuk
menjawab jari yang dicontohkan oleh guru itu angka berapa anak itu menjawab angka 2 ada juga yang menjawab angka 1.
68 Berdasarkan
permasalahan tersebut
maka perlu
dikembangkannya media pembelajaran yang  layak  dan  menarik sebagai  penunjang  kegiatan  belajar  yang  sesuai  dengan  kebutuhan
siswa dan dapat membantu guru dalam mengajar.
2. Perencanaan Pengembangan
Dalam  tahapan perencanaan  peneliti  menggunakan model pengembangan  pembelajaran dari Dick    Carey dengan  3  langkah,
yaitu : a. Merumuskan Tujuan
Pada  tahap  ini  peneliti  merumuskan tujuan yang  akan dimasukan  kedalam puzzle angka,  sesuai  dengan  buku  panduan
kurikulum  2013 PAUD  yang  menyatakan  bahwa  siswa  kelompok  B sudah mampu :
1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10 2. Mencocokan bilangan dengan lambang bilangan
3. Merepresentasikan  berbagai  macam  benda  dalam bentuk  gambar atau  tulisan  ada  benda  pensil  yang  diikuti  tulisan  dan  gambar
pensil. Peneliti merumuskan tujuan ini sesuai dengan pedoman kurikulum
agar alat  permainan  edukatif puzzle angka ini  berguna  untuk digunakan  bermain  sambil  belajar sesuai  dengan  pedomannya
sehingga tujuan pembelajarannya tercapai.