11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun
Anak adalah seorang individu yang unik dan memiliki karakteristik dan potensi yang harus dikembangakan. Pada usia ini anak selalu aktif,
memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap apa yang dilihat, dirasakan dan didengarnya. Pada masa ini anak harus didorong untuk
mengembangkan inisiatif, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak
mendapat hambatan dari lingkungannya, maka anak akan mampu mengembangkan daya kreatifnya, dan hal–hal yang produktif dalam
bidang yang disenanginya. Menurut Anggani Sudono 2000 dalam bukunya yang berjudul
Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Anak Usia Dini menyatakan tentang alat permainan bahwa sebagai berikut :
“Semua alat bermain yang digunakan oleh anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki berbagai macam sifat seperti bongkar pasang,
mengelompokkan, memadukan, mencari padanannya, merangkai, membentuk, mengetok, menyempurnakansuatu desain, atau menyusun
sesuai bentuk utuhnya.”
Pemberian alat permainan pada anak usia dini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapatkan dan
memperkaya pengetahuannya. Oleh karena itu pengembangan alat permainan edukatif puzzle ini menyesuaikan dengan karakteristik anak
12 kelompok B TK. Sehingga pada penggunaan alat permainan edukatif yang
dikembangkan sebagai sumber belajar, hal tersebut sesuai dengan tingkat kebutuhan anak dan dapat digunakan secara maksimal. Alat permainan
edukatif memfasilitasi anak untuk belajar mengembangkan koordinasi antara mata dan otot-ototnya, mengembangkan penyempurnaan gerakan-
gerakan, dan mengembangkan penyempurnaan penggunaan panca indra. Setiap periode perkembangan menunjukan ciri-ciri atau
karakteristik tertentu. Menurut Sofia Hartati 2005: 17. Karakteristik perkembangan merupakan tugas perkembangan pada suatu periode yang
harus dicapai dan dikuasai oleh seorang anak. Tugas perkembangan meliputi berbagai karakteristik perilaku pada setiap aspek perkembangan.
anak usia 5-6 tahun pada umumnya, secara kognitif khususnya matematika sudah dapat melakukan banyak hal, dalam Standar Perkembangan Anak
Tim penyusun, 2007: 45 diantaranya; 1 menyebut dan membilang 1-20; 2 mengenal lambang bilangan; 3 menghubungkan konsep bilangan
dengan lambang bilangan; 4 membuat urutan bilangan dengan benda- benda; 5 membedakan dan membuat dua kumpulan benda yang sama
jumlahnya, yang tidak sama, lebih sedikit dan lebih banyak; 6 menyebut hasil penambahan dan pengurangan dengan benda.
Dengan demikian berdasarkan karakteristik perkembangan yang telah dicapai anak usia 5-6 tahun sudah mampu untuk mengkomunikasikan
hubungan matematis secara sederhana seperti dapat menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan dengan benar.
13
B. Perkembangan Kognitif Anak TK Kelompok B
Perkembangan kognitif Slamet Suyanto, 2005: 53 menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi untuk
dapat berpikir. Perkembangan kognitif merupakan gabungan dari kedewasaan otak dan sistem saraf, serta adaptasi dengan lingkungan. Pola
perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget dimana setiap orang melalui empat tahapan perkembangan, yaitu:
a. Sensorimotor 0-2 tahun, pada tahap ini anak lebih banyak menggunakan gerak refleks dan inderanya untuk berinteraksi dengan
lingkungan disekitarnya. Anak pada tahap ini peka dan suka terhadap sentuhan yang diberikan dari lingkungannya.
b. Praoperasional 2-7 tahun, pada tahap ini anak mulai menunjukkan proses berpikir yang lebih jelas dibandingkan tahap sebelumnya, anak
mulai mengenali simbol termasuk bahasa dan gambar. c. Konkret operasional 7-11 tahun, pada tahap ini anak sudah mampu
memecahkan persoalan sederhana yang bersifat konkret, anaks udah mampu berpikir berkebalikan atau berpikiran dua arah.
d. Formal operasional 11 tahun ke atas, pada tahap ini anak sudah mampu berpikir secara abstrak, mampu membuat analogi, dan mampu
mengevaluasi cara berpikirnya. Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa perkembangan anak
bersifat lanjut dari tahap ke tahap dan tidak terputus. Pada setiap anak berbeda-beda dalam mencapai suatu tahapan, terkadang batas antara tahap
14 satu dengan tahap lainnya tidak begitu terlihat. Anak usia TK kelompok B
berada pada tahap praoperasional konkret 2-7 tahun. Istilah praoperasional menunjukkan pada pengertian belum matangnya cara kerja
pikiran. Pemikiran pada tahap ini masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik Santrock, 2002: 251. Adapun ciri-ciri berpikir pada tahap
praoperasional menurut Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 88 diantaranya: a. Mulai mengenal fungsi simbolis; anak mulai mampu bermain pura-
pura, disamping itu penguasaan bahasa menjadi semakin sistematis b. Terjadi tingkah laku imitasi; anak suka melakukan peniruan besar-
besaran, terutama pada kakak atau teman yang lebih besar usianya dan jenis kelamin yang sama.
c. Cara berpikir anak egosentris; yaitu suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif orang lain.
d. Cara berpikir centralized, yaitu berpusat pasa satu dimensi saja. Sebagai contohnya cara berpikir anak dalam tahap ini dikatakan belum
menguasai gejala konservasi. e. Berpikir tidak dapat dibalik; operasi logis anak pada musim ini belum
dapat dibalik f. Berpikir terarah statis, artinya dalam berpikir anak tidak pernah
memperhatikan dinamika proses terjadinya sesuatu. Secara lebih spesifik, Martini Jamaris 2006: 26 menyebutkan
kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun sebagai berikut: a. Sudah dapat memahami jumlah dan ukuran