Pembelajaran di Taman Kanak–Kanak

20 menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab, serta memiliki disiplin diri. f. Menggunakan berbagai alat permainan edukatif atau permainan edukatif dan sumber belajar. Alat permainan edukatif dan sumber belajar dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja dipersiapkan oleh pendidik, guru dan orang tua. g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang. Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik, hendaknya guru menyajikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan berulang kali. Berkaitan dengan hal tersebut usia anak pada tingkat pendidikan anak usia dini disebut tahun emas atau golden age yaitu anak usia 0-6 tahun di mana pertumbuhan dan perkembangan pada anak berlangsung pesat. Menurut Trianto 2011:14 anak usia dini yang disebut tahun emas atau golden age adalah anak usia 0-8 tahun, di mana pertumbuhan dan perkembangan fisik dan motorik, perkembangan moral, emosional, intelektual dan bahasa juga berlangsung amat pesat. Oleh karena itu jika ingin mengembangkan bangsa yang cerdas, beriman dan bertaqwa, serta berbudi luhur hendaknya dimulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini. 21 Menurut pendapat Trianto Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya menggunakan prinsip-prinsip Trianto, 2011:25-26, sebagai berikut: a. Berorientasi pada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik amupun psikis. b. Belajar sambil bermain. Melalui bermain anak diajak untuk berekplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil keputusan mengenai benda yang ada di sekitarnya. c. Lingkungan yang kondusif. Lingkungan harus diciptakan sedemikan rupa sehingga menarik, menyenangkan, aman dan nyaman, sehingga mendukung kegiatan belajar sambil bermain. d. Menggunakan pembelajaran terpadu. Pembelajaran melalui tema harus dibangun menarik, membangkitkan minat serta konseptual, sehingga anak mampu mengenal secara mudah dan jelas. e. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup. Mengajarkan anak agar dapat menolong dirinya sendiri, mandiri, tanggung jawab dan disiplin diri. f. Menggunakan berbagai alat permainan edukatif edukatif dan sumber belajar. g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang. Pembelajaran hendaknya mulai dari konsep sederhana dan dekat dengan anak. 22 h. Aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan. i. Pemanfaatan teknologi informasi. Memanfaatkan teknologi untuk menstimulasi dan melancarkan kegiatan belajar. Berdasarkan penjelasan di atas pengembangan Alat Permainan Edukatif Puzzle untuk anak didik kelompok B TK Indriyasana Pugeran memiliki tujuan memenuhi prinsip–prinsip Pendidikan Anak Usia Dini seperti 1 mengutamakan kebutuhan anak belajar angka dari yang paling dasar, 2 belajar dengan bermain sehingga anak dapat berekplorasi dan mencoba sendiri, 3 lingkungan yang kondusif sehingga anak dapat bermain dan belajar dengan senang dan nyaman, 4 menggunakan pembelajaran dengan tema yang dirangkai menarik dan membangkitkan minat belajar anak, 5 menggunakan alat permainan edukatif belajar atau permainan edukatif yang menyenangkan. Standar kompetensi anak usia dini terdiri dari pengembangan aspek yaitu a moral dan nilai–nilai agama, b sosial, emosional, dan kemandirian, c bahasa, d Kognitif, e Fisik Motorik, f Seni. Badru Zaman, 2006: 1 Pengembangan alat permainan edukatif pembelajaran dalam penelitian ini berupa Alat Permainan edukatif puzzle yang meyesuaikan standar kompetensi yaitu anak akan berkembang pada aspek kemandirian, kognitif, dan fisik–motorik. Pengaplikasian permainan alat permainan edukatif ini akan mendukung konsep bermain sambil belajar, untuk 23 menarik perhatian siswa yang sering menyibukkan dirinya sendiri ketika belajar dikelas. Menurut Departemen Pendidikan Nasional 2003: 13-14, ada 9 prinsip pembelajaran di Taman kanak–kanak sebagai berikut: 1. Bermain sambil belajar dan belajar seraya sambil bermain 2. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan 3. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak 4. Pembelajaran berpusat pada anak 5. Pembelajaran menggunakan pendekatan tematik 6. Kegiatan pembelajaran yang PAKEM pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan 7. Pembelajaran mengembangkan kecakapan hidup 8. Pembelajaran di dukung oleh lingkungan yang kondusif 9. Pembelajaran yang kondusif Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Pembelajaran di taman kanak– kanak harus menyenangkan, merangsang anak untuk belajar, dan merangsang anak untuk kreatif. Ada berbagai macam cara atau metode pembelajaran di taman kanak–kanak. Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang ditetapkan. Metode pembelajaran di taman kanak–kanak 24 antara lain adalah metode bercerita, bercakap–cakap, tanya jawab, karyawisata, bermain peran, eksperimen, projek, dan pemberian tugas. Pembelajaran di taman kanak–kanak selain menekankan belajar sambil bermain, harus juga menekankan pada pembelajaran yang bermanfaat bagi pengembangan karakter. Pendidikan merupakan strategi pembentukan karakter bangsa. Taman kanak–kanak adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pembelajaran yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik koordinasi motorik halus dan kasar, bahasa kognitif, sosio emotional sikap dan perilaku serta agama, sesuai dengan keunikan dan tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

D. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Ahmad Rohani 1997: 3 media diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat berfungsi sebagai perantara, sarana, maupun alat proses komunikasi proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Sri Anitah 2012: 6 memberikan pengertian bahwa media dapat berupa orang, bahan, alat, maupun peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk menerima sesuatu pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Menurut Ali 1992: 69 bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar. Sedangkan menurut Yusuf Hadi Miarso 2004: 458 berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu 25 yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu berupa alat, bahan, orang, ataupun peristiwa yang berfungsi sebagai perantara untuk merangsang si pebelajar menciptakan kondisi yang memungkinkan si pebelajar menerima pengetahuan.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu dalam tercapainya tujuan pembelajaran sehingga hasil berlajar dapat meningkat. Menurut Rohani Ahmad 1997: 6 mengemukakan media dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan pengamatan, mengatasi hal-hal yang kompleks meningkatkan terjadinya interaksi pembelajaran, membangkitkan minat dan motivasi siswa. Fungsi pembelajaran menurut Arief S Sadiman 1996: 48 yaitu; a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Melalui media pembelajaran kita dapat memperoleh informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu, misalnya dalam dalam tema binatang, anak dapat memperoleh pengetahuan tentang binatang tanpa harus mencari binatang tersebut secara terpisah, hal tersebut dapat membuat pembelajran menjadi efisien. 26 b. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Dalam proses pembelajaran materi yang di sampaikan terkadang memerlukan media yang mampu memperjelas suatu obyek misalnya untuk mempelajari sesuatu yang tidak memungkinkan bagi pendidik untuk membawa langsung ke dalam kelas dapat menggunakan miniatur, model, gambar ataupun audio visual. c. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Ada beberapa hal yang mempunyai keterbatasan dalam pembelajaran langsung obyek nyata, melalui media hal tersebut dapat teratasi misalnya obyek yang terlalu besar sehingga tidak memungkinkan untuk memindahkannya ke dalam kelas, obyek yang terlalu kecil akan sulit bagi anak untuk mengamati obyek yang terlalu kecil seperti bakteri, hewan yang berukuran kecil dll, obyek yang bergerak terlalu cepat, dan obyek yang memiliki risiko tinggi, seperti pembuatan jembatan, anak tidak perlu mendatangi langsung proses pembuatan tersebut karena berisiko tinggi. d. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. e. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Media dapat menyeragamkan pemahaman terhadap si pembelajar f. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkret dan realitas. Media yang biasa digunakan dalam pembelajaran memeliki 27 relevansi dengan kajian konsep dasar yang benar dan bersifat kongkret dan sesuai dengan realitas. g. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. Media memungkinkan bagi si pebelajar membangkitkan ketertarikan dan minat yang baru bagi si pebelajar. h. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. Media yang menarik bagi si pebelajar akan membangkitkan motivasi si pebelajar untuk lebih dalam menggali pengetahuan. i. Media memberikan pengalaman yang integral menyeluruh dari yang kongkret sampai dengan abstrak. Media dapat memberikan pengetahuan yang menyeluruh. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2011: 2 memaparkan beberapa manfaat media dalam proses pembelajaran adalah: a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. b. Bahan pengajaran akan lebih jelas makanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para anak, dan memungkinkan anak menguasai tujuan pengajaran lebih baik. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui peraturan kata-kata oleh guru, sehingga anak tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.