28
b Setelah selesai melambungkan bola, pemain langsung pindah pada posisi berikutnya dan ambil sikap
permulaan.
Gambar 2.4 Urutan pasing atas Sunardi dan Kardiyanto, 2013: 33
3. Teknik dasar Smash Spike
Menurut Sunardi dan Kardiyanto 2013: 39, smash “adalah pukulan bola yang keras atau pelan dengan cara melompat.
sebagai bagian dari sebuah serangan dalam permainan dengan tujuan untuk mematikan lawan dan mendapat poin”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa smash adalah pukulan yang utama dalam menyerang untuk mencapai
kemenangan. Dalam melakukan smash diperlukan jangkauan dan lompatan yang tinggi juga dipengaruhi oleh kekuatan otot kaki.
Langkah-langkah untuk melakukan pukulan smash adalah a Ancang-ancang Melompat:
1 Berdiri dengan kaki sejajar, langkah pertama kaki kanan, kemudian kaki kiri, lalu kaki kanan, dan ditutup langkah
kaki kiri yang ditempatkan sedikit lebih maju dibanding kaki kanan tangan kanan.
2 Langkah pertama dan kedua ayunan tangan normal, dan ada saat langkah terakhir, kedua tangan mengayun ke
belakang bersama-sama. b Gerakan Melompat:
1 Ayunan kedua tangan bersama-sama ke depan sekaligus membantu gaya dorong ke atas.
2 Dengan menekukan sedikit lutut untuk selanjutnya mendorong melompat explosive power.
29
c Gerakan Memukul: 1 Tangan kanan di atas dan ditarik ke belakang, tangan kiri
di depan dipakai sebagai penyeimbang atau target titik pukulan
2 Badan direntangkan ke belakang mirip busur panah 3 Kemudian bersamaan dengan ayunan tangan kanan ke
depan, badan dilecutkan ke depan, untuk memukul bola. 4 Titik pukul bola adalah titik tertinggi dalam raihan tangan.
d Perkenaan: 1 Perkenaan bola adalah tepat pada telapak tangan.
2 Ayunan pukulan dimulai dari siku, dilanjutkan dengan pergelangan tangan, kemudian bahu.
Gambar 2.5 Rangkaian gerakan smash Sunardi, 2013: 39
5. Metode Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan
oleh pendidik
untuk menangani
suatu kegiatan
pembelajaran yang mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi Permendikbud, 2014: 103. Pembelajaran “adalah sesuatu
yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta
didik melakukan kegiatan belajar”. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan
peserta didik. Cooperatif learning adalah teknik pengelompokan yang di
dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Menurut
30
Suprijono 2009 : 54 berpendapat bahwa, “ Pembelajaran Kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.
Pembelajaran kooperatif
adalah salah
satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Belajar dalam pembelajaran kooperatif dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran Isjoni, 2009: 14-15.
Pembelajaran kooperatif dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas, termasuk kelas-kelas yang khusus untuk anak-anak
berbakat, kelas pendidikan khusus, dan bahkan untuk kelas dengan tingkat kecerdasan “rata-rata”, dan khususnya sangat diperlukan dalam
kelas heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan. Pembelajaran kooperatif dapat membantu membuat perbedaan menjadi bahan
pembelajaran dan bukannya menjadi masalah. Karena sekolah bergerak dari sistem pengelompokkan yang lebih heterogen,
pembelajaran kooperatif menjadi semakin penting. Lebih jauh lagi, pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan yang sangat besar untuk
mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa pendidikan khusus terbelakang secara
akademik dengan teman sekelas mereka, ini jelas melengkapi alasan pentingnya untuk menggunakan pembelajaran kooperatif dalam kelas-
kelas berbeda Slavin, 2009: 5. Keunggulan pembelajaran kooperatif adalah siswa terlibat
aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, serta
31
dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya Isjoni, 2009. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam
metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok- kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pelajaran. Para siswa dalam kelas kooperatif diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing
Slavin, 2009: 4. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan
operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya Permendikbud, 2014: 103. Terdapat
beberapa metode dalam pembelajaran kooperatif, namun yang digunakan dalam penelitian ini TGT.
b. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif