67
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pemahaman supaya tidak menjadi penafsiran yang keliru dan kemungkinan timbulnya makna ganda, serta pembaca
paham akan maksud peneliti tentang variabel-variabel penelitian, maka perlu
diberikan penjelasan sebagai berikut.
1. Hasil belajar IPS
Hasil belajar IPS adalah hasil tes dari materi Peristiwa Sekitar Proklamasi dan Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan yang mencerminkan kemampuan
kognitif C1, C2, dan C3, serta hasil observasi perilaku siswa pada saat mengikuti pembelajaran IPS menggunakan metode role playing yang mencerminkan
kemampuan psikomotor P1, P2, dan P3. Kemampuan kognitif yang diukur pada penelitian ini meliputi, a pengetahuan C1, yang meliputi kemampuan siswa
untuk menyebutkan, mengidentifikasi, menunjukkan, memilih, menyatakan, menulis, memasangkan, dan menamai, b pemahaman C2, yang meliputi
kemampuan siswa
untuk menjelaskan,
menafsirkan, membandingkan,
menguraikan, dan membedakan, dan c penerapan C3, yang meliputi kemampuan siswa untuk menerapkan, memanfaatkan, membiasakan, menilai dan
menyikapi. Kemampuan psikomotor atau kemampuan siswa dalam berperilaku yang diukur dalam penelitian ini meliputi, a perception persepsi yang meliputi
aspek rangsangan indera, pemilihan stimulus, dan translasi, b set kesiapan yang meliputi kesiapan mental, kesiapan fisik, dan kesiapan emosional, dan c guided
response gerakan terbimbing yang meliputi aspek imitasi dan trial and error. Adapun yang merupakan hasil belajar IPS dalam penelitian ini adalah hasil tes
68 ranah kognitif berupa aspek pengetahuan, pemahaman dan penerapan serta hasil
lembar pengamatan perilaku siswa yang diperoleh selama siswa mengikuti proses pembelajaran IPS menggunakan metode role playing berupa aspek perception,
set, dan guided response. 2.
Metode Role Playing Metode role playing adalah metode pembelajaran melalui permainan
peran-peran tertentu, dengan memperagakan cerita-cerita terkait peristiwa masa lampau agar siswa memiliki pemahaman yang lebih terkait materi yang sifatnya
abstrak, serta dengan menerapkan langkah-langkah, sebagai berikut. a.
Pemanasan pengantar serta pembahasan cerita dari guru Cerita pengantar disampaikan guru untuk menarik perhatian siswa dan
membantu siswa masuk dalam suasana yang hendak dimainkan dalam role playing.
b. Memilih siswa yang akan berperan
Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya. Pemilihan siswa sebisa mungkin pilih pemain
yang dapat mengenali peran yang hendak dibawakan. c.
Menyiapkan penonton yang akan mengobservasi Penonton harus mengetahui tugasnya saat permainan role playing
dilaksanakan. Penonton yang mengobservasi diberikan panduan observasi agar kegiatan dapat berlangsung sesuai dengan yang telah direncanakan.
d. Mengatur panggung
Panggung diatur untuk memberikan ruang gerak untuk para pemain.
69 Penataan panggung ini dapat sederhana ataupun kompleks. Konsep sederhana
memungkinkan untuk dilakukan karena intinya bukan kemewahan panggung, tetapi proses bermain peran itu sendiri.
e. Permainan
Pada saat permainan berlangsung, jika terjadi kemacetan guru membimbing dengan pertanyaan. Jika tidak berhasil, maka mencari pemain
pengganti. Apabila pemain pengganti tidak ada, langsung pada diskusi dan evaluasi.
f. Diskusi dan evaluasi
Diskusi membantu siswa dalam menganalisis, menafsirkan, memberi jalan keluar dan mereaksi permainan yang dilakukan yang berdampak pada
pengetahuan dan perilaku siswa. Evaluasi ini dapat disampaikan oleh penonton maupun guru. Penonton dan guru dapat memberikan saran dan tanggapan
terhadap permainan yang telah dilakukan oleh kelompok yang baru bermain. g.
Permainan berikutnya Permainan berikutnya dapat menambah pemahaman siswa mengenai
materi yang dipelajarinya. h.
Diskusi lebih lanjut Diskusi lebih lanjut digunakan untuk memperdalam analisis, penafsiran,
dan reaksi siswa. i.
Generalisasi Menyimpulkan materi yang sudah dipelajari melalui metode role playing.
Tahap ini dilakukan dengan panduan atau bimbingan dari guru.
70
F. Kajian Penelitian yang Relevan