49
B. Metode Role Playing
1. Metode-metode Pembelajaran IPS
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam
pembelajaran Anitah, dkk, 2008: 1.24. Setiap metode mengajar mempunyai ciri khasnya sendiri dalam membentuk pengalaman belajar siswa, dimana setiap
metode saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Pemilihan metode mengajar ini disesuaikan dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi pelajaran.
Jenis-jenis metode mengajar menurut Anitah, dkk 2008: 5.18 – 5.33
sebagai berikut. a.
Metode Ceramah Lecture Metode ceramah merupakan bentuk penyajian materi yang dilakukan oleh
guru secara lisan. Penggunaan metode ceramah ini akan lebih baik jika disampaikan secara bervariasi, yaitu dilengkapi dengan penggunaan alat dan
media supaya siswa tetap dapat berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran. Langkah-langkah penyampaian materi menggunakan metode ceramah juga harus
sistematis, mulai dari pemberian informasi, identifikasi dan klarifikasi masalah, penyajian analisis masalah, stimulus semangat, hingga permunculan ide baru.
Metode ceramah ini sesuai digunakan untuk menyampaikan fakta-fakta atau konsep yang sederhana dan digunakan untuk pembelajaran yang bersifat klasikal
atau jumlah siswa yang relatif banyak. Metode ceramah ini dianggap ekonomis waktu dan biaya karena waktu dan materi pelajaran dapat diatur oleh guru secara
50 langsung. Keterbatasan metode ceramah yaitu, materi pelajaran lebih cenderung
pada aspek ingatan dan pusatsumber belajar adalah guru. b.
Metode Diskusi Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar melalui pemberian
suatu masalah yang harus diselesaikan secara bersama, yang biasanya diselesaikan dalam kelompok. Jumlah anggota kelompok dapat beragam, mulai dari 3-7 siswa
kelompok kecil, 8-12 siswa kelompok sedang, dan 13-40 siswa kelompok besar ataupun diskusi kelas. Bahan pelajaran yang akan didiskusikan harus dapat
menstimulus siswa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kegiatan diskusi dipimpin oleh seorang ketua atau moderator untuk mengatur jalannnya diskusi
supaya tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator atau motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa selama diskusi agar
diskusi dapat dilakukan secara efektif. Kelemahan metode diskusi, yaitu relatif memerlukan waktu yang banyak, materi pelajaran dapat menjadi lebih luas dan
siswa yang aktif hanya siswa tertentu saja. c.
Metode Simulasi Simulation Metode simulasi merupakan metode mengajar dimana objek belajarnya
bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, tetapi kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Metode simulasi dapat digunakan dalam pembelajaran
kelompok. Metode simulasi dapat memberikan latihan kepada siswa untuk meningkatkan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok.
Penyajian materi pelajaran melalui metode simulasi dilakukan dengan cara siswa
51 memainkan peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Jenis-jenis metode simulasi diantaranya, yaitu:
1 bermain peran role playing, yaitu metode pembelajaran yang mengutamakan
pola permainan dalam bentuk dramatisasi dan dilakukan oleh sekelompok siswa memalui arahan dari guru untuk melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya. Pembelajaran ini berujuan untuk menciptakan kembali gambaran masa silam.
2 sosiodrama, yaitu metode pembelajaran kelompok untuk memecahkan
masalah yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk sosial. 3
permainan simulasi simulation games, merupakan metode pembelajaran dimana siswa bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan dengan
tujuan agar siswa belajar membuat suatu keputusan. Metode simulasi banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKn,
pendidikan agama dan pendidikan apresiasi. Metode simulasi dapat membentuk keterampilan siswa dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan berinteraksi. Metode
ini berlandasakan pada pendekatan CBSA dan keterampilan proses, sehingga pembelajaran menggunakan metode simulasi minitikberatkan pada kativitas
siswa. Melalui metode ini pula, siswa akan dapat menguasai konsep dan keterampilan intelektual, sosial dan motorik dalam bidang-bidang yang
dipelajarinya serta mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan.
52 d.
Metode Demonstrasi Metode demontrasi
merupakan metode mengajar
dengan cara mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu
menggunakan alat-alat pembelajaran sehingga siswa dapat mempelajari materi secara proses. Hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan metode ini adalah
seluruh siswa harus dapat mengamati objek atau alat pembelajaran yang akan didemonstrasikan. Proses pembelajaran melalui metode demonstrasi juga dapat
dilakukan dengan cara mendatangkan narasumber yang akan mendemonstrasikan objek materi pelajaran.
e. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar dengan cara melakukan percobaan dan mengamatinya secara proses. Metode ini erat kaitannya dengan
metode demonstrasi karena keduanya dapat digunakan secara bersamaan. Metode ini dapat dilakukan secara kelompok maupun individu baik di laboraturium, di
dalam kelas maupun di luar kelas. Metode eksperimen harus dilaksanakan secara sitemik dan sistematis, yaitu mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan
kajian hasil. Lebih lanjut siswa harus membuat laporan kemudian dipresentasikan kepada teman-temannya, sebagai dasar untuk melihat sebera jauh penerapan
kemampuan berpikir siswa, kemampuan penjelasan, kemampuan berargumentasi dan kemampuan menyimpulkan hasil eksperimen.
f. Metode Karyawisata
Metode karyawisata atau field trip merupakan aktivitas belajar siswa di laur kelas yang mebitikberatkan pada perjalanan yang relatif jauh dari kelas atau
53 sekolah untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan topik bahasan
yang bersifat umum. Contoh dari metode karyawisata ini adalah mengunjungi tempat-tempat yang miliki peninggalan sejarah, perjalanan mengunjungi kebun
binatang, atau tempat rekreasi dengan mempertimbangan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian hasil belajar. Pembelajaran melalui karya wisata harus
direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis dan sistemik. Pembelajaran ini dapat untuk meningkatkan kemampuan psikologis siswa, seperti
rasa senang dan rasa kebersamaan yang akan berdampak pada peningkatan perhatian dan motivasi belajar.
g. Metode Pemecahan Masalahan
Metode pemecahan masalah hakikatnya sama dengan inkuiri dan diskoveri, dimana metode ini banyak mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Proses belajar dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Metode ini sesuai jika
digunakan pada siswa SD di kelas tinggi. Metode ini juga sering digunakan dalam implementasi pembelajaran terpadu maupun kontekstual.
Berdasarkan pemaparan metode-metode pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode-metode pembelajaran IPS meliputi metode ceramah,
metode diskusi, metode simulasi, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode karya wisata dan metode pemecahan masalah. Metode-metode tersebut
digunakan oleh guru untuk membelajarkan siswa, dimana masing-masing metode memiliki karakteristik yang berbeda dan dapat saling menunjang satu sama lain.
54 Metode-metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Penelitian ini akan menggunakan metode simulasi khusunya metode bermain peran role playing karena melalui metode simulasi, siswa dapat
menguasai keterampilan intelektual, sosial dan motorik yang sesuai dengan konsep hasil belajar. Metode role playing ini juga sesuai dengan materi peristiwa
sekitar proklamasi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan, karena melalui metode role playing, suasana historis pada masa silam dapat dimunculkan lagi.
Berdasarkan hal tersebut, diharapkan siswa dapat menghayati nilai-nilai, serta mengembangkan keterampilan siswa yang meliputi keterampilan mengamati,
menarik kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan. Metode ini juga diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi dan menjadikan
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. 2.
Pengertian Metode Role Playing Role playing merupakan metode pembelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa dengan cara memerankan suatu tokoh Sugihartono, dkk, 2013: 83. Role playing dapat digunakan guru agar siswa
memperoleh penghayatan nilai-nilai dan perasaan Hidayati, 2002: 109. Metode role playing menurut Djamarah 2005: 237 merupakan suatu cara menguasai
materi pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan siswa. Keterampilan yang dapat dikembangkan melalui role playing, yaitu keterampilan mengamati,
menarik kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan. Menurut Shaftel Shaftel 1982: 10 sebagai suatu metode, role playing
dapat digunakan untuk melakukan penelitian, menggambarkan masalah,
55 mengembangkan empati, merangsang komunikasi, memotivasi untuk menulis,
menciptakan kesadaran tentang perlunya keterampilan, mengajarkan unsur pemecahan masalah, merangsang perkembangan moral, keputusan yang diusulkan
dapat mempengaruhi setiap orang dan dapat merangsang proses pengambilan keputusan.
Tujuan dan manfaat role playing yaitu sebagai berikut Shaftel dalam Hidayati, 2002: 92.
a. Agar siswa dapat menghayati peristiwa-peristiwa dalam hidupannya.
b. Agar siswa memahami sebab dan akibat dari suatu peristiwa.
c. Agar siswa memiliki ketajaman indera dan rasa.
d. Agar perasaan dan ketegangan siswa dapat disalurkan melalui kegiatan
pembelajaran yang menarik. e.
Agar kemampuan masing-masing siswa dapat teramati. f.
Agar siswa dapat membentuk konsep secara mandiri. g.
Agar siswa dapat menggali peranan seseorang dalam suatu kejadian atau keadaan.
h. Agar kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis analisis,
berkomunikasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain dapat dibina. i.
Agar siswa dapat mengendalikan dan memperbarui perasaannya, cara berpikir dan perbuatannya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, role playing digunakan untuk menghidupkan kembali suasana historis yang terjadi di masa lampau dan sebagai
upaya untuk menghayati nilai-nilai, serta mengembangkan keterampilan siswa
56 yang meliputi keterampilan mengamati, menarik kesimpulan, menerapkan dan
mengkomunikasikan. Materi dalam penelitian ini adalah peristiwa sekitar proklamasi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan merupakan peristiwa
historis, yang dapat dihidupkan kembali suasananya menggunakan metode role playing.
3. Langkah-langkah Metode Role Playing
Langkah-langkah role playing menurut Hidayati 2002: 94 yaitu 1 pemanasan pengantar serta pembahasan cerita dari guru, 2 memilih siswa yang
akan berperan, 3 menyiapkan penonton yang akan mengobservasi, 4 mengatur panggung, 5 permainan, 6 diskusi dan evaluasi, 7 permainan berikutnya, 8
diskusi lebih lanjut, dan 9 generalisasi. Langkah-langkah role playing menurut Wahab 2012: 112-114 yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Persiapan
meliputi mempersiapkan penonton untuk mengobservasi dan perispan para pemain untuk melakukan role playing, dilanjutkan pelaksanaan bermain peran,
dalam tahap tindak lanjut diadakan diskusi dan permainan kembali. Berdasarkan pendapat ahli di atas, role playing digunakan untuk
menghidupkan kembali suasana historis dan menghayati nilai-nilai. Materi dalam penelitian
ini adalah
peristiwa sekitar
proklamasi dan
perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang merupakan peristiwa historis dan dapat
dihidupakan lagi suasana peristiwanya melalui metode role playing. Role playing mempunyai beberapa langkah. Penelitian ini menggunakan langkah-langkah
metode role playing menurut Hidayati 2002: 93, sebagai berikut.
57 a.
Pemanasan pengantar serta pembahasan cerita dari guru Cerita pengantar disampaikan guru untuk menarik perhatian siswa dan
membantu siswa masuk dalam suasana yang hendak dimainkan dalam role playing. Cerita pengantar ini berisi tentang sinopsis cerita yang akan diperankan
oleh siswa. b.
Memilih siswa yang akan berperan Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan
siapa yang akan memainkannya. Pemilihan siswa sebisa mungkin pilih pemain yang dapat mengenali peran yang hendak dibawakan.
c. Menyiapkan penonton yang akan mengobservasi
Penonton harus mengetahui tugasnya saat permainan role playing dilaksanakan. Penonton yang mengobservasi diberikan panduan observasi agar
kegiatan dapat berlangsung sesuai dengan yang telah direncanakan. d.
Mengatur panggung Panggung diatur untuk memberikan ruang gerak untuk para pemain.
Penataan panggung ini dapat sederhana ataupun kompleks. Konsep sederhana memungkinkan untuk dilakukan karena intinya bukan kemewahan panggung,
tetapi proses bermain peran itu sendiri. e.
Permainan Permainan siswa jangan dinilai dari aktingnya karena tujuan utama
permainan adalah menyampaikan materi. Jika terjadi kemacetan, guru membimbing dengan pertanyaan. Jika tidak berhasil, maka mencari pemain
58 pengganti. Apabila pemain pengganti tidak ada, langsung pada diskusi dan
evaluasi. f.
Diskusi dan evaluasi Diskusi membantu siswa dalam menganalisis, menafsirkan, memberi jalan
keluar dan mereaksi permainan yang dilakukan yang berdampak pada pengetahuan dan perilaku siswa. Evaluasi ini dapat disampaikan oleh penonton
maupun guru. Penonton yang bertugas mengobervasi jalannya permainan peran, dapat memberikan masukan-masukan maupun komentar terkait dengan permainan
peran yang dilakukan temannya. g.
Permainan berikutnya Permainan berikutnya dapat menambah pemahaman siswa mengenai
materi yang dipelajarinya. h.
Diskusi lebih lanjut Diskusi lebih lanjut digunakan untuk memperdalam analisis, penafsiran,
dan reaksi siswa. i.
Generalisasi Menyimpulkan materi yang sudah dipelajari melalui metode role playing.
Tahap ini dilakukan dengan panduan atau bimbingan dari guru. Peneliti menggunakan langkah-langkah role playing yang dikemukakan
oleh Hidayati karena dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS pada materi peristiwa sekitar proklamasi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Role Playing
Metode role playing memiliki kelebihan dan kelemahan, karena pada
59 dasarnya metode pembelajaran saling melengkapi satu sama lain. Penggunaan
metode role playing di dalam proses pembelajaran dapat dikolaborasikan dengan metode-metode lain, bergantung dari karakteristik materi pokok pelajaran yang
diajarkan dan bergantung pada karakteristik siswa. Keunggulan role playing menurut Sudjana 2002: 136 sebagai berikut.
a. Peran yang ditampilkan siswa dengan menarik akan segera mendapat
perhatian siswa lain. b.
Role playing dapat digunakan baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
c. Role playing dapat membantu siswa untuk memahami pengalaman orang lain
yang melakukan peran. d.
Role playing membantu siswa untuk menganalisis dan memahami situasi serta memikirkan masalah yang terjadi dalam role playing.
e. Menumbuhkan rasa kemampuan dan kepercayaan diri peserta didik untuk
berperan dalam menghadapi masalah. Kelemahan metode role playing menurut Huda 2013: 211 antara lain, a
banyaknya waktu yang dibutuhkan, b kesulitan menugaskan peran tertentu kepada siswa jika tidak dilatih dengan baik, c ketidakmungkinan menerapkan
RPP jika suasana kelas tidak kondusif, d membutuhkan persiapan yang benar- benar matang yang akan menghabiskan waktu dan tenaga, e tidak semua materi
pelajaran dapat disajikan melalui metode ini. Metode role playing memungkinkan siswa untuk lebih aktif selama dan
setelah memperagakan ceritasituasi tertentu, dibandingkan jika siswa belajar
60 secara individual. Melalui metode role playing siswa juga dapat lebih memahami
dan menghayati isi materi secara keseluruhan, karena melalui kegiatan memerankan seseorang atau sesuatu, dapat membuat siswa mudah memahami dan
menghayati hal-hal yang dipelajarinya Baroroh, 2011: 162. Siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, dapat membagi tanggung jawab,
dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, dapat berpikir dan memecahkan masalah. Metode role playing dapat
menciptakan pembelajaran yang menarik dan siswa dapat mengikuti kegiatan belajar dalam suasana yang menyenangkan.
C. Penerapan Metode Role Playing dalam Pembelajaran IPS