62
peningkatan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran yang juga memberi dampak positif bagi peningkatan kualitas hasil pembelajaran.
2. Peningkatan Hasil dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Peningkatan keterampilan menulis cerita pendek pada siswa dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada pratindakan hingga
siklus II. Pada tahap pratindakan, banyak siswa yang masih belum mampu menghasilkan cerita pendek dengan baik. Hal tersebut juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, dkk. 2015. Dalam jurnalnya diungkapkan bahwa pada pratindakan dan siklus I siswa masih mengalami
kesulitan dalam membuat alur dan menentukan penokohan yang baik. Hal tersebut dapat ditangani dengan memberikan arahan untuk membuat kerangka karangan
terlebih dahulu. Pada penelitian ini, pada tahap pratindakan dan siklus I siswa masih mengalami kesulitan dalam menemukan ide dan mengembangkan cerita.
Hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan pendalaman materi pada unsur- unsur cerita pendek, khususnya materi latar dan alur cerita.
Tranwati 2009 dalam jurnalnya menunjukkan adanya peningkatan hasil cerita pendek siswa pada tahap pratindakan hingga siklus II. Peningkatan tersebut
terjadi pada setiap aspek penilaian cerita pendek, meliputi penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa yang ditampilkan dalam bentuk tabel peningkatan
dan penjabaran singkat. Dalam penelitian ini, pembahasan peningkatan hasil juga diuraikan berdasarkan aspek-aspek penilaian cerita pendek namun melalui
63
pendeskripsian. Pembahasan dalam penelitian ini disertai dengan potongan cerita pendek yang ditulis siswa.
1 Aspek Isi
Aspek isi memiliki dua kriteria penialaian, yaitu kesesuaian cerita dengan tema dan ketuntasan cerita. Berikut merupakan hasil menulis cerita pendek pada
tahap pratindakan dilihat dari dua kriteria yang telah disebutkan. a
Kesesuaian cerita dengan tema. Kriteria kesesuaian cerita dengan tema menitikberatkan pada cara siswa
mengembangkan tema yang telah ditentukan secara optimal. Pada tahap pratindakan siswa masih diberi kebebasan untuk memilih tema yang akan
digunakan dalam menulis cerita pendek. Pada tahap pratindakan ini, siswa belum begitu mampu menyesuaikan isi cerita dengan tema yang dipilih.
Gambar 3: Potongan Cerita Pendek PratindakanTerkait Kesesuaian Cerita dengan Tema
Penggalan cerita pendek di atas ditulis oleh siswa S13 yang berjudul “Rasa” dan mengisahkan mengenai persahabatan dan rasa suka yang tumbuh di
antara mereka. Pengembangan tema kurang karena belum terlihat penggambaran konflik secara jelas. Sementara itu, peningkatan terjadi cukup signifikan pada
siklus I dan siklus II.