terlalu sedikit pada mencit betina sebagai hewan uji sehingga dalam penelitian ini dipilih dosis 50 mgkgBB. Tidak dipilih dosis 100 mgkgBB karena selain geliat
yang ditimbulkan berbeda tidak bermakna dengan dosis 50 mgkgBB tetapi juga karena pertimbangan dari segi keamanan asam asetat dan toksisitas yang
ditimbulkan terhadap hewan uji.
3. Penentuan selang waktu pemberian rangsang
Penentuan selang waktu pemberian rangsang asam asetat ini bertujuan untuk menentukan selang waktu saat pemberian asam asetat setelah bahan uji
diberikan. Pada selang waktu ini diharapkan bahan uji telah mencapai onsetnya dan memberikan efek analgesik yang optimal. Rata-rata jumlah geliat pada masing-
masing waktu dapat dilihat pada tabel IV. Tabel IV. Rata-rata jumlah geliat pada beberapa selang waktu
Kelompok Rata-rata jumlah geliat
X ± SE 5 menit
51,67 ± 1,20 10 menit
31,67 ± 1,76 15 menit
33,33 ± 0,88
Dari data tersebut dapat dilihat, pada selang waktu 10 dan 15 menit geliat yang ditimbulkannya lebih sedikit dibanding pada selang waktu 5 menit. Untuk
melihat adanya perbedaan pada ketiga kelompok tersebut dilakukan analisis variansi satu arah dan uji Scheffe.
Tabel V. Analisis variansi satu arah penentuan selang waktu pemberian asam asetat. Sumber
variansi Jumlah
kuadrat Derajat
bebas Rata-rata
kuadrat F Hitung
probabilitas Antar
perlakuan 738,889
2 369,444
Error percobaan
dalam kelompok
32,000 6
5,333 69,271
0,000
Dari data tersebut terlihat probabilitasnya 0,000 0,05, yang berarti ada perbedaan pada ketiga kelompok tersebut. Untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna
atau tidak dilakukan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95. Tabel VI. Uji Scheffe pada penentuan selang waktu pemberian rangsang
Kelompok waktu 5 menit
10 menit 15 menit
5 menit -
B B
10 menit B
- TB
15 menit B
TB -
Keterangan : TB : berbeda tidak bermakna p0,05
B : berbeda bermakna p0,05
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu pemberian 5 menit memiliki perbedaan yang bermakna dengan selang waktu 10 menit dan 15 menit,
sedangkan antara selang waktu 10 menit dan 15 menit perbedaannya tidak bermakna secara statistik. Dipilih selang waktu 10 menit karena jumlah geliat yang
ditimbulkan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit sehingga masih bisa diamati. Pada selang waktu ini diharapkan bahan uji yang diberikan telah dapat
diabsorpsi sehingga pada saat diberikan rangsang asam asetat sudah bisa memberikan efek analgesik pada hewan uji mencit betina.
4. Pemilihan kontrol negatif
Pemilihan kontrol negatif bertujuan untuk memilih zat yang tidak memberikan efek analgesik dan dapat digunakan untuk membandingkan seberapa
besar persentase terjadinya penurunan respon geliat pada hewan uji. Zat uji yang dibandingkan adalah aquades dan CMC Na karena keduannya tidak memiliki efek
analgesik. Jumlah geliat yang dihasilkan oleh hewan uji pada kedua perlakuan tersebut
kemudian dianalisis menggunakan uji T untuk mengetahui adanya perbedaan antar kedua kelompok perlakuan. Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada kedua kelompok
dapat dilihat pada tabel VII. Tabel VII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada pemilihan kontrol negatif
Kelompok perlakuan Jumlah kumulatif geliat
X ± SE Probabilitas
Aquades 59,67 ± 2,03
CMC Na 58, 00 ± 1,53
0,731
Dari data tersebut terlihat bahwa probabilitasnya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,731 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kedua kelompok tersebut terdapat
perbedaan yang tidak nyata. Dengan demikian kedua bahan tersebut dapat digunakan sebagai kontrol negatif. Pada penelitian ini dipilih aquades karena selain
mudah didapat, juga karena kandungan perasan daging buah makutodewo yang sebagian besar adalah air.
5. Pemilihan dosis parasetamol
Dalam penelitian ini parasetamol berfungsi sebagai kontrol positif yang berguna sebagai pembanding terhadap kelompok perlakuan. Parasetamol perlu
ditetapkan dosis pemakaiannya supaya dosis yang dipakai memberikan efek yang optimal. pada parasetamol dosis terapi yang biasa digunakan pada manusia adalah
500 mg yang kemudian dikonversikan pada mencit menjadi 91 mgkgBB. Dosis ini kemudian dipilih menjadi dosis awal dan dosis lainnya didapat dengan menaikkan
dosis menjadi 150 dan 200 dari dosis awal sehingga dosis yang diujikan sebesar 91 mgkgBB; 136,5 mgkgBB; dan 182 mgkgBB. Hasil analisisnya dapat dilihat
pada tabel berikut : Tabel VIII. Rata-rata jumlah geliat pada pemilihan dosis parasetamol
Kelompok perlakuan Jumlah subyek uji
Rata-rata jumlah geliat X ± SE
91 mgkgBB 3
30,33 ± 0,88 136,5 mgkgBB
3 28,33 ± 0,88
182 mgkgBB 3
22,67 ± 0,88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI