2. Antaraksi farmakodinamik Antaraksi farmakodinamik adalah antaraksi obat yang bekerja pada sistem
reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik atau antagonistik Setiawati, 1995.
3. Antaraksi farmasetik Antaraksi ini merupakan antaraksi fisika kimia antar obat sehingga
mengubah aktivitas farmakologiknya. Yang sering terjadi misalnya dalam mencampur obat obat dalam cairan secara bersamaan seperti pada infus atau sediaan
injeksi Suryawati, 1995. Pada antaraksi farmasetik terjadi inkompatibilitas karena penyiapan atau inaktivasi ketika obat dicampur Ritter and Mant, 1999.
I. Metode Pengujian Daya Analgesik
Secara umum, pengujian aktivitas analgetika dilakukan secara in vitro dan in vivo
. Uji in vitro lebih banyak dilakukan untuk menguji aktivitas analgetika sentral yaitu dengan menguji kemampuan suatu zat uji dalam menduduki atau berikatan
dengan reseptor. Berdasarkan jenis analgetika, metode pengujian efek analgesik dibagi menjadi 2 Turner, 1965, yaitu:
1. golongan analgetika narkotika
Metode penapisan aktivitas analgesik untuk analgetika narkotika antara lain sebagai berikut ini.
a. Metode jepitan ekor. Sekelompok mencit disuntik dengan senyawa uji dengan dosis tertentu secara subkutan s.c. atau intravena i.v.. Tiga puluh menit
kemudian, jepitan dipasang pada pangkal ekor mencit selama 30 detik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mencit yang tidak diberi senyawa uji akan berusaha melepaskan diri dari kekangan tersebut, tetapi mencit yang diberi analgetika akan mengabaikan
kekangan tersebut. Dalam rentang waktu tertentu jepitan dipasang kembali. Respon positif yang menunjukkan adanya daya analgesik apabila tidak ada
usaha untuk melepaskan jepitan selama 15 detik pada tiga kali pengamatan. b. Metode rangsang panas. Hewan percobaan ditempatkan di atas lempeng
panas dengan suhu 50
o
C sampai 55
o
C sebagai stimulus nyeri, dilengkapi dengan penangas yang berisi campuran sama banyak aseton dan etil format
yang mendidih. Mencit yang sudah diberi larutan uji secara subkutan atau peroral, diletakkan pada hot plate yang sudah dipersiapkan. Reaksi mencit
adalah menjilat kaki depan, kaki belakang lalu meloncat. Selang waktu antara pemberian stimulus nyeri dan terjadinya respon, disebut waktu reaksi,
dapat diperpanjang oleh obat-obat analgetika. Perpanjangan waktu reaksi selanjutnya dapat dijadikan sebagai ukuran dalam mengevaluasi aktivitas
analgesik. c. Metode pengukuran tekanan. Metode ini menggunakan suatu alat untuk
mengukur tekanan yang diberikan pada ekor tikus secara seragam. Alat tersebut terdiri dari 2 syringe yang dihubungkan ujung dengan ujungnya
yang bersifat elastis, fleksibel, dan pipa plastik yang diisi dengan cairan. Sisa pipa dihubungkan dengan manometer. Syringe yang pertama diletakkan
secara vertikal dengan ujung menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah penghisap syringe. Ketika tekanan diberikan pada penghisap dari
syringe yang kedua, tekanan ini akan berhubungan dengan sistem hidrolik
pada syringe yang pertama kemudian dengan ekor tikus. Tekanan yang sama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI