Virgin Coconut Oil PENELAAHAN PUSTAKA

Nyeri dalaman viseral atau nyeri perut terjadi antara lain pada tegangan organ perut, kejang otot polos, aliran darah kurang, dan penyakit yang disertai radang Mutschler, 1995. Rangsang nyeri diterima oleh reseptor khusus yang disebut dengan reseptor nyeri. Reseptor nyeri berupa saraf khusus dengan ujungnya yang bebas sehingga dapat menerima rangsang sensasi lain. Secara fungsional, reseptor nyeri dibedakan menjadi dua jenis reseptor yang dapat menyusun dua sistem serabut yang berbeda yaitu. a. Mekanoreseptor, yang meneruskan nyeri permukaan melalui serabut A- delta bermielin b. Termoreseptor, yang meneruskan nyeri kedua melalui serabut-serabut C yang tidak bermielin Mutschler, 1995. Serabut A-delta merupakan saraf unimodal dan memiliki myelin pada aferen. Kecepatan penghantaran listriknya 2-30 ms. Reseptor ini merespon rangsang mekanik dan termal serta memproduksi nyeri yang terlokalisasi Anonim, 2001. Serabut C merupakan saraf polimodal yang tidak bermyelin sehingga daya hantar listriknya lebih lambat menjadi sekitar 0,5-2 ms. Luas area wilayah pada permukaan kulit sekitar 1 mm 2 . reseptor ini merespon stimulus mekanik, termal dan secara khusus kimiawi. Efek yang dirasakan terasa lama dan rasa nyeri yang membakar Anonim, 2001. Rangsang yang cukup untuk menimbulkan rasa nyeri adalah kerusakan jaringan atau gangguan metabolisme jaringan. Di sini senyawa tubuh sendiri dibebaskan dari sel-sel yang rusak, yang disebut zat nyeri mediator nyeri, yang dapat menyebabkan perangsangan reseptor nyeri. Mediator nyeri kini juga disebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI autacoida dan terdiri dari antara lain histamin, serotonin, bradikinin, leukotrien, dan prostaglandin 2. Mediator nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang, dan jaringan yang lain Tjay dan Rahardja, 2002. Yang termasuk zat nyeri dengan potensi kecil adalah ion hidrogen. Pada penurunan nilai pH di bawah 6 selalu terjadi rasa nyeri yang meningkat pada kenaikan konsentrasi ion H + lebih lanjut. Kerja lemah yang mirip dipunyai juga oleh ion kalium yang keluar dari ruang intrasel setelah terjadi kerusakan jaringan dan dalam interstitium pada konsentrasi 20 mmolliter menimbulkan rasa nyeri. Demikian pula berbagai neurotransmitter dapat bekerja sebagai zat nyeri pada kerusakan jaringan. Histamin pada konsentrasi relatif tinggi 10 -8 gl terbukti sebagai zat nyeri Guyton dan Hall, 1995; Mutschler, 1995. Rangsangan atau noksius Kerusakan jaringan Pembentukan Kinin misalnya: bradikinin Prostaglandin Sensibilitas reseptor Pembebasan: H + pH 6 K+ 20 mmolL Asetilkolin Serotonin Histamin Gambar 2. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelah kerusakan jaringan Nyeri pertama Nyeri lama