Antaraksi Obat PENELAAHAN PUSTAKA

pada syringe yang kedua akan meningkatkan tekanan pada ekor tikus. Manometer akan membaca ketika tikus memberikan respon. Respon tikus yang pertama adalah meronta kemudian akan mengeluarkan suara mencicit tanda kesakitan. d. Metode potensi petidin. Metode ini kurang baik, karena dibutuhkan hewan uji dalam jumlah besar, tetapi dapat digunakan untuk uji sedatif. Tiap kelompok tikus terdiri dari 20 ekor, setengah kelompok dibagi menjadi 3 kelompok kecil dan diberi petidin dengan dosis berturut-turut yaitu 2, 4, dan 8 mgkg. Setengah kelompok dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok petidin dan senyawa uji dengan dosis 25 dari LD 50 . Persen analgesik dihitung dengan bantuan metode rangsang panas. e. Metode antagonis nalorfin. Uji analgesik dengan metode ini bertujuan untuk menunjukkan aksi obat-obat seperti morfin. Nalorfin memiliki kemampuan untuk meniadakan aksi dari morfin. Hewan uji yang biasa digunakan dalam metode ini adalah tikus, mencit, dan anjing. Hewan uji diberi obat dengan dosis toksik kemudian segera diikuti pemberian nalorfin 0,5-10,0 mgkgBB secara intravena. Sebuah obat yaitu piritramid dapat menyebabkan respon seperti hilangnya refleks korneal dan refleks bradipnea. Efek tersebut dapat dilawan setelah 1 menit pemberian nalorfin 1,25 mgkgBB yang disuntikkan secara intravena. Teori menyebutkan bahwa nalorfin dapat menggantikan ikatan morfin dengan reseptornya. f. Metode kejang oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari posterior, dapat menyebabkan kontraksi uterus sehingga menimbulkan kejang pada tikus. Respon kejang meliputi kontraksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI abdominal sehingga menarik pinggang dan kaki belakang. Respon kejang dapat diatasi dengan pemberian morfin atau turunannya. Tikus betina diberi estrogen dengan menanam atau memasukkan 15 mg pelet dietilstilbestrol secara subkutan pada paha tikus. Setelah 10 minggu hewan uji siap diuji analgesik. Senyawa yang akan diuji diberikan 15 menit secara subkutan sebelum diberi oksitosin secara intraperitoneal. Penurunan kejang dapat teramati dan ED 50 dapat diperkirakan. Selain morfin senyawa analgetika yang bisa diuji dengan metode ini adalah heroin, metadon, kodein, meperidin. g. Metode pencelupan air panas. Sepuluh tikus disuntik intraperitoneal dengan senyawa uji, kemudian ekor tikus dicelupkan dalam air panas suhu 58 o C. respon tikus dilihat dari hentakan ekornya dari air panas. 2. golongan analgetika non narkotika a. metode induksi kimia Pada metode ini digunakan rangsang kimia berupa zat kimia yang secara intraperitonial pada mencit yang sudah diberi senyawa uji secara oral pada selang waktu tertentu. Zat kimia yang biasa digunakan untuk memberikan respon berupa nyeri yaitu fenilkuinon. Respon nyeri pada mencit adalah geliat berupa konstraksi perut disertai tarikan kedua kaki belakang dan perut menempel pada lantai. Geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam. Pemberian analgesik akan mengurangi rasa nyeri sehingga jumlah geliat yang terjadi berkurang. Metode ini peka untuk pengujian senyawa-senyawa analgesik yang memiliki daya analgesik lemah. Selain itu, metode ini cukup sederhana dan memberikan hasil yang spesifik. Pada metode ini, daya analgesik dapat dievaluasi menggunakan persen penghambatan terhadap geliat, yaitu: penghambatan terhadap geliat = 100 – [ PK x 100 ] Keterangan: P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian obat yang telah ditetapkan K = jumlah rata-rata geliat hewan uji kelompok kontrol Sumber lain menyatakan bahwa pada metode rangsang kimia, adanya aktivitas analgetika dinyatakan oleh jumlah terjadinya geliat pada hewan uji lebih sedikitnya ≥ 50 dari kelompok kontrol Anonim, 1991. b. Metode pedodolometer. Metode ini menggunakan aliran listrik untuk mengukur besarnya daya analgesik. Alas kandang tikus terbuat dari kepingan metal yang bisa mengalirkan listrik. Tikus diletakkan pada kandang tersebut kemudian dialiri listrik. Respon ditandai dengan teriakan dari tikus tersebut. Pengukuran dilakukan setiap 10 menit selama 1 jam. c. Metode rektodolometer. Tikus diletakkan dalam kandang yang dibuat khusus dengan alas tembaga yang dihubungkan dengan sebuah penginduksi yang berupa gulungan. Ujung lain dari gulungan tersebut kemudian dihubungkan dengan silinder elektroda tembaga. Sebuah voltmeter yang sensitif untuk mengubah 0,1 volt dihubungkan dengan konduktor yang berada di atas gulungan. Tegangan yang sering digunakan untuk menimbulkan teriakan mencit adalah 1 sampai 2 volt. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

J. Landasan Teori

Nyeri pain merupakan suatu gejala yang umum dan sering terjadi mengikuti salah satu atau lebih penyakit. Hampir sebagian besar penyakit memberi gejala nyeri yang dimanifestasikan dalam bentuk rasa sakit pada organ atau jaringan tubuh Anonim, 1991. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak dan yang berkaitan dengan ancaman kerusakan jaringan. Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkat level dimana nyeri dirasakan untuk pertama kali. Makuto dewo merupakan obat tradisional yang digunakan masyarakat Indonesia untuk mengobati penyakit seperti diabetes, asam urat, darah tinggi, darah rendah, kanker, sakit kepala, dan sakit perut. Selain itu juga untuk mengobati penyakit jantung, liver, rematik, penyakit ginjal, serta untuk penambah stamina. Makuto dewo kaya akan senyawa kimia, diantaranya alkaloid, saponin, flavonoid, dan senyawa polifenol Anonim, 2004. Parasetamol dikenal sebagai obat yang berkhasiat analgesik antipiretik. Mekanisme kerjanya dengan menghambat enzim siklooksigenase, yaitu suaru enzim yang menjadi perantara bagi asam arakhidonat mengkonversi diri menjadi prostaglandin. Dengan adanya penghambatan enzim siklooksigenase ini maka akan mengganggu konversi asam arakhidonat menjadi endoperoksida siklik, biosintesis prostaglandin sebagai mediator nyeri pun akan terganggu sehingga rasa nyeri dapat ditekan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Flavonoid adalah penghambat metabolisme asam arakhidonat yang poten. Jika metabolisme asam arakhidonat dihambat, mediator-mediator nyeri seperti prostaglandin, tromboksan, dan prostasiklin tidak terbentuk, dengan demikian maka perangsangan reseptor nyeri juga tidak terjadi Robinson, 1995. Minyak kelapa memiliki kadar asam lemak tidak jenuh ganda omega-3 eicosa-penta-einoic acid EPA dan docasa-hexaenoic acid DHA yang dapat menurunkan very low density lipoprotein VLDL dan viskositas darah, menghambat tromboksan, serta mencegah penyumbatan pembuluh darah. Karena proses penghambatan metabolisme asam arakhidonat sehingga mediator nyeri seperti tromboksan tidak terbentuk oleh asam lemak tidak jenuh ganda omega-3 eicosa-penta-einoic acid EPA dan docasa-hexaenoic acid DHA pada virgin coconut oil dan karena proses penghambatan pembentukan mediator nyeri seperti tromboksan oleh flavonoid yang terdapat pada makuto dewo maka perangsangan reseptor nyeri juga lebih efektif dapat dihambat.

K. Hipotesis

Penambahan virgin coconut oil pada perasan daging buah makuto dewo akan meningkatkan aktivitas daya analgesik dari perasan daging buah makuto dewo itu sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak pola searah

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian Utama a. Variabel bebas yaitu perasan daging buah makuto dewo yang dicampur dengan Virgin Cocconut Oil VCO dengan merk “Vicol” yang diproduksi oleh CV. Kelapa Mas Yogyakarta. b. Variabel tergantung yaitu jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam. 2. Variabel Pengacau Terkendali a. Subjek uji berupa mencit putih betina galur swiss yang berumur antara 2,5 – 3,0 bulan. Berat badan antara 20 – 30 gram. Keadaan patologi berstatus sehat dan tidak mengalami penurunan aktivitas fisik. b. Bahan uji berupa buah makuto dewo yang sudah tua, berwarna merah segar dan Virgin Cocconut Oil VCO dengan merk “Vicol” yang diproduksi oleh CV. Kelapa Mas Yogyakarta. 3. Variabel Pengacau Tak Terkendali a. Ketahanan mencit, yaitu kemampuan individu mencit dalam menahan rasa sakit. 36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Kemampuan absorpsi, yaitu kemampuan absorbsi perasan daging buah makuto dewo dan Virgin Cocconut Oil oleh individu mencit. c. Umur tanaman makuto dewo. d. Jumlah kandungan kimia tanaman makuto dewo

C. Bahan atau Materi Penelitian

Penelitian ini menggunakan bahan-bahan sebagai berikut: 1. Hewan uji berupa mencit betina galur Swiss, berumur sekitar 2-3 bulan, dengan berat badan 20-30 gram. 2. Sediaan uji berupa perasan daging buah makuto dewo yang sudah masak 3. Aquades.untuk kontrol negatif yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 4. Asam asetat sebagai perangsang nyeri berupa asam asetat glasial yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 5. Parasetamol kualitas berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, dan rasa sedikit pahit yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 6. CMC-Na untuk melarutkan parasetamol yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.