B. Pembuatan Larutan Uji
1. Pembuatan air perasan daging buah makuto dewo
Larutan uji didapat dengan memeras daging buah makuto dewo yang telah masak dan telah dicuci bersih dengan menggunakan kain saring. Biji buah harus
dikeluarkan terlebih dahulu karena sifatnya yang toksik. Buah makuto dewo yang matang ditandai dengan warna kulit yang merah cerah dan agak lunak bila ditekan.
Dari hasil orientasi diketahui bahwa dari 250 g daging buah makuto dewo jika diperas akan menghasilkan 100 ml air perasan. Air perasan daging buah makuto
dewo yang digunakan merupakan perasan yang murni tanpa penambahan air.
2. Pencampuran larutan uji
Setelah air perasan daging buah makuto dewo didapat maka selanjutnya dicampurkan dengan Virgin Coconut Oil dengan takaran yang telah ditentukan dan
pencampuran dilakukan dengan bantuan alat homogenizer selama 30 detik.
C. Uji Pendahuluan
Sebelum dilakukan pengujian daya analgesik dari air perasan daging buah makuto dewo murni, Virgin Coconut Oil murni dan campuran air perasan daging
buah makuto dewo murni dengan Virgin Coconut Oil murni, terlebih dahulu dilakukan beberapa uji pendahuluan. Tujuan dari dilakukannya uji pendahuluan ini
adalah untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan data agar hasil yang diperoleh nantinya lebih optimal. Uji pendahuluan yang dilakukan adalah
penentuan kriteria geliat, penetapan dosis asam asetat, penentuan selang waktu pemberian rangsang, pemilihan kontrol negatif dan pemilihan dosis parasetamol.
1. Penentuan kriteria geliat
Respon yang diamati pada uji daya analgesik ini adalah berupa geliat. Untuk menentukan keseragaman geliat maka perlu adanya suatu kriteria yang pasti
untuk membedakan geliat mencit sebenarnya dengan gerakan lain yang mirip. Dikatakan geliat seekor mencit apabila mencit menarik kedua kaki ke belakang
dengan mengempiskan perutnya sehingga permukaan perutnya menempel pada alas tempat berpijak mencit.
Pada percobaan ini alas yang digunakan adalah alas kaca karena pengamatan dilakukan dalam kotak kaca. Respon geliat ini muncul karena rasa sakit
yang dialami oleh mencit akibat adanya jaringan yang rusak atau iritasi yang disebabkan oleh pemberian asam asetat 1 dengan dosis pemberian sebesar 50
mgkgBB secara intraperitoneal. Geliat yang ditimbulkan oleh asam asetat ini bersifat subyektif.
2. Penetapan dosis asam asetat
Pada penelitian ini rangsang kimia yang digunakan adalah asam asetat. Penetapan dosis asam asetat bertujuan untuk mendapatkan dosis efektif asam asetat
yang dapat menimbulkan nyeri dan bisa menimbulkan geliat yang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit sehingga respon geliat masih bisa teramati.
Secara teoritis, dosis asam asetat yang semakin meningkat akan semakin meningkatkan respon geliat hewan uji. Hal ini terjadi karena asam asetat dapat