B. Hasil Uji Pendahuluan
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa uji pendahuluan yang bertujuan untuk menvalidasi metode uji efek anti inflamasi. Tujuan validasi ini adalah untuk
menjamin agar metode yang digunakan dapat memberikan hasil yang valid dan akurat. Uji pendahuluan dalam penelitian ini meliputi waktu pemotongan kaki
setelah injeksi karagenin 1 subplantar, dosis efektif natrium diklofenak, waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif, dan waktu pemberian ekstrak
etanol daun senggani. Data yang diperoleh dari uji pendahuluan berupa berat udema pada kaki
mencit selanjutnya dianalisis dengan uji Kolmogorov–Smirnov untuk mengetahui homogenitas data yang dapat dilihat pada signifikan lebih besar dari 0,05. Apabila
data yang diperoleh homogen dilakukan analisa anova pola searah dengan tingkat kepercayaan 95 kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe.
1. Uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi suspensi
karagenin 1
Uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1 ini dilakukan untuk mengetahui waktu pemotongan kaki mencit yang tepat
setelah injeksi karagenin 1 secara subplantar yaitu waktu dimana karagenin mampu memberikan efek maksimal sehingga diperoleh udema yang maksimal pula. Suspensi
karagenin 1 ini dipilih sebagai zat iritan penginduksi udema pada kaki mencit karena karagenin merupakan salah satu iritan penginduksi udema yang paling banyak
digunakan. Karagenin tidak menimbulkan respon yang peka terhadap obat anti inflamasi, karagenin tidak menimbulkan kerusakan jaringan pada kaki mencit,
karagenin digunakan untuk memprediksi efektivitas potensial terapetik dari obat-obat anti inflamasi baik dari golongan steroid maupun dari golongan non steroid.
Dari uji yang dilakukan diperoleh data bahwa pada selang waktu satu jam berat udema rata-rata sebesar 0,0382g, dua jam sebesar 0,0440g, tiga jam sebesar
0,0916g , dan empat jam sebesar 0,0953g. Data ini dianalisis statistik non parametrik dengan menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui homogenitas
datanya. Signifikan yang diperoleh sebesar 0,231 dan karena signifikasi datanya melebihi 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal.
Setelah diketahui bahwa distribusi data normal maka dilanjutkan analisis statistik parametrik. Analisis statistik parametrik yang digunakan adalah anova satu
arah dengan taraf kepercayaan 95 . Rangkuman hasil analisis anova satu arah dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Rangkuman hasil anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95 data berat udema kaki mencit pada uji pendahuluan selang waktu pemotongan kaki mencit setelah
diinjeksi karagenin 1 Keterangan Df
F Probabilitas
p Berat udema
antar kelompok perlakuan
3 597,136 0,000
Pada tabel I dapat diketahui bahwa probabilitas p yang terjadi sebesar
0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa berat udema yang terjadi antar tiap kelompok perlakuan memiliki perbedaan yang bermakna p
0,05. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan antar kelompok bermakna atau
tidak bermakna. Hasil uji Scheffe dapat dilihat pada tabel II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel II. Rata-rata berat udema kaki mencit akibat diinjeksi karagenin 1 secara subplantar pada selang waktu tertentu, beserta hasil uji Scheffe
Hasil uji Scheffe pemberian karagenin 1 pada selang waktu tertentu
Selang Waktu
X
± SE g
1 jam 2 jam
3 jam 4 jam
1 jam 0,0382
± 0,0007 - tb Bb
bb 2 jam
0,0440 ± 0,0019
tb - Bb bb
3 jam 0,0916
± 0,0007 bb bb - tb
4 jam 0,0953
± 0,0013 bb bb Tb -
Keterangan : tb
: Berbeda tidak bermakna bb
: Berbeda bermakna x
: Rata-rata berat udema kaki mencit SE
: Standar Error
Dari hasil uji Scheffe, ternyata antar kelompok 1 dan 2 menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna p0,05, begitu juga antar kelompok 3 dan 4
menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna p0,05. Akan tetapi kelompok 1 dan 2 bila dibandingkan kelompok 3 dan 4 menunjukkan perbedaan yang bermakna
p0,05. Dari hasil tersebut ada dua data yang bisa dipilih untuk rentang waktu injeksi
karagenin yaitu data jam ke-3 dan ke-4, karena keduanya menunjukkan rata-rata berat udem yang cukup besar dibanding data lainnya. Pada jam tersebut terjadi
pembebasan mediator-mediator inflamasi yang memicu reseptor nyeri sehingga menyebabkan vasodilatasi, peningkatan permeabilitas membran, gejala peradangan
dan meningkatkan berat udema yang bertambah besar. Untuk penelitian selanjutnya dipilih jam ke-3 walau sebenarnya data jam ke-4 menunjukkan berat udema yang
lebih besar. Selain karena secara statistik kedua data berbeda tidak bermakna, pemilihan data jam ke-3 bisa memberikan efisiensi waktu.
Hasil uji pendahuluan rata-rata berat udema pada waktu pemotongan kaki mencit dapat dilihat pada lampiran 6 sedangkan bentuk diagram batang dapat dilihat
pada gambar 10. Dari diagram tersebut dapat dilihat lebih jelas perbedaan berat rata- rata udema dari setiap waktu pemotongan kaki mencit pada uji pendahuluan ini.
0,02 0,04
0,06 0,08
0,1
ra ta
-r a
ta bobo
t ud
e m
a g
1 2
3 4
re ntang w ak tu pe m otongan jam
Gambar 10. Diagram batang rata-rata berat udema kaki mencit hasil uji pendahuluan penetapan rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1
subplantar
2. Uji pendahuluan penetapan dosis efektif natrium diklofenak