polifenol yang banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan, dan beberapa minuman seperti teh hijau dan anggur merah Sitompul, 2003. Secara umum dapat dikatakan
bahwa senyawa turunan flavonoid memberikan efek antioksidan antara lain karena adanya gugus fenolik dalam struktur molekulnya. Ketika senyawa-senyawa ini
bereaksi dengan radikal bebas maka terbentuk radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonansi inti aromatik Cuvelier, 1991 cit Hertiani, 2000.
C. Metode Penyarian
Isolasi atau cara penyarian dari bahan alam dapat digunakan bahan-bahan tumbuhan atau hewan segar maupun yang telah dikeringkan, tergantung simplisia,
dan zat atau senyawa yang diisolasi Djamal, 1988. Penyarian merupakan peristiwa pemindahan masa. Zat aktif yang semula
berada di dalam sel ditarik oleh cairan penyari, sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut Anonim,1986. Secara umum cara penyarian dapat
dibedakan infundasi, maserasi, dan perkolasi.
1. Infundasi
Infundasi merupakan proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian
dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh tidak boleh disimpan lebih dari 24
jam. Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat tradisional. Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit Anonim,1986. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang, sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan
di luar sel dan di dalam sel. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Cairan yang
digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol atau pelarut lain Anonim,1986.
3. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk
simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan
cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan Anonim,1986.
Cara perkolasi lebih baik daripada dengan cara maserasi karena aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang
konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi, ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir
cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas sehingga dapat meningkatkan perbedaan
konsentrasi Anonim,1986. Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang
digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat aktif yang keluar dari perkolator disebut perkolat atau sari, sedang sisa setelah penyarian
disebut ampas atau sisa perkolasi Anonim,1986. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perkolasi. Cairan
penyari yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70. Etanol digunakan sebagai penyari karena lebih selektif, kapangkuman sulit tumbuh dalam etanol
20, tidak beracun, bersifat netral, absorpsinya baik, dapat bercampur dengan air, panas yang digunakan untuk pemekatan lebih sedikit, selain itu etanol mudah
diperoleh dan hanya untuk meningkatkan kemampuan penyariannya hanya perlu ditambah air dengan perbandingan tergantung bahan yang disari Anonim, 1986
D. Inflamasi