Antioksidan Radikal Bebas Dan Antioksidan

Ada beberapa zat yang dapat mengurangi reaksi radikal bebas dengan memutuskan rantai reaksi, yaitu antara lain 1 enzim antioksidan superoksid dimutase dan SOD, katalase, glutation peroksidase, dan SOD mimics, 2 spin trap, dan3 komponen yang memutuskan rantai Setiati, 2003 Radikal bebas yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan nyeri. Dalam proses peradangan, radikal bebas terbentuk ketika asam arakhidonat dikonversikan menjadi peroksida baik melalui jalur siklooksigenase maupun lipoksigenase. Ketika terjadi kerusakan jaringan organ produksi peroksida meningkat seiring dengan peningkatan jumlah radikal bebas, padahal tubuh memproduksi antioksidan endogen yang terbatas contohnya yaitu superoksida dismutase SOD, katalase, dan glutation peroksidase GSH Px yang bekerja menstabilkan radikal bebas. Apabila jumlah radikal bebas makin banyak, antioksidan endogen tak mampu lagi melumpuhkannya secara efektif sehingga harus ada tambahan antioksidan dari luar eksogen yang berasal dari bahan makanan Sibuea, 2004.

2. Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang dalam kadar lebih rendah dibanding bahan yang dapat dioksidasi, sangat memperlambat atau menghambat oksidasi dari bahan tersebut. Antioksidan dapat berperan sebagai spesies oksigen reaktif radikal bebas bergabung dengan zat lain untuk menimbulkan kerusakan pada sel tubuh Sibuea, 2004. Peningkatan spesies oksigen reaktif ini juga dapat menimbulkan berbagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bentuk kerusakan jaringan, padahal spesies oksigen reaktif ini bertanggung jawab terhadap aksi xenobiotik tubuh Middleton dkk., 2000 cit Ladoangin, 2004. Beberapa efek merugikan yang ditimbulkan akibat peningkatan spesies oksigen reaktif yaitu pada sistem biologi meliputi peroksida membran lipid, bahaya oksidasi asam nukleat, dan karbohidrat, serta oksigen sulfhidril, dan bagian lain dari protein. Pertahanan terhadap spesies oksigen reaktif dilakukan secara enzimatik maupun non enzimatik. Antioksidan enzimatik meliputi superoksid dismutase SOD, katalase, dan glutation peroksidase. Antioksidan non enzimatik umumnya dapat menangkap radikal bebas, baik organik maipun anorganik Middleton dkk., 2000 cit Ladoangin, 2004. Antioksidan dibedakan menjadi antioksidan eksogen dan antioksidan endogen. Antioksidan endogen antioksidan primer terdiri dari enzim-enzim dan berbagai senyawa yang disintesis dalam tubuh yang bekerja dengan cara mencegah pembentukan radikal bebasbaru. Antioksidan eksogen dikenal juga sebagai antioksidan sekunder karena menangkap radikal dan mencegah reaksi berantai. Contohnya adalah vitamin E tokoferol, vitamin C askorbat, karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin Setiati, 2003. Menurut tempat aksinya pada fase air maupun lipofil dari membran antioksidan dibagi menjdi water solubel dan lipid solubel. Antioksidan hidrofil termasuk di dalam vitamin C dan urate. Retinoid, karatenoid, flavonoid, vitamin A, termasuk antioksidan lipofil Middleton dkk., 2000 cit Ladoangin, 2004. Antioksidan selain di dalam vitamin C dan vitamin E juga terdapat pada flavonoid. Flavonoid telah dikenal dan merupakan suatu kelompok antioksidan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI polifenol yang banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan, dan beberapa minuman seperti teh hijau dan anggur merah Sitompul, 2003. Secara umum dapat dikatakan bahwa senyawa turunan flavonoid memberikan efek antioksidan antara lain karena adanya gugus fenolik dalam struktur molekulnya. Ketika senyawa-senyawa ini bereaksi dengan radikal bebas maka terbentuk radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonansi inti aromatik Cuvelier, 1991 cit Hertiani, 2000.

C. Metode Penyarian