B. Peranan Pendidikan Sains Bagi Indonesia
Sains dalam zaman modern ini tumbuh dan berkembang di berbagai Negara Barat dengan latar belakang kebudayaan Barat. Dengan demikian,
kecenderungan ilmiah dan sikap keilmuan merupakan hal yang wajar dalam masyarakat Barat. Tetapi negara-negara sedang berkembang pada umumnya
termasuk Indonesia mempunyai kebudayaan berlainan. Semangat keilmuan dan pemikiran ilmiah belum berakar pada kebudayaan negara-negara sedang
berkembang dan tidak dengan sendirinya berkembang dalam masyarakat. Pendidikan sains di Indonesia mempunyai peranan utama yang sangat
penting untuk menumbuhkan dan membina suatu kebudayaan ilmiah. Pendidikan bertugas untuk menanamkan suatu kesadaran ilmiah pada seluruh
generasi muda Indonesia. Suatu kesadaran ilmiah pada rakyat merupakan prasyarat pokok bagi pembangunan ekonomi dan perubahan sosial serta
penghapusan kebodohan Gie, 1992. Menurut Michael Martin dalam The Liang Gie 1992 ada 4 tujuan
pendidikan sains yaitu: 1.
Pengetahuan.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah pengetahuan proposisi untuk dibedakan dengan keterampilan. Proposisi adalah isi keterangan yang
terkandung dalam suatu pernyataan mengenai sesuatu hal, sedang pernyataan adalah sesuatu kalimat yang dapat benar atau salah.
2.
Keterampilan.
Penguasaan keterampilan dapat dikuasai melalui praktek. Keterampilan itu bermacam-macam misalnya membedah kelinci percobaan, meyusun
perlengkapan laboratorium, atau membuat kesimpulan dari data yang
diperoleh.
3.
Pemahaman.
Tujuan pendidikan sains mengusahakan agar para pelajar memahami fenomena fisik, teori dan kaidah, metode ilmiah, dan bahkan sains
sendiri.
4. Kecenderungan.
Tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan ialah penanaman dan pengembangan kecenderungan tertentu dalam diri setiap pelajar. Berbagai
kecenderungan itu menyangkut sikap batinnya maupun perilaku lahirnya yang mencerminkan ciri-ciri tertentu sains, misalnya kecenderungan
mental untuk membaca secara kritis atau kecenderungan yang bersifat otomatis untuk senantiasa membuka kamus mencari arti sesuatu
perkataan baru yang dijumpai.
C. Strategi Belajar Mengajar dalam Pendidikan IPA
Jose Weil dalam Hendro Jenny 1991 mengelompokkan strategi belajar mengajar menjadi 4 rumpun berdasarkan cara belajar dan proses
pembagian pribadi manusia yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI