Inputs yaitu segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok supplier Processes yaitu merupakan sekumpulan langkah yang mentransformasi, Outputs yaitu merupakan keluaran produk barang jasa dari suatu

6. Anggota Tim Team Members Anggota – anggota tim proyek Six Sigma yang harus menerima pelatihan dasar tentang metode – metode dan alat – alat Six Sigma agar mampu menerapkan dalam proyek – proyek spesifik atau proses – proses dalam organisasinya. c Mendefinisikan Kebutuhan Pelatihan dalam Proyek Six Sigma Orang – orang yang akan terlibat dalam proyek Six Sigma yang telah dipilih berdasarkan kriteria–kriteria pemilihan proyek Six Sigma yang diterapkan harus memperoleh pelatihan tentang Six Sigma. Hal penting pelatihan Six Sigma harus membuat pelatihan Six Sigma menjadi usaha yang berlangsung terus – menerus dan menjadi kebiasaan dalam organisasi Six Sigma. d Mendefinisikan Proses Kunci Beserta Pelanggan dari Proyek Six Sigma Terhadap setiap proyek Six Sigma yang telah dipilih, harus didefinisikan proses – proses kunci. Sebelum mendefinisikan proses kunci beserta pelanggan dalam proyek Six Sigma, perlu diketahui tentang “ SIPOC Suppliers–Input- Processe–Output–Customer . SIPOC merupakan suatu alat yang berguna dan paling banyak dipergunakan dalam manajemen dan peningkatan proses, dimana SIPOC merupakan lima elemen utama dalam sistem kualitas, yaitu : 1. Suppliers yaitu merupakan orang atau kelompok orang yang memberikan informasi kunci, material, atau sumber daya lain kepada proses

2. Inputs yaitu segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok supplier

kepada proses

3. Processes yaitu merupakan sekumpulan langkah yang mentransformasi,

menambah nilai input, biasanya terdiri dari beberapa sub–proses Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Outputs yaitu merupakan keluaran produk barang jasa dari suatu

proses 5. Customers yaitu merupakan orang atau kelompok orang, atau sub–proses yang menerima outputs e Mendefinisikan Kebutuhan Spesifik dari Pelanggan yang Terlibat dalam proyek Six Sigma Proyek Six Sigma Seyogianya merupakan 1. Suatu strategi dan sistem yang secara terus–menerus menelusuri dan memperbaruhi kebutuhan pelanggan, aktivitas pesaing, perubahan pasar. 2. Suatu deskripsi kebutuhan spesifik, standar kinerja yang terukur untuk setiap output kunci, yang didefinisikan pelanggan 3. Standard–standard pelayanan yang dapat diamati dan jika memungkinkan dapat di ukur, untuk keterkaitan–keterkaitan kunci dengan pelanggan 4. Suatu analisis kinerja dan standard–standard pelayanan berdasarkan pada kepentingan relatif terhadap pelanggan dan dampaknya pada stategi bisnis f Mendefinisikan Pernyataan Tujuan Proyek Six Sigma Terhadap setiap proyek Six Sigma yang terpilih, kita harus mendefinisikan isu–isu , nilai–nilai, dan sasaran dan atau tujuan dari proyek itu. Pernyataan tujuan proyek harus diterapkan untuk setiap proyek Six Sigma yang terpilih. Pernyataan tujuan yang benar adalah apabila mengikuti prinsip SMART sebagai berikut: Specific Tujuan proyek peningkatan kualitas Six Sigma harus bersifat Spesifik yang dinyatakan secara tegas. Tim peningkatan kualitas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Six Sigma harus menghidari pernyataan – peryataan tujuan yang bersifat umum dan tidak spesifik Measurable Tujuan proyek peningkatan kualitas Six Sigma harus dapat diukur menggunakan indikator pengukuran yang tepet guna mengevaluasi keberhasilan, peninjauan – ulang Achievable Tujuan program peningkatan kualitas Six Sigma harus dapat dicapai melalui usaha – usaha yang menantang. Result – Tujuan program peningkatan kualitas Six Sigma harus berfokus oriented pada hasil–hasil berupa pencapaian target–target kualitas yang ditetapkan, yang ditunjukkan melalui DPMO, peningkatan kapabilitas proses p m k p m C C : Time – Tujuan program peningkatan kualitas Six Sigma harus menetapkan bound batas waktu pencapaian tujuan itu dan harus dicapai secara tepat waktu

2.3.2 Measure M