mampu menghasilkan sesuai dengan spesifikasi produk yang ditetapkan oleh manajemen berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Process Capability
hanya diukur untuk proses yang stabil, sehingga apabila proses itu dianggap tidak stabil, maka proses itu harus distabilkan terlebih dahulu, dengan demikian nilai
standard deviasi yang digunakan dalam pengukuran process capability C
pm
berasal dari proses yang stabil sehingga merupakan variasi yang melekat pada proses yang stabil. Vinscent Gasperz, 2002, hal 8
2. Menetapkan Target Kinerja dari Karakteristik KualitasCritical–to– Quality Kunci
Penetapan target kinerja harus mempertimbangkan kemampuan proses dan kesiapan sumber – sumber daya yang ada. Secara konseptual penetapan target
kinerja dalam proyek peningkatan kualitas Six Sigma merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu harus mengikuti prinsip SMART = Specific, Measurable,
Achievable,Result – oriented, Time – bound .
3. Mengidentifikasi Sumber–sumber dan Akar Penyebab Masalah Kualitas
Dalam proyek Six Sigma membutuhkan 1 identifikasi masalah secara tepat,2 menemukan sumber dan akar penyebab dari masalah kualitas itu,
3 mengajukan solusi masalah yang efektif dan efisien. Suatu solusi masalah yang efektif apabila berhasil menemukan sumber–sumber dan akar–akar penyebab dari
masalah itu, dan mengambil tindakan untuk menghilangkan akar–akar penyebabnya.
4. Mengkonversikan Banyak Kegagalan ke dalam Biaya Kegagalan Kualitas Cost of Poor Quality = COPQ
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hasil dari peningkatan kaulitas dramatik Six Sigma yang diukur persentase antara COPQ terhadap penjualan akan terus–menerus menurun sejalan dengan
peningkatan kapabilitas Six Sigma.
Perusahaan–perusahaan besar kelas dunia yang menetapkan program Six Sigma, menciptakan pengukuran biaya kualitas quality costs untuk beberapa
alasan berikut : “Kesempatan untuk mengurangi ketidakpuasan pelanggan dan ancaman–
ancaman yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan dapat diidentifikasikan. Beberapa biaya dari kualitas jelek cost of poor quality merupakan hasil dari
kegagalan produk setelah penjualan.” Setelah akar-akar penyebab dari masalah yang ditemukan, dimasukkan ke
dalam cause and effect diagram yang telah mengkategorikan sumber-sumber penyebab berdasarkan prinsip 7M, yaitu :
1. Manpower tenaga kerja .
2. Machines mesin-mesin .
3. Methods metode kerja .
4. Material bahan baku dan bahan penolong .
5. Media surat kabar.
6. Motivation motivasi .
7. Money keuangan .
Analyze dapat disajikan dalam sebuah siklus gambar 2.3. Siklus didapatkan
dengan menghasilkan dan dengan mengevaluasi “hipotesis-hipotesis” terhadap penyebab masalah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.2Siklus hipotesis analisis dari akar masalah
Sumber : Peter S.P. Etal., 2002:87 Sebagaimana diindikasikan oleh diagram siklus analisis, ada 2 sumber kunci
dari input untuk menentukan penyebab sesungguhnya dari masalah yang ditargetkan,yaitu :
1. Analisis data Menggunakan ukuran-ukuran data yang telah dikumpulkan, atau data baru
yang dikumpulkan dalam fase analyze - untuk membedakan pola-pola, kecenderungan, atau faktor-faktor lain mengenai masalah yang
menunjukkanmembuktikantidak membuktikan penyebab-penyebab yang mungkin.
2. Analisis proses Penyelidikan yang lebih dalam dan memahami bagaimana pekerjaan
dilakukan untuk mengidentifikasi inkonsistensi, “disconnect”, atau bidang- bidang masalah yang mungkin menyebabkan atau memberikan kontribusi
terhadap masalah. Analisa data proses
Memperbaiki menolak hipotesis
Analisa data proses Membuat hipotesa
Mengkonfirmasi memilih penyebab vital
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jika digabungkan, ke-2 strategi tersebut akan menciptakan analisis six sigma
yang kuat.
2.3.4 Tahap Improve I