atas memiliki tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga
asumsi klasik “non heterokedastisitas” dapat terpenuhi.
4.5. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil pengujian asumsi diatas, terlihat bahwa asumsi- asumsi klasik yang mendasari analisis regresi telah terpenuhi. Selanjutnya
dilakukan analisis regresi linier berganda untuk membuktikan secara empiris apakah perilaku belajar dan kecerdasan emosional berpengaruh
terhadap stres kuliah mahasiswa S1 akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4.5.1. Persamaan Regresi
Adapun hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11. Persamaan Regresi
Variabel Konstanta Perilaku Belajar X
1
Kecerdasan Emosional X
2
Koefisien Regresi 118,834
0,250 -0,103
Beta 1,125 -1,460
t
hitung
5,260 -6,318 Signifikansi
0,034 0,024
Sumber: Lampiran 10 Berdasarkan
hasil pengujian
regresi linier berganda, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
50. Y = 118,834 + 0,250 X
1
-0,103 X
2
a = Konstanta = 118,834 Nilai
konstanta a
sebesar 118,834 menunjukkan bahwa,
apabila variabel perilaku belajar dan kecerdasan emosional konstan maka besarnya nilai stres kuliah yaitu sebesar 118,834.
b
1
= Koefisien regresi untuk X
1
= 0,250 Koefisien regresi untuk variabel perilaku belajar X
1
adalah sebesar 0,250. Tanda positif menunjukkan terjadinya perubahan yang
searah dari variabel perilaku belajar X
1
terhadap variabel stres kuliah Y, yang artinya bahwa setiap setiap penambahan variabel
perilaku belajar X
1
sebesar satu satuan akan meningkatkan variabel stres kuliah Y sebesar 0,2
b
2
= Koefisien regresi untuk X
1
= -0,103 Variabel kecerdasan emosional X
2
mempunyai pengaruh negatif terhadap stres kuliah, hal ini ditunjukkan dengan koefisien
regresi sebesar -0,103. Pengaruh negatif ini berarti bahwa kecerdasan emosional dan stres kuliah menunjukkan pengaruh terbalik, di mana
setiap penambahan X2 sebesar satu satuan akan menurunkan Y sebesar 0,103. Jika kecerdasan emosional semakin meningkat
mengakibatkan stres kuliah semakin menurun, begitu pula sebaliknya jika pada kecerdasan emosional semakin menurun maka stres kuliah
akan semakin meningkat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.5.2. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau R-square menunjukkan persentase seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel terikat.
Berikut adalah nilai R-square yang diperoleh dari hasil analisis: Tabel 4.12.
Pengaruh Variabel Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0,976
0,953 0,906
12,06324 Sumber : Lampiran 10
Berdasarkan tabel 4.12. diketahui nilai R Square sebesar 0,953, hal ini berarti bahwa stres kuliah mahasiswa S1 Akuntansi dipengaruhi oleh
perilaku belajar dan kecerdasan emosional sebesar 95,3, sedang sisanya 4,7 masih dipengaruhi oleh variabel lain, seperti variabel kecerdasan
spritual spritual quotient. Karena seseorang yang memiliki kecerdasan spritual, yaitu sejauh mana seseorang mempermasalahkan orang lain atau
lingkungan yang menjadi sumber kesulitan dan kegagalannya. Dan yang lebih penting lagi adalah sejauh mana kesediaan untuk bertanggungjawab
atas kesalahan atau kegagalan tersebut. Kecedasan ini sangat penting dimiliki seseorang dalam menghadapi stres Marita, dkk., 2008: 20.
Dengan demikian, penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain serta menambah data penelitian atau pengamatannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.5.3. Uji Hipotesis 4.5.3.1. Uji F