Mengindikasikan suatu tingkatan dimana kriteria prioritas, harapan expectations, dan evaluasi tidak disampaikan secara jelas kepada
pegawai. 4. Role Overload
Mengindikasikan suatu tingkatan dimana permintaan kerja melebihi kemampuan pegawai dan sumber daya lainnya, serta suatu keadaan
dimana pegawai tidak mampu menyelesaikan beban kerja yang direncanakan.
5. Role Insufficiency Mengindikasikan suatu kondisi dimana pendidikan, training,
keterampilan, dan pengalaman pegawai tidak sesuai dengan job requirements.
2.2.4.3. Dampak Stres
Menurut para
ahli psikologi pada dasarnya akibat atau pengaruh terhadap seseorang yang mengalaminya bersifat subyektif atau relatif.
Maksudnya stres yang secara obyektif rendah, dapat dirasakan oleh seseorang sebagai stres yang tinggi, misalnya tidal lulus ujian
komprehensifmempertahankan tugas riset, memnuat skripsi atau thesis, sampai yang bersangkutan mengalami depresi. Padahal peristiwa tersebut
bagi orang lain tidak sampai menimbulkan depresi rasa tertekan yang sangat dalam, walaupun memang menimbulkan kekecewaan tetapi segera
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
hilang dan segera belajar lagi untuk ujian ulangan yang akan datang Suhartin, 1999:35.
Sesuai pendapat Selye, yang bertahun-tahun menyelidiki masalah stres, respons trhadap stres ini dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu
darurat alarm, perlawanan resistance, dan kepayahan exhaustion. Bila sseorang mengalami stres misalnya kematian orang yang sangat dicintainya,
pertama-tama ia mengalami shock, yang mengikuti counter shock usaha melawan shock. Dalam fase permulaan seperti ini syaraf tak sadar atau
syaraf autonom pemicu peningkatan pengeluaran hormon yang dikeluarkan olh klenjar adrenalin adrenal glands. Bila stres dalam fase pertama ini
berlangsung secara hebat overwhelming, dapat berakibat fatal yaitu kematian. Bila berhasil dalam perlawanan tingkat fase prtama ini, maka
stres akan berhenti. Akan tetapi bila tidak berhasil maka berarti stres terus berjalan. Dalam hal ini terjadilah fas kedua yaitu fase perlawanan
resistance. Fase ini disebut stres syndrome, gejalanya yaitu pembentukan kelenjar adrenalin, pengkerutan dari kelenjar thymus dan getah bening, serta
perut besar mulai memborok ulcerated stomach Suhartin, 1999:36. Perlawanan ini resistance dapat berakhir dalam beberapa hari,
beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Jika berakhir, maka produksi hormon yang berkelebihan berhenti, alias mencapai tingkat normal. Akan
tetapi jika perlawanan gagal, maka terjadilah fase kepayahan exhauston, yang mengakibatkan sistem endokrin meningkat, tingkat hormon
meningkat, dan fisik perlawanan terhadap shock berulang kembali. Pada
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
fase ini sistem pertahanan tubuh menjadi musuh yang paling jahat. Peningkatan arus hormon dalam fase perlawanan. Fase ini exhauston,
melipat gandakan kerja dalam mengaktifkan hormon, mengakibatkan tambahan stres. Sesuai pendapat Selye 1956, bila stres tingkat ini tidak
dapat dicegah maka kemungkinan mati yang bersangkutan besar. Bahkan bila penderita mengalami perasaan tidak tertolong dan depresi, maka tidak
ayal lagi terjadinya percobaan bunuh diri. Dalam usaha perlawanan yang tidak berhasil alias stres berlangsung berkepanjangan, yang berarti
pertahanan fisik juga berkepanjangan sesuai Zimbardo dapat berakibat “psychosomatic disorder” kekacauan yang bersifat rohani. Hal ini bisa
berakibat beberapa gejala penyakit misalnya bisul usus ulcer, tekanan darah tinggi, sakit pinggang bagian bawah, migraine sakit kepala sebelah,
radang kulit, asthma, dan sebagainya Suhartin, 1999:36.
2.2.4.4. Mengelola Stres