output adalah banyaknya unit produk yang tidak memenuhi spesifikasi tertentu yang
ditetapkan banyak produk cacat, diameter dari produk yang dihasilkan.
Pengukuran pada tingkat outcome adalah mengukur bagaimana baiknya
suatu produk barang atau jasa itu memenuhi kebutuhan spesifik dan ekspektasi rasional dari pelanggan, mengukur tingkat kepuasan pelanggan dalam menggunakan
produk barang atau jasa yang diserahkan. Beberapa contoh pengukuran pada tingkat outcome adalah banyaknya keluhan pelanggan yang diterima, banyaknya produk
yang dikembalikan oleh pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan.
3. Pengukuran Baseline Kinerja Performance Baseline
Baseline kinerja adalah suatu proyek Six Sigma, dimana sebelum proyek–proyek peningkatan kualitas Six Sigma dimulai, kita harus mengetahui
tingkat kinerja yang sekarang sehingga peningkatan kualitas yang menuju kegagalan nol zero defect memberikan kepuasan total 100 kepada pelanggan.
2.3.3 Analyze A
Merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini memerlukan beberapa hal :
1. Menentukan stabilitas dan kapabilitas kemampuan dari proses
2. Menetapkan target–target kinerja dari karakteristik kualitas kunci CTQ yang
akan ditingkatkan dalam proyek Six Sigma 3.
Mengidentifikasi sumber–sumber dan akar penyebab kecacatan atau kegagalan
4. Mengkonversikan benyak kegagalan kedalam biaya kegagalan kualitas cost
of poor quality. keterangan :
1. Menentukan Stabilitas dan Kemampuan Kapabilitas Proses Process Capability kemampuan proses yaitu kemampuan proses untuk
memproduksi atau menyerahkan output sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan pelanggan, juga merupakan suatu ukuran kinerja kritis yang menunjukkan proses
mampu menghasilkan sesuai dengan spesifikasi produk yang ditetapkan oleh manajemen berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Process Capability
hanya diukur untuk proses yang stabil, sehingga apabila proses itu dianggap tidak stabil, maka proses itu harus distabilkan terlebih dahulu, dengan demikian nilai
standard deviasi yang digunakan dalam pengukuran process capability C
pm
berasal dari proses yang stabil sehingga merupakan variasi yang melekat pada proses yang
stabil. Vinscent Gasperz, 2002, hal 8
2. Menetapkan Target Kinerja dari Karakteristik KualitasCritical–to–Quality Kunci
Penetapan target kinerja harus mempertimbangkan kemampuan proses dan kesiapan sumber – sumber daya yang ada. Secara konseptual penetapan target kinerja
dalam proyek peningkatan kualitas Six Sigma merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu harus mengikuti prinsip SMART = Specific, Measurable,
Achievable,Result – oriented, Time – bound .
3. Mengidentifikasi Sumber–sumber dan Akar Penyebab Masalah Kualitas
Dalam proyek Six Sigma membutuhkan 1 identifikasi masalah secara tepat,2 menemukan
sumber dan
akar penyebab
dari masalah
kualitas itu,
3 mengajukan solusi masalah yang efektif dan efisien. Suatu solusi masalah yang efektif apabila berhasil menemukan sumber–sumber dan akar–akar penyebab dari
masalah itu, dan mengambil tindakan untuk menghilangkan akar–akar penyebabnya.
4. Mengkonversikan Banyak Kegagalan ke dalam Biaya Kegagalan Kualitas Cost of Poor Quality = COPQ
Hasil dari peningkatan kaulitas dramatik Six Sigma yang diukur persentase antara COPQ terhadap penjualan akan terus–menerus menurun sejalan dengan
peningkatan kapabilitas Six Sigma.
Perusahaan–perusahaan besar kelas dunia yang menetapkan program Six Sigma, menciptakan pengukuran biaya kualitas quality costs untuk beberapa alasan
berikut : “Kesempatan untuk mengurangi ketidakpuasan pelanggan dan ancaman– ancaman
yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan dapat diidentifikasikan. Beberapa biaya dari kualitas jelek cost of poor quality merupakan hasil dari kegagalan produk
setelah penjualan.” Setelah akar-akar penyebab dari masalah yang ditemukan, dimasukkan ke
dalam cause and effect diagram yang telah mengkategorikan sumber-sumber penyebab berdasarkan prinsip 7M, yaitu :
1. Manpower tenaga kerja . 2. Machines mesin-mesin .
3. Methods metode kerja . 4. Material bahan baku dan bahan penolong .
5. Media surat kabar. 6. Motivation motivasi .
7. Money keuangan . Analyze dapat disajikan dalam sebuah siklus gambar 2.3. Siklus didapatkan
dengan menghasilkan dan dengan mengevaluasi “hipotesis-hipotesis” terhadap penyebab masalah.
Analisa data proses
Memperbaiki menolak hipotesis
Analisa data proses Membuat hipotesa
Mengkonfirmasi memilih penyebab vital
Gambar 2.2Siklus hipotesis analisis dari akar masalah
Sumber : Peter S.P. Etal., 2002:87 Sebagaimana diindikasikan oleh diagram siklus analisis, ada 2 sumber kunci dari
input untuk menentukan penyebab sesungguhnya dari masalah yang ditargetkan,yaitu :
1. Analisis data
Menggunakan ukuran-ukuran data yang telah dikumpulkan, atau data baru yang dikumpulkan dalam fase analyze - untuk membedakan pola-pola,
kecenderungan, atau faktor-faktor lain mengenai masalah yang menunjukkanmembuktikantidak membuktikan penyebab-penyebab yang
mungkin. 2.
Analisis proses Penyelidikan yang lebih dalam dan memahami bagaimana pekerjaan
dilakukan untuk mengidentifikasi inkonsistensi, “disconnect”, atau bidang- bidang masalah yang mungkin menyebabkan atau memberikan kontribusi
terhadap masalah. Jika digabungkan, ke-2 strategi tersebut akan menciptakan analisis six sigma
yang kuat.
2.3.4 Tahap Improve I