kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan spesifikasi dari kelonggaran yang diisyaratkan oleh rancangan itu. Kualitas kecocokan dipengaruhi
oleh banyak faktor, termasuk pemilihan proses pembuatan, latihan dan pengawasan angkatan kerja, jenis sistem jaminan kualitas pengendalian proses, uji, aktivitas
pemeriksaan yang digunakan, seberapa jauh prosedur jaminan kualitas ini diikuti,
dan motivasi angkatan kerja untuk mencapai kualitas Sumber : “Rekayasa Kualitas”
Irwan Soejanto, 2007, Hal 2. Dari beberapa definisi diatas terdapat beberapa persamaan , yaitu :
a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b. Kualitas mencakup produk, jasa, proses, dan lingkungan.
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah misalnya apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang.
2.1.1 Pengertian Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas didefinisikan sebagai kombinasi semua alat dan teknis yang digunakan untuk mengontrol kualitas suatu produk dengan biaya seekonomis
mungkin sehingga dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Biasanya permintaan konsumen ini diwujudkan dalam dua syarat yaitu :
a. Akhir kegunaan produk atau fungsi dari suatu produk. b. Harga jual suatu produk.
Pada dasarnya dua syarat ini tercemin dalam beberapa kondisi-kondisi produk, diantaranya:
a. Spesifikasi ukuran.
b. Ciri–ciri produk.
c. Ongkos produksi.
d. Persyaratan produksi untuk menghasilkan produk yang dikehendaki.
Biasanya syarat-syarat ini tidak dapat dipenuhi secara tepat, baik secara ekonomi maupun prakteknya sehingga disetujui suatu “toleransi”. Pabrik harus
menjaga kualitasnya supaya ukurannya sesuai. Sebagai produsen yang baik tentu akan mempertahankan mutu supaya tidak terlalu banyak variasi.
Kualitas suatu produk ditentukan oleh ciri-ciri produk itu. Segala ciri yang mendukung produk itu memenuhi persyaratan disebut karakteristik kualitas. Ciri-ciri
ini mungkin ukuran, sifat kimia, sifat fisika. Masih ada karakteristik kualitas yang lain, umpamanya daya tahan hidup, reliabilitas, dan yang lainnya.
Setelah dipahami definisi kualitas, maka harus diketahui apa saja yang termasuk dalam dimensi kualitas. Garvin 1987 mendefinisikan delapan dimensi
yang dapat digunakan untuk menganalisa karakteristik kualitas produk, yaitu sebagai berikut :
a. Performansi Performance berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.Sebagai contoh, performa dari produk TV berwarna adalah
b. Features merupakan aspek kedua setelah performansi yang menambah fungsi
dasar dengan beberapa pilihan dan pengembangan. Misalnya dalam produk penerbanganadalah memberikan minuman atau makanan gratis dalam pesawat,
pembelian tiket melalui telepon. c.
Keandalan Reliability berkaitan dengan kemungkinan keberhasilan suatu produk dalam melakukan berfungsi.Dengan demikian keandalan merupakan karakteristik
kemungkinan tingkat keberhasilan, misalnya kehandalan mobil adalah kecepatan. d.
Konformansi Conformance berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keingginan
konsumen. Karakteristik ini mengukur banyaknya atau persentase produk yang gagal memenuhi sekumpulan standar yang telah ditetapkan dan karena itu perlu
dikerjakan ulang atau diperbaiki. Sebagai contoh, apakah semua pintu mobil untuk model tertentu diproduksi dengan toleransi yang dapat diterima : 30 + 0.01
inci. e.
Daya tahan Durability merupakan ukuran masa pakai dan daya tahan suatu produk. Misalnya masa pakai dalam produk ban mobil.
f. Kemampuan Pelayanan Service ability merupakan karakteristik yang berkaitan
dengan kecepatan, keramahan, kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. Misalnya pelayanan melalui telepon dan perbaikan mobil
dilakukan dirumah.
g. Estetika Aesthetics, yaitu karakteristik yang bersifat subyektif sehingga
berkaitan dengan pertimbangan atau pilihan individu. Seperti keelokan, kemulusan, suara yang merdu.
h. Kualitas yang dirasakan Perceived Quality
Karakteristik yang bersifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk seperti meningkatkan harga diri. Seperti seseorang yang
akan membeli produk Sony karena memiliki reputasi sebagai produk yang berkualitas, meskipun dia belum pernah menggunakan
nya.
2.1.2 Tujuan Pengendalian Kualitas