Usulan Rencana Perbaikan ImprovementAction Plan dengan FMEA

 Setting pada pisau gergaji kurang diperhatikan RPN = 216  Perawatan mesin kurang diperhatikan RPN = 280  Prosedur pemasukan bahan tidak tepat RPN = 120

5. Cacat Tergerus

 Operator kurang teliti dalam setting mesin RPN = 180  Operator tidak memahami prosedur kerja RPN = 125  Setting mesin kurang diperhatikan RPN = 216  Tekanan waktu pengamplasan terlalu besarRPN = 120  Metode pengamplasan kurang tepat RPN 120

6. Cacat Noda Hangus

 Operator kurang teliti dalam setting mesin RPN 180  Operator tidak mematuhi prosedur kerja RPN =125  Terlalu panasnya mata pisau RPN 140  Setting mesin kurang diprhatikan RPN = 216  Prosedur pembentukan terlalu lama RPN = 120

4.4.1 Usulan Rencana Perbaikan ImprovementAction Plan dengan FMEA

Setelah sumber-sumber penyebab dari masalah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan rencana perbaikan action plan untuk menurunkan jumlah defect, penetapan rencana tindakan perbaikan tersebut bertujuan untuk peningkatan kualitas six sigma. Pada dasarnya rencana perbaikan mendeskripsikan tentang alokasi sumber-sumber daya serta prioritas alternatif yang dilakukan dalam mengimplementasi rencana perbaikan tersebut. Rencana perbaikan tersebut didapatkan dengan cara mengkombinasikan hasil brainstorming pihak Quality Assurance dengan kondisi lokasi penelitian proses moulding tersebut berlangsung. Alat bantu yang digunakan dalam menentukan prioritas rencana perbaikan adalah Failure Mode and Effect Analysis FMEA. Pengerjaan FMEA ini untuk mengetahui failure mode pada proses moulding. Dengan pengerjaan FMEA ini kita akan dapat memberikan usulan perbaikan pada perusahaan. Secara teknis penilaian keseriusan akibat kesalahan terhadap proses dan konsumen severity, frekuensi terjadinya kesalahan yang potensial occurance, dan alat kontrol akibat potential cause detection dilakukan dengan jalan brainstorming yaitu mengajukan pertanyaan kepada bagian moulding dan pihak Quality Control mengenai hal-hal apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya defect serta resiko yang akan diterima perusahaan.Dari hasil penilaian tersebut akan didapatkan nilai RPN risk potential number yang nilainya didapatkan dengan jalan mengalikan nilai SOD severity, occurance, dan detection.Kemudian RPN tersebut disusun dari yang terbesar sampai yang terkecil,sehingga diketahui jenis kegagalan mana yang lebih dahulu diprioritaskan untuk segera dilakukan tindakan korektif. Berikut hasil selengkapnya berdasarkan hasil brainstorming dapat dilihat pada tabel 4.12 Tabel 4.12 FMEA Failure Mode and Effect Analysis Kegagalan Potensial Potensial Problem Potential root cause S O D RPN Usulan Perbaikan - Operator kurang teliti dalam setting mesin 6 6 5 180 Memberi peringatan dan pengarahan kepada operator agar lebih disiplin dan teliti dalam menjalankan proses produksi - Inspeksi kurang ketat 7 6 7 294 Bagi bagian inspeksi diharapkan untuk lebih memperketat control material sebelum diproses Manusia - Operator tidak mengikuti prosedur kerja 5 5 5 125 Diadakan pelatihan tentang prosedur kerja yang tepat Material - Struktur kayu kurang baik 7 5 6 210 Pengecekan material sebelum proses, memberikan batas toleransi yang ketat dan kondisi tempat penyimpanan harus diperhatikan - Mata pisau tumpul 6 5 5 150 Setelah tahu ada kecacatan lekas mungkin mengecek kondisi pisau, jika agak tumpul maka pergantian pisau lekas dilakukan untuk menghindari cacat lebih banyak - Kecepatan mata pisau tidak stabil 5 6 3 90 Setiap saat cek kondisi setting mata pisau dan juga pelumas Cacat Pecah Mesin - Setting mesin kurang diperhatikan 6 6 6 216 Mengontrol setting mesin moulder sebelum proses produksi berlangsung Metode - Metode pemasukan bahan terlalu ditekan 6 5 4 120 Memberikan teguran pada operator terkait karena tidak bekerja sesuai dengan prosedur kerja SOP yang sudah ditetapkan perusahaan - Operator kurang teliti dalam setting mesin 6 6 5 180 Memberi peringatan dan pengarahan kepada operator agar lebih disiplin dan teliti dalam menjalankan mesin - Inspeksi kurang ketat 7 6 7 294 Bagi bagian inspeksi diharapkan untuk lebih memperketat control material sebelum diproses Manusia - Operator tidak mengikuti prosedur kerja 5 5 5 125 Diadakan pelatihan tentang prosedur kerja yang tepat Material - Struktur kayu kurang baik 7 5 6 210 Pengecekan material sebelum proses ,memberikan batas toleransi yang ketat dan ondisi tempat penyimpanan harus diperhatikan - Perawatan mesin kurang diperhatikan 8 7 5 280 Membuat jadwal teratur perawatan mesin - Kecepatan mata pisau tidak stabil 5 6 3 90 Setiap saat cek kondisi setting mata pisau dan juga pelumas Mesin - Setting mesin kurang diperhatikan 6 6 6 216 Mengontrol setting mesin moulder sebelum proses produksi berlangsung Cacat Retak Metode - Metode pembentukan kurang tepat 6 5 4 120 Memberikan teguran pada operator terkait karena tidak bekerja sesuai dengan prosedur kerja SOP yang sudah ditetapkan perusahaan - Operator kurang teliti dalam setting mesin 6 6 5 180 Memberi peringatan dan pengarahan kepada operator agar lebih disiplin dan teliti dalam menjalankan mesin Manusia - Operator tidak mengikuti prosedur kerja 5 5 5 125 Diadakan pelatihan tentang prosedur kerja yang tepat - Tekanan sabuk pengamplas terlalu kecil 5 7 4 140 Setiap saat cek kondisi sabuk pengamplas apakah dalam kondisi baik atau tidak Mesin -Perawatan mesin kurang diperhatikan 8 7 5 280 Membuat jadwal teratur perawatan mesin Cacat Kasar Metode - Metode pengamplasan kurang tepat 6 5 4 120 Memberikan teguran pada operator terkait karena tidak bekerja sesuai dengan prosedur kerja SOP yang sudah ditetapkan perusahaan - Operator kurang teliti dalam setting mesin 6 6 5 180 Memberi peringatan dan pengarahan kepada operator agar lebih disiplin dan teliti dalam menjalankan mesin - Inspeksi kurang ketat 7 6 7 294 Bagi bagian inspeksi diharapkan untuk lebih memperketat control material sebelum diproses Cacat Miring Manusia - Operator tidak mengikuti prosedur kerja 5 5 5 125 Diadakan pelatihan tentang prosedur kerja yang tepat Material - Bentuk material tidak simetris 7 5 6 210 Pengecekan material sebelum proses dan Memberikan batas toleransi yang ketat - Setting pisau kurang diperhatikan 6 5 5 150 Setelah tahu ada kecacatan lekas mungkin mengecek kondisi pisau, jika agak tumpul maka pergantian pisau lekas dilakukan untuk menghindari cacat lebih banyak Mesin - Perawatan mesin kurang diperhatikan 8 7 5 280 Membuat jadwal teratur perawatan mesin Metode - Metode pemasukan tidak benar 6 5 4 120 Memberikan teguran pada operator terkait karena tidak bekerja sesuai dengan prosedur kerja SOP yang sudah ditetapkan perusahaan - Operator kurang teliti dalam setting mesin 6 6 5 180 Memberi peringatan dan pengarahan kepada operator agar lebih disiplin dan teliti dalam menjalankan mesin Manusia - Operator tidak mengikuti prosedur kerja 5 5 5 125 Diadakan pelatihan tentang prosedur kerja yang tepat - Tekanan sabuk pengamplas terlalu besar 5 7 4 140 Setiap saat cek kondisi sabuk pengamplas apakah dalam kondisi baik atau tidak Mesin - Setting mesin kurang diperhatikan 6 6 6 216 Mengontrol setting mesin moulder sebelum proses produksi berlangsung Cacat Tergerus Metode - Metode pengamplasan kurang tepat 6 5 4 120 Memberikan teguran pada operator terkait karena tidak bekerja sesuai dengan prosedur kerja SOP yang sudah ditetapkan perusahaa - Operator kurang teliti dalam setting mesin 6 6 5 180 Memberi peringatan dan pengarahan kepada operator agar lebih disiplin dan teliti dalam menjalankan mesin Manusia - Operator tidak mengikuti prosedur kerja 5 5 5 125 Memberikan peringatan pada operator agar tidak melakukan kesalahan - Mata pisau terlalu panas 6 5 5 150 Setelah tahu ada kecacatan lekas mungkin mengecek kondisi pisau, jika pisau sudah mengeluarkan asap maka pergantian pisau lekas dilakukan untuk menghindari cacat lebih banyak Mesin - Setting mesin kurang diperhatika 6 6 6 216 Setiap saat cek apakah setting mesin telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Cacat Noda Hangus Metode - Prosedur pembentukan terlalu lama 6 5 4 120 Memberikan teguran pada operator terkait karena tidak bekerja sesuai dengan prosedur kerja SOP yang sudah ditetapkan perusahaan

4.4.2 Usulan Prioritas Tindakan Perbaikan