banyaknya jenis produk yang diiklankan atau dipasarkan tentu saja perbendaharaan kita tentang produk menjadi semakin banyak Kusno, 1993.
Selain memberi informasi tentang produk yang memang sangat berguna bagi konsumen, iklan bermaksud membujuk konsumen agar mau membeli produk
yang diiklankan. Tetapi karena persaingan yang makin ketat yang disebabkan oleh semakin banyaknya produk baru, seringkali iklan tidak hanya sekedar membujuk
konsumen, tetapi membohongi, mengelabuhi atau bahkan menjerumuskan Kusno,1993.
Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media yaitu TV, radio, cetakan majalah, surat kabar, papan bilboard, papan tanda dan yang lain.
Walaupun konsumen pada umumnya diekspos pada ratusan iklan setiap hari, sebagian besar dari pesan yang disampaikan hanya menerima perhatian dan
pemahaman dari konsumen dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu, adalah suatu tantangan yang besar bagi pemasar untuk mengembangkan pesan
dalam iklan dan memilih media yang dapat mengekspos konsumen, menangkap perhatian mereka dan menciptakan pemahaman yang tepat Peter dan Olson,
2000.
C. Peraturan Periklanan
Pemerintah mengeluarkan peraturan tentang periklanan pangan yang beredar di Indonesia yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari segala
bentuk promosi tentang pangan. Salah satu alasannya adalah karena keprihatinan yang sangat mendalam mengenai masalah label dan iklan pangan yang seringkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memuat keterangan yang membingungkan bahkan menyesatkan konsumen. Peraturan yang mendukung adalah Peraturan Menteri Kesehatan Repubblik
Indonesia nomor 79MEN.KES PER III 1978 tentang Label dan Periklanan Makanan, pada pasal 34 tentang cara periklanan terdapat pernyataan bahwa
periklanan makanan termasuk iklan pengganti ASI tidak boleh menyesatkan, mengacaukan dan menim,bulkan penafsiran yang salah tentang asal dan sifat, isi
dan komposisi, mutu dan kegunaan. Peraturan yang mendukung lainnya adalah Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 240MenKesPerV1985 tentang Pengganti Air Susu Ibu. Pada peraturan ini memuat peraturan tentang produksi dan peredaran
pengaanti air susu ibu, label pengganti air susu ibu, dan larangan-larangan. Keputusan
Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
Nomor 386MenkesSKIV1994 tentang pedoman periklanan obat bebas, obat
tradisional, alat kesehatan, kosmetika, perbekalan kesehatan, rumah tangga dan makanan minuman juga mengatur peredaran makanan dan minuman termasuk
didalamnya adalah susu. Lampiran empat dalam pedoman periklanan makanan dan minuman terdapat peraturan khusus tentang iklan susu yaitu:
1. Hasil Olahan Susu 1.1 Iklan susu kental manis , susu skim dan “Filled Milk”, tidak boleh
diiklankan untuk bayi sampai dengan 12 bulan. 1.2 Iklan susu kental manis, susu skim dan “Filled milk” harus
mencantumkan spot peringatan yang berbunyi “PERHATIKAN TIDAK COCOK UNTUK BAYI”. Dan jika menggunakan media
radio spot tersebut harus dibacakan dengan jelas. 1.3 Iklan susu krim penuh harus mencantumkan spot peringatan
“PERHATIKAN TIDAK COCOK UNTUK BAYI BERUMUR DI BAWAH 6 BULAN”.
2. Pengganti Air Susu Ibu Pasi atau Susu Bayi atau Infant Formula Pengganti Air Susu Ibu Pasi atau susu bayi atau infant formula dilarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipromosikan dan diiklankan dalam bentuk apapun kecuali dalam jurnal kesehatan.
Peraturan yang mendukung promosi susu formula selanjutnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan
Iklan Pangan. Peraturan ini diaharapkan menjadi instrumen yang andal yang mampu menjembatani antara kepentingan produsen dan konsumen untuk
menciptakan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab. Peraturan mengenai susu formula terdapat pada pasal 47 ayat 4. Pasal-pasal sebelumnya
dalam peraturan ini mengatur tentang Label pada pangan. Pada pasal 47 ayat 4 yang terdapat dalam peraturan ini terdapat pernyataan:
Iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 satu tahun, dilarang dimuat dalam media massa, kecuali dalam media cetak
khusus tentang kesehatan, setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan dan dalam iklan yang bersangkutan wajib memuat keterangn bahwa pangan yang
bersangkutan bukan pengganti ASI. Pasal-pasal tentang label pangan memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur
tentang pencantuman keterangan dalam label yang meliputi: nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama perusahaan yang memproduksi,
tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa. Keterangan lainnnya tentang produk juga dicantumkan yang meliputi: manfaat bagi kesehatan didukung fakta ilmiah,
pernyataan halal dan lain sebagainya seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999.
D. Persepsi