Persepsi, motivasi dan tindakan ibu-ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo terhadap iklan susu formula anak di televisi.

(1)

INTISARI

Informasi mengenai produk susu formula bayi sangat mudah diperoleh melalui iklan di berbagai media. Televisi merupakan salah satu media elekronik yang memiliki pengaruh besar terhadap konsumen. Iklan merupakan salah satu media bagi produsen untuk mengenalkan produknya kepada konsumen. Iklan susu formula anak di televisi dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap ibu-ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo dalam pemilihan susu formula untuk anak.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi konsumen tentang iklan susu anak di televisi, pengaruhnya terhadap motivasi pemilihan susu anak serta tindakan yang dilakukan dalam memilih susu untuk anak. Jenis penelitian adalah non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif dan metode yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan kuisioner, wawancara dan observasi terhadap iklan produk susu anak di televisi. Data dianalisa secara deskriptif dengan menjumlahkan setiap jawaban dan selanjutnya dipersentase.

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik iklan susu formula yang tayang di televisi swasta sebagian besar sudah memenuhi kriteria menurut asal dan sifat, isi dan komposisi, mutu dan kegunaan seperti yang terdapat pada Permenkes RI nomor 79/MEN.KES/PER/III/1978. Karakteristik responden persentase terbesar ditunjukkan usia responden 31-35 tahun (36,0%), usia anak >1-3 tahun (46,5%), tingkat pendidikan SMU (27,2%), profesi sebagai ibu rumah tangga (37,7%), penghasilan Rp.500.000,00-Rp.1.000.000,00 (29,8%), pemakaian susu formula SGM (51,8%).

Pengenalan responden terhadap iklan susu formula di televisi menunjukkan persentase terbesar lama menonton televisi 3-5jam (48,3%), frekuensi keseringan >5 kali melihat iklan (42,1%), iklan SGM (73,7%), saran dokter (61,4%). Persepsi setuju (96,5%) responden menyukai iklan susu formula. Motivasi (66,7%) responden setuju iklan susu formula di televisi menjadi pertimbangan dalam menentukan susu formula anak. Tindakan (85,1%) responden setuju untuk tidak mencoba produk susu formula baru yang diiklankan.

Kata kunci: susu formula, iklan, persepsi, motivasi, tindakan.


(2)

ABSTRACT

The information that concerning about milk product of formula baby can be obtained through advertisement in various media. Television represent one of the media elekronic media that give major effect to the consumer. Advertisement represent one of the media to producer to define its product to consumer. Milk advertisement of formula baby in television can give big influence to housewife as Posyandu member in sub-district of Purwodiningratan Solo in election of milk of formula baby.

Intention of this research is to know the perception of the consumer about baby milk advertisement in television, its influence toward motivation election of baby milk and also action performed within choose milk for the baby of. Research type is the non eksperimental with descriptive research device is non analytic and method which is used in intake of data use questionnaire, interview, and observation to baby milk product advertisement in television. Data is analyzed descriptively by suming each, every answer and hereinafter percentage.

Result of research show milk advertisement characteristic of formula which display in private sector television mostly have fulfilled criterion such as those which there are at Permenkes RI No 79/MEN.KES/PER/III/1978. Shown by biggest percentage of responder characteristic of age 31-35 year ( 36,0%), child age > 1-3 year ( 46,5%), storey;level education of SMU ( 27,2%), profession as housewife (37,7%), the income of house wife Rp.500.000,00-Rp.1.000.000,00 (29,8%), usage of milk of formula SGM (51,8%).

Recognition of responder to milk advertisement of formula in television show biggest percentage of the long time to watch television 3-5 hours (48,3%), frequency often > 5 times watch advertisement (42,1%), advertisement of SGM (73,7%), doctor suggestion (61,4%). Perception (96,5%) responder agree to take a fancy to milk advertisement. Motivation (66,7%) responder agree milk advertisement of formula in television become consideration in determining milk of formula baby. Action (85,1%) responder agree in order not to try new formula milk product which advertised

Keyword: milk of formula, advertisement, perception, motivation, action


(3)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh : Devi Chandra Kristanti

NIM : 018114131

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008


(4)

(5)

(6)

!

"

#

$%

&'()*+

"

,

,

,

'

#

"

,

-,

!

.

/

,

, )

,


(7)

(8)

(9)

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Persepsi dan Motivasi Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo Terhadap Iklan Susu Formula Anak di Televisi” disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat benyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan menulis. Oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Penulis dengan ketulusan hati menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Rita Suhadi,MSi.,Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk berdiskusi serta memberikan saran dalam skripsi ini. Serta dengan kesabarannya memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Aris Widayati, Msi., Apt selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam skripsi ini

3. Ibu Yustina Sri Hartini, Msi., Apt. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam skripsi ini

4. Bapak Drs. Sri Wahyono, MSi selaku kepala kelurahan Purwodiningratan Solo yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian ini.


(10)

5. Ibu Dra.Endang selaku kepala puskesmas kelurahan Purwodiningratan Solo yang bertanggung jawab terhadap posyandu yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.

6. Ibu- ibu Anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab pertanyaan dalam kuisioner dan wawancara dalam penelitian ini.

7. Ibu-ibu di Kanjengan Klaten dan Timbulrejo Yogyakarta yang bersedia membantu mengisi kuisioner untuk uji validitas.

8. Papah Harsono, Spd dan Ibu Tutanti Marhaeni,SE untuk segala pengorbanan, motivasi, doa dan kasih sayangnya yang diberikan.

9. Mas Denny Mahendra, MM dan Mas Galih Wisnu Wardhana serta kedua keponakanku yang selalu memberikan doa dan motivasi.

10.Mas Prie terkasih, terimakasih untuk dukungan doanya, kesetiaan, cinta, kasih sayang, kesabaran dan semangat yang diberikan hingga saat ini.

11.Sahabat-sahabatku tersayang mba Nisa, mba Fitri, Diyah, Shinta, Hendi, Mz Koko, Mz Wayan terimakasih sedalam-dalamnya untuk dukunganya dan segala bantuannya serta motivasi yang diberikan.

12. Untuk tampungan curhatku Dika dan Tedy thanks ya friend buat saran n motivasinya. Aq semakin dikuatkan karena kalian.

13.Teman-teman mainku Pinky, Jeng2, Polo mba Ari, mba Arum, Bebex, Rini, Deka, mba Tildy, mba Shinta Ratu, mba Mira, Eros, bang Ignas, bang Yul, bang Zendy, Aril, Puxon, Dani, bang Mail, Pay dan temen-temen mainku yang


(11)

tidak bisa kusebutkan satu persatu terimakasih untuk keceriaan dan kebahagiaan selama ini. Kalian kenangan terindah yang kumiliki.

14.Bora, Milda, dan Melinda terimakasih untuk persahabatanya dan motivasinya. Semoga kalian semua sukses dan tetap ingat persahabatan kita.

15.Puji, Dika, mas Wahyu, mba Tika, mas Kris terimakasih untuk perhatiannya dan bantuannya.

16.Semua teman-teman kelas C, terutama kelompok praktikum E terimakasih untuk keceriaannya selama praktikum.

17.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu persatu, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Tuhan Yesus Kristus akan membalas semua kebaikan atas semua yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tuhan memberkati.

Yogyakarta, Oktober 2007

Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

INTISARI ... xviii

ABSTRACT... xix

BAB I PENGANTAR... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Keaslian Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Tujuan Penulisan... 7


(13)

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 8

A. Media Massa ... 8

B. Iklan ... 9

C. Peraturan Periklanan... 10

D. Persepsi ... 12

1. Perhatian... 13

a. Faktor Internal... 13

b. Faktor Eksternal ... 14

2. Faktor-faktor Fungsional... 14

3. Faktor-faktor Struktural ... 14

E. Motivasi ... 15

F. Sikap dan Perilaku... 17

G. Susu ... 20

1. Susu Segar ... 21

2. Susu Asam... 21

3. Susu Skim... 21

4. Susu Bubuk... 22

5. Susu Kental Manis ... 22

6. Susu Kaleng Tanpa Perubahan atau Penambahan Zat Lain... 22

H. Asam Dokosaheksanoat dan Asam Arakhidonat... 25

I. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak... 27


(14)

1. Pertumbuhan... 28

2. Perkembangan ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 30

B. Definisi dan Operasional Penelitian ... 30

C. Subjek Penelitian ... 32

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Tata Cara Penelitian... 35

1. Observasi Iklan ... 35

2. Pembuatan Kuisioner ... 35

a. Data Pribadi Responden ... 36

b. Tingkat Pengenalan Responden ... 37

c. Persepsi Motivasi dan Tindakan Responden ... 38

3. Uji Validitas... 40

4. Uji Reliabilitas ... 41

5. Penyebaran Kuisioner... 42

6. Pengolahan Hasil... 42

F. Analisa Data Penelitian... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Karakteristik Iklan Susu Formula Anak di Televisi ... 44

B. Karakteristik Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo ... 47


(15)

1. Usia Ibu ... 47

2. Usia Anak ... 48

3. Tingkat Pendidikan Ibu ... 50

4. Pekerjaan Ibu ... 51

5. Pendapatan dalam Keluarga ... 53

6. Susu Formula yang Digunakan Anak... 54

C. Tingkat Pengenalan dan Persepsi Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo ... 55

1. Lama Waktu Menonton Televisi Setiap Hari ... 55

2. Tingkat Keseringan Melihat Tayangan Iklan Susu Formula Anak di Televisi Setiap Hari ... 56

3. Iklan Susu Anak yang Sering Dilihat... 58

4. Sumber yang Dipercaya dalam Memberikan Saran... 59

D. Motivasi dan Tindakan Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo ... 68

E. Rangkuman Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 79

BIOGRAFI ... 96


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel I. Perbandingan Kandungan ASI dan Susu Sapi... 24 Tabel II Bobot Relatif Komponen dalam Skala Persepsi, Motivasi dan

Tindakan Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan

Purwodiningratan... 38 Tabel III. Aspek dan Distribusi Skala Persepsi dan Motivasi Ibu-ibu

Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo... 39 Tabel IV Karakteristik Beberapa Iklan Susu Anak di Televisi Swasta

Tahun 2007... 45 Tabel V Usia Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan

Purwodiningratan Solo... 48 Tabel VI Usia Anak Yang Mengkonsumsi Susu Formula... 49 Tabel VII Tingkat Pendidikan Ibu Anggota Posyandu Kelurahan

Purwodiningratan Solo... 50 Tabel VIII Jenis Pekerjaan Para Ibu Anggota Posyandu Kelurahan

Purwodiningratan Solo... 52 Tabel IX Pendapatan Dalam Keluarga Para Ibu Anggota Posyandu

Kelurahan Purwodiningratan Solo... 53 Tabel X. Jenis Susu Formula yang Sering Dikonsumsi Oleh Anak di

Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo... 54 Tabel XI. Lama Waktu Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan

Purwodiningratan Solo Menonton Televisi


(17)

dalam Satu Hari ... 56 Tabel XII. Frekuensi Responden Melihat Tayangan Iklan Susu

Anak Setiap Hari... 57 Tabel XIII. Iklan Susu Anak yang Sering Dilihat Responden... 58 Tabel XIV. Sumber yang Dipercaya Responden dalam

Pemilihan Susu Anak ... 60 Tabel XV. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Tentang Persepsi

Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan

Purwodiningratan Solo... 62 Tabel XVI. Rekapitulasi Hasil Motivasi Ibu-ibu Anggota Posyandu

Kelurahan Purwodiningratan Solo... 69 Tabel XVII. Rekapitulasi Hasil Tindakan Ibu-ibu Anggota Posyandu

Kelurahan Purwodiningratan Solo... 70


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Proses Terjadinya Perilaku ... 16 Gambar 2. Mekanisme Terjadinya Motivasi dan Tindakan Setelah

Melihat Tanyangan Iklan ... 17


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 79 Lampiran 2. Kuisioner untuk Uji Validitas dan Reabilitas... 80 Lampiran 3. Kuisioner untuk Penelitian... 84 Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Bagian Persepsi

Terhadap Iklan Susu Anak di Televisi... 88 Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Bagian Motivasi

Terhadap Iklan Susu Anak di Televisi... 91 Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Bagian Tindakan

Terhadap Iklan Susu Anak di Televisi... 92 Lampiran 7. Hasil Wawancara


(20)

INTISARI

Informasi mengenai produk susu formula bayi sangat mudah diperoleh melalui iklan di berbagai media. Televisi merupakan salah satu media elekronik yang memiliki pengaruh besar terhadap konsumen. Iklan merupakan salah satu media bagi produsen untuk mengenalkan produknya kepada konsumen. Iklan susu formula anak di televisi dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap ibu-ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo dalam pemilihan susu formula untuk anak.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi konsumen tentang iklan susu anak di televisi, pengaruhnya terhadap motivasi pemilihan susu anak serta tindakan yang dilakukan dalam memilih susu untuk anak. Jenis penelitian adalah non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif dan metode yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan kuisioner, wawancara dan observasi terhadap iklan produk susu anak di televisi. Data dianalisa secara deskriptif dengan menjumlahkan setiap jawaban dan selanjutnya dipersentase.

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik iklan susu formula yang tayang di televisi swasta sebagian besar sudah memenuhi kriteria menurut asal dan sifat, isi dan komposisi, mutu dan kegunaan seperti yang terdapat pada Permenkes RI nomor 79/MEN.KES/PER/III/1978. Karakteristik responden persentase terbesar ditunjukkan usia responden 31-35 tahun (36,0%), usia anak >1-3 tahun (46,5%), tingkat pendidikan SMU (27,2%), profesi sebagai ibu rumah tangga (37,7%), penghasilan Rp.500.000,00-Rp.1.000.000,00 (29,8%), pemakaian susu formula SGM (51,8%).

Pengenalan responden terhadap iklan susu formula di televisi menunjukkan persentase terbesar lama menonton televisi 3-5jam (48,3%), frekuensi keseringan >5 kali melihat iklan (42,1%), iklan SGM (73,7%), saran dokter (61,4%). Persepsi setuju (96,5%) responden menyukai iklan susu formula. Motivasi (66,7%) responden setuju iklan susu formula di televisi menjadi pertimbangan dalam menentukan susu formula anak. Tindakan (85,1%) responden setuju untuk tidak mencoba produk susu formula baru yang diiklankan.

Kata kunci: susu formula, iklan, persepsi, motivasi, tindakan.


(21)

ABSTRACT

The information that concerning about milk product of formula baby can be obtained through advertisement in various media. Television represent one of the media elekronic media that give major effect to the consumer. Advertisement represent one of the media to producer to define its product to consumer. Milk advertisement of formula baby in television can give big influence to housewife as Posyandu member in sub-district of Purwodiningratan Solo in election of milk of formula baby.

Intention of this research is to know the perception of the consumer about baby milk advertisement in television, its influence toward motivation election of baby milk and also action performed within choose milk for the baby of. Research type is the non eksperimental with descriptive research device is non analytic and method which is used in intake of data use questionnaire, interview, and observation to baby milk product advertisement in television. Data is analyzed descriptively by suming each, every answer and hereinafter percentage.

Result of research show milk advertisement characteristic of formula which display in private sector television mostly have fulfilled criterion such as those which there are at Permenkes RI No 79/MEN.KES/PER/III/1978. Shown by biggest percentage of responder characteristic of age 31-35 year ( 36,0%), child age > 1-3 year ( 46,5%), storey;level education of SMU ( 27,2%), profession as housewife (37,7%), the income of house wife Rp.500.000,00-Rp.1.000.000,00 (29,8%), usage of milk of formula SGM (51,8%).

Recognition of responder to milk advertisement of formula in television show biggest percentage of the long time to watch television 3-5 hours (48,3%), frequency often > 5 times watch advertisement (42,1%), advertisement of SGM (73,7%), doctor suggestion (61,4%). Perception (96,5%) responder agree to take a fancy to milk advertisement. Motivation (66,7%) responder agree milk advertisement of formula in television become consideration in determining milk of formula baby. Action (85,1%) responder agree in order not to try new formula milk product which advertised

Keyword: milk of formula, advertisement, perception, motivation, action


(22)

BAB I PENGANTAR

A Latar Belakang

Media masa merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu kepada masyarakat baik itu informasi maupun hiburan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat. Media masa yang dikenal adalah media cetak yang meliputi koran, tabloid, majalah dan media elektronik yang meliputi radio, televisi dan komputer. Media elektronik ini dilihat dari sisi ekonomi lebih mahal dibandingkan media cetak, namun seiring dengan kemajuan jaman media elektronik lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat. Media elekronik dilengkapi suara misalnya radio, atau suara dan gambar misalnya televisi sehingga masyarakat lebih tertarik dibandingkan media cetak yang hanya menampilkan tulisan dan gambar saja.

Pada masa sekarang ini televisi memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan sosial masyarakat. Televisi selalu menyajikan informasi terbaru yang sedang berkembang bahkan juga menyajikan tayangan hiburan yang menarik. Oleh karena itu televisi lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat dibandingkan dengan jenis media lain. Penayangan iklan di televisi merupakan salah satu strategi produsen dalam mengenalkan produknya kepada masyarakat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat mendapatkan informasi tentang produk baru dari penayangan iklan di televisi. Bahkan tidak sedikit pula masyarakat yang tertarik untuk mencoba produk yang ditawarkan karena tayangan


(23)

iklan yang dikemas secara menarik. Iklan yang bagus dan menarik belum tentu barang yang ditawarkan memiliki jaminan kualitas yang bagus. Khususnya untuk produk-produk yang berhubungan dengan kesehatan, masyarakat harus selektif dalam memilihnya karena berhubungan dengan efek samping yang mungkin merugikan yang dapat ditimbulkan.

Susu merupakan makanan utama bagi bayi karena adanya kandungan protein, lemak, zat kapur serta vitamin-vitamin yang diperlukan dalam pertumbuhan bayi. Susu yang baik yang wajib dikonsumsi bayi adalah air susu ibu (ASI) karena komposisi dari ASI sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Bayi usia 0-6 bulan wajib diberikan ASI ekslusif. Sekarang sudah merupakan konsensus internasional, termasuk para ahli WHO, bahwa pemberian ASI dianjurkan untuk jangka panjang sampai mencapai dua tahun (Sediaoetama, 2004). Namun demikian ada juga ibu yang memberikan ASI dalam jangka pendek. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain volume sekresi ASI yang dihasilkan sedikit, kesibukan ibu sehingga tidak sempat memberikan ASI, takut penampilan akan berubah, dan masih banyak faktor lain yang menjadi alasan pemberian ASI dalam jangka pendek. Untuk itu diperlukan alternatif pengganti ASI untuk menunjang pertumbuhan anak yaitu susu formula.

Susu formula merupakan alternatif pengganti ASI yang memiliki komposisi yang hampir sama dengan ASI. Anak yang mengkonsumsi susu formula diharapkan dapat tercukupi kebutuhan gizinya untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Hal ini dikarenakan dalam susu formula mengandung zat-zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein dan


(24)

vitamin-vitamin yang diperlukan anak. Susu formula ini dapat diberikan pada anak usia diatas 6 bulan sebagai pendamping ASI.

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Purwodiningratan Solo. Kelurahan Purwodiningratan ini termasuk kawasan padat penduduk dan memiliki latar belakang yang berbeda beda, seperti suku bangsa, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan dan yang lainnya. Kondisi seperti ini dapat mewakili masyarakat Indonesia yang. Oleh karena perlu adanya informasi yang benar tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan sehingga masyarakat dapat lebih selektif dalam memilih produk-produk yang berhubungan dengan kesehatan khususnya susu formula untuk anak. Selain itu juga perlu dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang kesehatan masyarakat, salah satunya adalah kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Posyandu ini diadakan di masing-masing RW di kelurahan ini. Jumlah posyandu di kelurahan Purwodiningratan adalah sembilan posyandu. Puskesmas bertanggung jawab langsung terhadap kelangsungan posyandu ini. Anggota dari posyandu adalah anak-anak usia 0 sampai 5 tahun, para ibu, manula. Kegiatan posyandu untuk anak-anak misalnya penimbangan badan, imunisasi, pemberian vitamin, pemberian makanan yang memenuhi standar nilai gizi. Kegiatan untuk para ibu yaitu penyuluhan-penyuluhan untuk meningkatkan kesehatan keluarga, konsultasi KB dan lain lain. Para Manula dalam posyandu memiliki kegiatan misalnya penimbangan badan, pemantauan kesehatan (pemeriksaan tekanan darah, konsultasi gejala-gejala penyakit yang mulai muncul), pemberian makanan yang memenuhi standar nilai gizi.


(25)

Pada masa sekarang ini kenaikan harga susu menjadi topik yang sangat penting untuk dibahas diberbagai media. Susu formula ini bahkan ada yang mengalami kenaikan harga hingga 5-7%. Namun demikian masyarakat harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan susu untuk anak walaupun harga susu di pasaran meningkat. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah hal itu menjadi beban, bahkan tidak sedikit pula anak yang mengalami gizi buruk. Untuk itu perlu upaya dari pemerintah untuk memberikan kebijakan tentang harga susu agar dapat dijangkau masyarakat.

Penelitian mengenai persepsi konsumen terhadap iklan susu anak di televisi dan pengaruhnya terhadap motivasi pemilihan susu untuk anak sangat penting dilakukan. Semakin banyaknya produk susu formula yang beredar dan frekuensi iklan susu formula yang tayang di televisi yang semakin banyak dan bervariasi mendasari dilakukannya penelitian ini. Iklan susu formula yang bervariasi ini dikhawatirkan dapat menimbulkan persepsi masyarakat yang berbeda dan apabila tingkat pengetahuan masyarakat yang kurang dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat sendiri. Penelitian sebelumnya oleh Amirudin tahun 2007 tentang promosi susu formula menghambat pemberian ASI ekslusif pada bayi 6-11 bulan di kelurahan Pa’Baeng Makasar juga menjadi latar belakang untuk memperkuat perlu diadakan penelitian ini.

Iklan televisi memiliki pengaruh yang besar terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh konsumen. Iklan susu di televisi ini menyajikan informasi yang dikemas secara menarik untuk mendapatkan perhatian dari konsumen. Oleh karena itu masyarakat harus selektif dalam memilih produk susu anak, apakah


(26)

komposisinya sesuai dengan yang dibutuhkan untuk perkembangan bayi atau tidak. Selain itu juga dilihat dari sisi ekonomisnya, belum tentu harga susu yang mahal memiliki kualitas yang bagus dibandingkan harga susu yang lebih murah. Iklan juga harus dipertimbangkan karena tidak semua iklan yang menarik memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga masyarakat sendiri yang diharapkan mampu memilih kebutuhan susu yang sesuai untuk anak.

B. Rumusan Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi untuk mengetahui persepsi konsumen dan pengaruh iklan televisi terhadap pemilihan produk susu anak oleh para ibu di Posyandu kalurahan Purwodiningratan. Rumusan permasalahannya adalah :

1. Seperti apa karakteristik iklan susu formula anak di stasiun televisi swasta pada bulan Januari 2007?

2. Seperti apa karakteristik ibu-ibu anggota Posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo?

3. Sejauh mana pengenalan dan persepsi ibu-ibu anggota Posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo terhadap iklan susu formula anak di televisi?

4. Sejauh mana motivasi dan tindakan yang dilakukan ibu-ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo setelah melihat tayangan iklan susu formula di televisi?


(27)

C. Keaslian Penelitian

Sepanjang penelusuran pustaka oleh penulis, penelitian tentang persepsi konsumen tentang iklan susu formula anak di televisi dan pengaruhnya terhadap motivasi pemilihan susu anak oleh para ibu di kelurahan Purwodiningratan Solo belum pernah dilakukan. Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan adalah oleh (Amirudin, 2007) tentang promosi susu formula menghambat pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-11 bulan di kelurahan Pa’Baeng Makasar tahun 2006.

Penelitian mengenai persepsi konsumen tentang iklan susu anak di televisi terhadap motivasi pemilihan susu anak berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini membahas seperti apa persepsi konsumen terhadap iklan susu anak dan sejauh mana iklan televisi ini mempengaruhi terhadap motivasi pemilihan susu anak oleh para ibu di Posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang persepsi konsumen tentang iklan susu bayi di televisi dan pengaruhnya terhadap pemilihan produk susu anak.

2. Manfaat praktis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi konsumen dalam memilih susu formula anak untuk menunjang kesehatan masyarakat b. Masyarakat diharapkan mampu secara selektif memilik produk yang tepat


(28)

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui karakteristik iklan susu formula anak di televisi swasta pada bulan Januari 2007.

2. Mengetahui karakteristik ibu-ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo.

3. Mengetahui sejauh mana pengenalan dan persepsi ibu-ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo terhadap iklan susu formula anak di televisi. 4. Mengetahui sejauh mana iklan susu formula anak di televisi berperan dalam

motivasi dan tindakan dalam pemilihan susu formula oleh ibu-ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo.


(29)

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Media Massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu (Azwar, 2005).

Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. Salah satu bentuk informasi sugestif dalam media massa, yaitu iklan selalu dimanfaatkan dalam dunia usaha guna meningkatkan penjualan atau memperkenalkan suatu produk baru. Informasi dalam iklan selalu berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektif yang positif (Azwar, 2005).

Dalam penayangan iklan di televisi, informasi-informasi faktual yang seharusnya disampaikan secara obyektif seringkali dimasuki unsur subyektivitas baik sengaja maupun tidak. Hal ini dilakukan oleh suatu perusahaan dengan


(30)

membuat tayangan iklan yang menarik, karena merupakan strategi perusahaan untuk menarik perhatian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Hal ini seringkali berpengaruh terhadap sikap konsumen yang menyaksikan tayangan iklan tersebut sehingga dengan hanya menerima berita yang sudah dimasuki unsur subjektif itu, terbentuklah sikap tertentu, misalnya dengan pengambilan tindakan membeli.

B. Iklan

Iklan adalah penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen, evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek. Dalam prakteknya iklan telah dianggap sebagai manajemen citra (image management) yaitu menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Tujuan pertama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuan yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembelian konsumen (Peter dan Olson, 2000).

Tujuan utama iklan adalah memberikan informasi tentang produk–produk baru kepada konsumen, tanpa adanya iklan mungkin kita banyak tertinggal oleh begitu banyaknya produk baru hasil dari perkembangan teknologi. Bagi mereka yang jarang bepergian untuk berbelanja ataupun jalan-jalan atau sekedar melihat lihat di pasaran, iklan merupakan sumber informasi bagi mereka. Dengan


(31)

banyaknya jenis produk yang diiklankan atau dipasarkan tentu saja perbendaharaan kita tentang produk menjadi semakin banyak (Kusno, 1993).

Selain memberi informasi tentang produk yang memang sangat berguna bagi konsumen, iklan bermaksud membujuk konsumen agar mau membeli produk yang diiklankan. Tetapi karena persaingan yang makin ketat yang disebabkan oleh semakin banyaknya produk baru, seringkali iklan tidak hanya sekedar membujuk konsumen, tetapi membohongi, mengelabuhi atau bahkan menjerumuskan (Kusno,1993).

Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media yaitu TV, radio, cetakan (majalah, surat kabar), papan bilboard, papan tanda dan yang lain. Walaupun konsumen pada umumnya diekspos pada ratusan iklan setiap hari, sebagian besar dari pesan yang disampaikan hanya menerima perhatian dan pemahaman dari konsumen dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu, adalah suatu tantangan yang besar bagi pemasar untuk mengembangkan pesan dalam iklan dan memilih media yang dapat mengekspos konsumen, menangkap perhatian mereka dan menciptakan pemahaman yang tepat (Peter dan Olson, 2000).

C. Peraturan Periklanan

Pemerintah mengeluarkan peraturan tentang periklanan pangan yang beredar di Indonesia yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari segala bentuk promosi tentang pangan. Salah satu alasannya adalah karena keprihatinan yang sangat mendalam mengenai masalah label dan iklan pangan yang seringkali


(32)

memuat keterangan yang membingungkan bahkan menyesatkan konsumen. Peraturan yang mendukung adalah Peraturan Menteri Kesehatan Repubblik Indonesia nomor 79/MEN.KES/ PER III/ 1978 tentang Label dan Periklanan Makanan, pada pasal 34 tentang cara periklanan terdapat pernyataan bahwa periklanan makanan termasuk iklan pengganti ASI tidak boleh menyesatkan, mengacaukan dan menim,bulkan penafsiran yang salah tentang asal dan sifat, isi dan komposisi, mutu dan kegunaan.

Peraturan yang mendukung lainnya adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 240/MenKes/Per/V/1985 tentang Pengganti Air Susu Ibu. Pada peraturan ini memuat peraturan tentang produksi dan peredaran pengaanti air susu ibu, label pengganti air susu ibu, dan larangan-larangan.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 386/Menkes/SK/IV/1994 tentang pedoman periklanan obat bebas, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, perbekalan kesehatan, rumah tangga dan makanan minuman juga mengatur peredaran makanan dan minuman termasuk didalamnya adalah susu. Lampiran empat dalam pedoman periklanan makanan dan minuman terdapat peraturan khusus tentang iklan susu yaitu:

1. Hasil Olahan Susu

1.1 Iklan susu kental manis , susu skim dan “Filled Milk”, tidak boleh diiklankan untuk bayi (sampai dengan 12 bulan).

1.2 Iklan susu kental manis, susu skim dan “Filled milk” harus mencantumkan spot peringatan yang berbunyi “PERHATIKAN TIDAK COCOK UNTUK BAYI”. Dan jika menggunakan media radio spot tersebut harus dibacakan dengan jelas.

1.3 Iklan susu krim penuh harus mencantumkan spot peringatan “PERHATIKAN TIDAK COCOK UNTUK BAYI BERUMUR DI BAWAH 6 BULAN”.

2. Pengganti Air Susu Ibu (Pasi) atau Susu Bayi atau Infant Formula


(33)

dipromosikan dan diiklankan dalam bentuk apapun kecuali dalam jurnal kesehatan.

Peraturan yang mendukung promosi susu formula selanjutnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Peraturan ini diaharapkan menjadi instrumen yang andal yang mampu menjembatani antara kepentingan produsen dan konsumen untuk menciptakan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab. Peraturan mengenai susu formula terdapat pada pasal 47 ayat 4. Pasal-pasal sebelumnya dalam peraturan ini mengatur tentang Label pada pangan.

Pada pasal 47 ayat 4 yang terdapat dalam peraturan ini terdapat pernyataan:

Iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 (satu) tahun, dilarang dimuat dalam media massa, kecuali dalam media cetak khusus tentang kesehatan, setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan dan dalam iklan yang bersangkutan wajib memuat keterangn bahwa pangan yang bersangkutan bukan pengganti ASI.

Pasal-pasal tentang label pangan memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang pencantuman keterangan dalam label yang meliputi: nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama perusahaan yang memproduksi, tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa. Keterangan lainnnya tentang produk juga dicantumkan yang meliputi: manfaat bagi kesehatan (didukung fakta ilmiah), pernyataan halal dan lain sebagainya seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999.

D. Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu


(34)

melalui alat penerima yaitu alat indera. Stimulus diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi (Walgito, 1978). Persepsi ini menimbulkan seorang individu dapat menyadari dan, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Dalam diri individu, seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain : perhatian, faktor-faktor fungsional dan faktor-faktor struktural.

1. Perhatian

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangakaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain (Rakhmat, 2000). Hal-hal yang mempengaruhi perhatian seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal (Rukminto,1994). Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu sendiri yang akan mempengaruhi individu dalam mengadakan persepsi. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi individu dalam mengadakan persepsi adalah faktor stimulus dan faktor lingkungan dimana persepsi ini berlangsung.

a. Faktor internal yang mempengaruhi perhatian : 1) Motif dan kebutuhan


(35)

2) Preparatory set (kesiapan seseorang untuk merespon terhadap suatu input sensori tertentu, tetapi tidak pada input yang lain).

3) Minat

b. Faktor eksternal

1) Intensitas dan ukuran (intensity and size), misalnya semakin besar iklan di suatu surat kabar semakin menarik perhatian seseorang

2) Kontras dan hal-hal yang baru (contrast and novelty), misalnya suatu bentuk yang dimunculkan pada suatu latar belakang (yang sangat kontras dengan latar belakangnya) akan dapat lebih menarik perhatian seseorang.

3) Pengulangan (repetition), pengulangan dapat mempengaruhi munculnya perhatian misalnya pada dunia iklan pesan yang sama diberikan secara berulang-ulang agar menarik perhatian seseorang.

4) Gerakan (movement), suatu gerak juga akan menarik perhatian seseorang, karena itu dalam dunia periklanan, iklan yang bergerak realatif lebih efekif dibanding dengan iklan yang tidak bergerak.

2. Faktor-faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang lainnya. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu (Rakhmat, 2000).

3. Faktor-faktor struktural

Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu (Rakhmat, 2000).


(36)

Faktor-faktor struktural ini mempunyai makna bahwa bila seseorang mempersepsi sesuatu, maka orang tersebut mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan (perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lainnya).

Persepsi individu dalam melihat suatu objek berawal dari stimulus yang diterima oleh alat indera, stimulus yang mengenai individu ini kemudian diorganisasikan, diinterprestasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderakan. Persepi individu terhadap objek ini meliputi sikap individu melihat objek dihadapannya, yang akan menimbulkan penilaian mengenai objek tersebut, selanjutnya menimbulkan pendapat terhadap suatu objek. Proses tersebut selanjutnya akan menimbulkan individu untuk mengambil tindakan terhadap objek tersebut.

E. Motivasi

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai daya gerak dari dalam dirinya sendiri, hal inilah yang disebut dengan motivasi. Sedangkan seluruh aktifitas mental yang dirasakan atau dialami dan memberikan kondisi hingga terjadinya perilaku dikatakan sebagai motif. Selain itu ada pula yang menganggap bahwa motif adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga bagi munculnya suatu tingkah laku tertentu. Kedua pengertian mengenai motif di atas adalah pengertian yang saling melengkapi mengenai keberadaan motif dalam kaitan dengan terbentuknya perilaku tertentu (Rukminto, 1994).


(37)

memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya. Motif yang timbul pada diri individu ini timbul karena adanya kebutuhan. Kebutuhan dapat dipandang sebagai kekurangan adanya sesuatu, dan ini menuntut segera pemenuhannya, untuk segera mendapat keseimbangan. Situasi kekurangan ini berfungsi sebagai suatu kekuatan atau dorongan alasan, sehingga seseorang bertindak untuk memenuhi kebutuhan (Ahmadi, 1991). Proses terjadinya perilaku seperti gambar di bawah ini:

Gambar 1. Skema proses terjadinya perilaku (Ahmadi, 1991)

Berdasarkan proses terjadinya perilaku seperti yang tersebut diatas penelitian ini sesuai dengan proses yang terjadi yaitu adanya kebutuhan, motif, dan perilaku. Kebutuhan yang ada pada penelitian ini adalah kebutuhan pemenuhan susu untuk anak. Motifnya adalah pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Sedangkan perilaku yang terjadi adalah pemenuhan untuk membeli atau menyediakan susu tersebut. Selain hal utama yang tersebut diatas pada penelitian ini objek yang diteliti adalah iklan susu anak di televisi.

Pada iklan susu anak di televisi ini juga terjadi proses seperti yang tersebut diatas. Kebutuhan yang mendasari responden adalah pemilihan susu formula yang tepat untuk anak. Motifnya adalah konsumen mendapatkan susu yang tepat. Oleh karena itu diperlukan wawasan yang luas mengenai informasi produk susu anak sebagai pertimbangan untuk memilih susu yang tepat. Perilaku yang terjadi adalah pemenuhan kebutuhan dengan membeli atau menyediakan susu untuk anak


(38)

setelah mendapat informasi yang tepat. Pada gambar dibawah ini dijelaskan tentang mekanisme terjadinya motivasi dan tindakan setelah melihat tayangan iklan di televisi adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Mekanisme terjadinya motivasi dan tindakan setelah melihat tayangan iklan.

F. Sikap dan Perilaku

Perilaku manusia (human behavior) merupakan reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat komplek. Salah satu karakteristik reaksi perilaku manusia yang menarik adalah sifat diferensialnya. Maksudnya, satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat menimbulkan satu respon yang sama (Azwar, 1995).

Karakteristik individu meliputi beberapa variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kadang-kadang lebih besar daripada karakteristik individu (Azwar, 1995).

Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui kontak sosial yang terus menerus antara individu dengan individu-individu lain disekitarnya. Dalam hubungan ini faktor-faktor yang yang mempengaruhi

Iklan Perhatian Fokus pada informasi yang berkaitan dengan produk Pemahaman Pemikiran yang lebih dalam tentang ciri –ciri dan konsekuensi

produk

Persuasi • Kepercayaan produk • Sikap terhadap iklan • Keinginan membeli


(39)

terbentuknya sikap adalah:

1. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu, misalnya selektifitas. Penyeleksian diperlukan karena rangsang yang datang dari luar (lingkungan) tidak dapat seluruhnya diserap individu, oleh karena itu seseorang harus memilih rangsang mana yang akan diperdalam dan rangsang-rangsang mana yang tidak ingin diperdalam (Rukminto, 1994).

2. Faktor ekstern yang mempengaruhi terbentuknya sikap: a. Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap.

b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.

c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut. d. Media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan sikap. e. Situasi pada saat sikap dibentuk.

Tayangan iklan di televisi juga dapat memberikan pengaruh perubahan sikap bagi seseorang yang melihatnya. Faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhi perubahan sikap yaitu:

1. Sumber pesan

Dalam upaya mengubah sikap seseorang, pihak yang menyampaikan pesan mempunyai peranan penting.

a. Kredibilitas

Pesan yang disampaikan oleh seseorang atau perusahaan yang mempunyai kredibilitas tinggi di masyarakat biasanya mempengaruhi minat dan perhatian penerima pesan serta dapat mempengaruhi pula sikap seseorang terhadap pesan tersebut. Misalnnya : industri yang terkenal, para ahli kesehatan seperti dokter dan


(40)

yang lainnya. b. Keatraktifan

Untuk iklan-iklan komersial, keatraktifan dari pembawa pesan tersebut menjadi hal penting untuk menarik minat masyarakat. Sehingga tidak jarang figur publik seperti artis yang terkenal diminta perusahaan untuk membawakan iklan, meskipun figur publik itu sendirti mungkin tidak mengenakan produk tersebut. 2. Isi pesan

Isi pesan yang disampaikan dalam iklan komersial biasanya berisikan sugesti sehingga dapat menarik minat dan perhatian responden.

3. Penerima pesan

a. Kemudahan untuk dipengaruhi

Perusahaan berusaha membuat ikaln semenarik mungkin agar mendapat perhatian dari mayarakat, sehingga masyarakat akan mempertimbangkan dan mungkin akan memutuskan membeli.

b. Interprestasi dan seleksi

Kemampuan suatu pesan utnuk mempengaruhi sasaran, asangat bergantung pada interprestasi dan seleksi terhadap pesan yang masuk, sehingga informasi yang diberikan seharusya diberikan sesuai taraf kemampuan menginterprestasi informasi dari kelompok sasaran.

Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sikap seseorang terhadap pesan yang disampaikan, dalam hal ini adalah iklan di televisi. Oleh karena itu perusahaan yang membuat tayangan iklan perlu memperhatikan hal-hal tersebut diatas dan masyarakat diharapkan lebih selektif.


(41)

G. Susu

Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar- kelenjar susu (mamae), baik dari binatang maupun dari buah dada seorang ibu. Air susu ibu biasa dikenal dengan ASI sedangkan susu hewan atau susu tiruan sebagai pengganti susu ibu disebut Pengganti Air Susu Ibu atau PASI pada umumnya adalah air susu dari berbagai ternak, misalnya sapi, kerbau, kambing dan ada pula yang mempergunakan air susu unta atau kuda.

Susu sapi maupun ASI mengandung gula khusus yang disebut laktosa. Jenis gula ini hanya terdapat di dalam susu. Banyak bayi dan orang dewasa yang tidak tahan terhadap laktosa ini. Pada saluran pencernaan, laktosa dipecah menghasilkan glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Pada sebagian bayi dan orang dewasa terdapat kelainan bawaan, dimana sekresi laktase tidak mencukupi atau tidak dihasilkan sama sekali. Maka laktosa tidak dapat dicerna dan zat ini dalam konsentrasi besar bersifat sebagai laksans (urus-urus) sehingga terjadi diarrhoea. Kondisi ini disebut lactoce intolerance dan dikatakan terdapat pada sebagian besar orang- orang dari bangsa berwarna. Terapi kondisi ini adalah dengan memberikan susu rendah laktosa (LLM-low lactose milk) atau dengan menggantikan susu oleh susu tiruan yang dibuat dari kacang kedelai (soya bean milk). Mereka yang menderita lactose intolerance ini tidak tahan terhadap konsumsi laktosa seumur hidupnya (Sediaoetama, 2005).

Terdapat berbagai jenis modifikasi susu yang diperdagangkan diantaranya adalah:


(42)

1. Susu segar

Susu sapi segar adalah hasil pemerasan sapi secara langsung, tanpa ditambah zat-zat lain ataupun mengalami pengolahan. Susu ini tidak begitu manis dan mengandung protein kira-kira tiga kali konsentrasinya dalam ASI. Karena itu untuk menyesuaikan dengan kondisi bayi, susu sapi dapat diencerkan dengan air matang sebanyak tiga kali volume air susu tersebut. Kadar protein menjadi sesuai dengan ASI, tetapi zat-zat gizi lainya termasuk kandungan enersi menjadi terlalu rendah (Sediaoetama, 2005).

2. Susu Asam

Susu segar ada yang diolah dengan diasamkan mempergunakan bakteri Lactobacillus spp. Ada pendapat bahwa kondisi asam ini menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri pembusuk di dalam rongga usus sehingga produk pembusukan yang lebih merugikan konsumen (terutama bayi) dapat dihindarkan atau setidak tidaknya dihambat. Untuk orang dewasa susu asam terdapat dalam bentuk yogurt (Sediaoetama, 2005).

3. Susu Skim

Susu ini sebenarnya limbah produksi mentega, setelah lemak dalam susu tersebut diambil untuk dijadikan mentega. Susu skim mengandung enersi lebih rendah, karena diambil lemaknya tersebut. Jenis susu ini masih baik dikonsumsi sebagai suplemen protein, yang masih tetap berkualitas baik dan bahkan konsentrasinya meningkat dengan dikurangkan lemak tersebut. Kerugian dari susu skim ini ialah kurang vitamin-vitamin yang larut lemak terutama vitamin A dan vitamin D (Sediaoetama, 2005).


(43)

4. Susu Bubuk

Susu bubuk terjadi dengan mengeringkan susu sehingga tertinggal komponen padat dari susu tersebut. Karena komposisi padat ini merupakan sekitar 14% dari susu asalnya, maka rekonstitusi menjadi susu cair kembali dengan menambah air matang sebanyak tujuh kali sebanyak susu bubuknya (100/14 bag).

Pada proses pengeringan ini terjadi perubahan atau kerusakan pada beberapa zat gizi komponennya, diantaranya vitamin A dan beberapa vitamin B kompleks. Karena itu pada susu bubuk ditambahkan berbagai zat gizi yang rusak atau berkurang ini (Sediaoetama, 2005).

5. Susu kental manis

Susu ini biasanya dikemas dalam kaleng dan dihasilkan dengan menguapkan sebagian airnya dari susu segar. Sebagai alat preservasi ditambahkan gula sehingga susu ini terlalu manis dan mengandung enersi sangat tinggi. Susu ini tidak baik diberikan kepada bayi, tetapi masih dapat dikonsumsi oleh anak yang telah besar dan orang dewasa. Karena sangat manis biasanya susu ini dipakai sebagai campuran dalam air kopi, air teh atau air coklat. Susu kental manis lebih tahan bila telah dibuka kalengnya dibanding dengan jenis susu yang lain, karena adanya gula kadar tinggi tersebut. Meskipun demikian sebaiknya susu ini jangan terlalu lama dibiarkan setelah dibuka kalengnya, karena lama-lama akan terjadi kerusakan atau pembusukan (Sediaoetama, 2005).

6. Susu kaleng tanpa perubahan atau penambahan zat lain

Susu ini komposisinya sama dengan susu segar, hanya mengalami pensterilan sebelum dikalengkan, untuk memperpanjang daya tahan dengan


(44)

menghindarkan pertumbuhan berbagai jenis bakteri pembusuk dan yang menyebabkan fermentasi. Susu demikian harus segera dihabiskan, jangan dibiarkan di udara terbuka, karena akan cepat menjadi rusak. Proses yang dialami susu ini dibawah 1000C, beberapa kali, diselingi dengan mendinginkan pada suhu kamar. Dengan cara demikian diharapkan bakteri aktif dibunuh dan pada waktu didinginkan sporanya berubah menjadi bakteri aktif yang kemudian dibunuh juga sehingga bakteri dan spora yang di dalam air susu asalnya menjadi mati semua (Sediaoetama, 2005).

Berbagai proses yang dialami oleh susu sebelum dikalengkan dan diperdagangkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas susu terutama untuk dikonsumsi anak-anak dan bayi agar sesuai dengan kandungan yang terdapat seperti dalam ASI. Pengganti ASI ini salah satunya adalah susu formula yang didesain semirip mungkin dengan ASI.

Susu formula anak adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak. Susu formula ini berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula memiliki peranan penting dalam makanan bayi karena seringkali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Komposisi susu formula yang diperdagangkan dikontrol dengan hati-hati, salah satunya adalah FDA (Food and Drug Assosiation atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika) yang mensyaratkan bahwa produk susu formula untuk anak harus memenuhi standar ketat tertentu (Roewijoko, 2006).

Komposisi susu berdasarkan asalnya dibedakan menjadi dua yaitu hewani contohnya adalah susu sapi dan susu yang diolah dari bahan nabati seperti


(45)

susu kedelai. Susu formula dibentuk dari komponen pembentuk susu hewani maupun nabati dengan penambahan nutrient. Susu formula harus mencukupi zat-zat dasar yang diperlukan tubuh yaitu mengandung air, protein, lemak karbohidrat, vitamin dan mineral. Bahkan susu formula yang beredar dipasaran tidak jarang terdapat penambahan zat-zat penting semisal DHA dan AA. Penambahan zat penting ini dimaksudkan agar kandungan komposisi susu formula mirip dengan kandungan ASI.

Susu formula yang berasal dari hewani lebih dianjurkan daripada susu nabati. Hal ini dikarenakan susu formula yang berasal dari hewani memiliki rasa yang lebih enak, produknya mudah didapat, harganya terjangkau dan memiliki kandungan yang hampir sama dengan ASI. Sebaliknya, susu nabati yang biasanya berasal dari kacang kedelai ini kurang disukai bayi karena rasa dan aromanya yang kurang enak(Roewijoko, 2006). Oleh karena itu sebagian besar susu formula terbuat dari susu sapi dengan penyesuaian kandungan yang hampir mirip dengan ASI.

Tabel I. Perbandingan Kandungan ASI dan susu sapi

Komposisi Air Susu Manusia Air Susu Sapi

Air (%) 87,6 87,2

Total Protein (%) 0,9 3,3

Kasein : whey 40 : 60 76 : 24 Primary whey - laktoglobulin – laktoglobulin Protein Laktoferin imonoglobulin A -

3,8 3,8

< jenuh > jenuh Lemak (%)

Rantai asam lemak > pendek Asam lemak rantai panjang

Laktose (%) 7,0 4,8

NPN (%) total N 25 6

Ca (%) 0,034 0,126

P (%) 0,016 0,099

Na (%) 0,015 0,058

Vitamin A (µ g/dl) 53 34

Asam Nikotinik (B2) (µg/dl) 172 85


(46)

Nilai gizi yang terkandung dalam air susu sapi lebih tinggi dibandingkan dengan nilai gizi ASI. Nilai gizi ASI yang lebih rendah ini bukan jaminan bahwa air susu sapi lebih unggul, karena dalam ASI mengandung zat antibodi yang tidak terdapat dalam air susu sapi.

Tabel diatas membandingkan rata-rata nilai ASI dan air susu sapi dan melukiskan perbedaan utama dalam konsentrasi protein (komposisinya) dan seterusnya. Dalam preparasi formula bayi, air susu sapi diencerkan menjadi sepertiga kali agar konsentrasi proteinnya mendekati ASI, demikian juga kadar mineralnya (Ca,P,Na) tetapi menyebabkan laktose dan vitamin lebih besar perbedaannya (Linder,1992). Setiap komponen susu seperti yang tersebut diatas memiliki peran yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

Susu formula sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, oleh karena itu perlu pemilihan susu yang tepat. Karena pemilihan susu yang tidak tepat dapat mengakibatkan gangguan beberapa fungsi organ tubuh seperti diare, alergi, batuk dan sebagainya. Gangguan sistem tubuh ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak serta mempengaruhi dan memperberat perilaku anak (Judarwanto, 2006).

H. Asam Dokosaheksanoat dan Asam Arakhidonat

Susu formula yang beredar biasanya terdapat zat-zat tambahan yang penting yaitu DHA dan AA. Asam dokosaheksanoat (DHA) merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang yang juga dikenal masyarakat sebagai omega-3. Berdasarkan penelitian komponen utama jaringan otak terdiri atas DHA dan AA


(47)

(asam arakhidonat). Sejumlah besar DHA ini terdapat dalam retina mata. DHA dan AA ini diperlukan untuk perkembangan otak dan ketajaman penglihatan. DHA dan AA ini terbentuk lewat proses sintesis biokimia dengan bantuan enzim yang tersedia dalam sisitem saraf pusat dan hati. DHA dan AA ini merupakan komponen struktural yang penting pada otak dan retina, asam lemak tak jenuh ganda terutama terdapat pada fosfolipid membran yang berperan penting dalam sifat-sifat fisik dan juga fungsi membran. Yaitu berkembang dalam perkembangan saraf bayi.

Berdasarkan penelitian oleh para ahli bayi yang mendapat susu formula dengan penambahan DHA menunjukkan tampilan yang lebih baik dibandingkan bayi dengan diet formula standar. Demikian juga dengan kadar DHA dan AA dalam sirkulasi lemak dan fosfolipid erithrosit juga lebih tinggi pada kelompok ASI dan kelompok bayi dengan susu formula+DHA. Dengan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa susu formula dengan tambahan DHA memberikan keuntungan bagi perkembangan saraf bayi (Gsianturi,2001)..

Pada penelitian lain DHA juga berperan dalam fungsi saraf alur penglihatan. Hal ini berdasarkan penelitian profil asam lemak pada erithrosit dan hubungannya dengan maturitas alur penglihatan dari VEP (Visual Evoked Potential). VEP adalah tes ketajaman penglihatan yang digunakan untuk mengevaluasi keutuhan saraf pada alur retina ke cortex visual primer dan kemampuan bayi untuk melihat dan memberi respon motorik jika dirangsang secara visual (Gsianturi,2001).


(48)

Pada dasarnya ASI secara alami memproduksi DHA, sehinga pada bayi sumber DHA yang tidak terkalahkan adalah air susu ibu. Penambahan DHA pada berbagai susu formula dan makanan pada anak-anak sebenarnya adalah upaya industri untuk sedapat mungkin mendekati kualitas ASI.

DHA tidak selamanya menguntungkan, karena DHA mempunyai efek samping pendarahan dan gangguan sistem kekebalan. Menurut (Nasar, 2001) asupan DHA berlebihan bisa membuat darah makin encer. Akibatnya anak akan mudah mengalami pendarahan dan sistem kekebalan menurun. Kelebihan DHA akan mengganggu kerja enzim desaturase dan elongase. Dalam kondisi normal, dua enzim ini mengubah lemak menjadi asam linoleat dan asam alfa linoleat. Dua asam inilah yang memprodukasi DHA dan asam arakidonat. Kelebihan DHA akan merangsang produksi prostaglandin yang mengencerkan darah dan memperlebar pembuluh darah. Selain itu AA merangsang produksi trombosit yang membuat darah mengental dan mempersempit pembuluh darah. Berhubung kelebihan DHA, enzim mengurangi produksi DHAnya, otomatis AA pun ikut berkurang. Akibatnya trombosit didalam berkurang maka darah akan lambat membeku (Gsianturi,2001).

I. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan dua proses utama yang terjadi pada anak. Anak yang tergolong sehat memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pertumbuhan dan perkembangan anak ini sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni pada saat


(49)

prasekolah, sekolah, akil balik dan remaja. Oleh karena itu diperlukan kesehatan dan gizi yang optimal untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat didefinisikan seperti di bawah ini: 1. Pertumbuhan

Pertumbuhan dalam hal ini adalah bertambahnya ukuran fisik anak. Pertumbuhan dinilai dengan pengukuran tinggi dan berat badan, lingkar kepala, ketebalan lipat kulit dan lain-lain (Speirs, 1992).

a. Bayi

Setelah lahir kecepatan pertumbuhan paling pesat selama tahun pertama. Pada kegiatan di posyandu dilakukan pencatatan tinggi dan berat badan anak pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

b. Anak kecil

Panjang anggota gerak bertambah sehubungan dengan panjang badan. Anak yang normal akan terus tumbuh dengan kecepatan kira-kira 2 kg per tahun pada kelompok usia ini (Speirs, 1992).

c. Anak sekolah

Berat badan terus bertambah dengan kecepatan kira-kira 2-3 kg per tahun dan tinggi badan 5-6 cm per tahun (Speirs, 1992).

2. Perkembangan

Perkembangan merupakan kemajuan tingkah laku dan kematangan emosional dan sosial. Perkembangan ditandai dengan perkembangan di daerah aktivitas sosial, pendengaran dan bahasa, motorik kasar dan motorik halus. Menurut Departemen Kesehatan RI (1993) ciri anak sehat adalah:


(50)

a. Tumbuh dengan baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat dan tinggi badan secara teratur dan proporsional.

b. Tingkat perkembanganya sesuai dengan tingkat umurnya. c. Tampak aktif, gesit dan gembira.

d. Mata bersih dan bersinar. e. Nafsu makan baik.

f. Bibir dan lidah tampak segar. g. Pernafasan tidak berbau.

h. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering

i. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan (Santoso dan Ranti, 1999). Jika ciri-ciri tersebut telah dimiliki oleh anak, maka pertumbuhan dan perkembangan anak biasanya dapat dikatakan wajar atau normal.


(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat non eksperimental. Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian observasional yang pengamatannya dilakukan terhadap sejumlah variabel subjek menurut keadaan apa adanya, tanpa adanya manipulasi atau intervensi dari peneliti (Pratiknya, 1986). Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Rancangan penelitian deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2003). Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah menggunakan kuesioner yang dilengkapi dengan wawancara dan observasi terhadap iklan produk susu anak di televisi.

B. Definisi dan Operasional Penelitian

1. Anak adalah golongan usia 0-2 tahun yang disebut bayi, usia 2-6 tahun yang disebut tahap anak-anak awal yang membutuhkan susu untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Iklan susu anak adalah saluran informasi melalui tayangan di televisi mengenai produk susu untuk bayi yang diiklankan oleh suatu industri.

3. Tenaga kesehatan adalah orang-orang yang memiliki profesi dalam bidang kesehatan meliputi dokter, apoteker, perawat, bidan.


(52)

4. Karakteristik iklan susu formula adalah menyangkut asal dan sifat, isi dan komposisi, mutu dan kegunaan yang sesuai dengan Permenkes RI nomor 79/MEN.KES/PER/III/1978 dan diperkuat dengan Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan mengenai cara periklanan bahwa Iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 (satu) tahun, dilarang dimuat dalam media massa. 5. Asal dan sifat adalah menunjukkan bahan baku pembuatan susu dalam hal ini

adalah susu berasal dari susu sapi dengan penambahan zat gizi yang lain. 6. Isi dan komposisi adalah menunjukkan kandungan gizi yang terdapat dalam

susu formula seperti vitamin, mineral, zat tambahan yang penting lainnya seperti DHA, asam folat, prebiotik.

7. Mutu dan kegunaan adalah menunjukkan manfaat dari susu formula bahwa susu berguna untuk pertumbuhan anak

8. Karakteristik responden adalah data mengenai responden yang berhubungan dengan usia ibu, usia anak, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan dalam keluarga, susu formula yang digunakan anak.

9. Pengenalan adalah kemampuan para ibu di posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo untuk mengetahui jenis-jenis produk susu anak yang ditawarkan melalui iklan di televisi.

10. Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diterima oleh para ibu di posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang intergrated. Aktivitas intergrated yaitu seluruh apa yang ada dalam diri


(53)

individu (pengetahuan, pandangan, keyakinan, perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir) ikut aktif berperan dalam persepsi.

11. Motivasi adalah dorongan yang timbul (niat) dari diri para ibu di posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo dalam memilih susu untuk anak setelah melihat tayangan iklan susu di televisi.

12. Pengaruh iklan susu adalah daya yang timbul setelah melihat penayangan dari iklan susu di televisi terhadap penentuan pemilihan susu yang dilakukan oleh subyek, dalam hal ini berupa preferensi atau tindakan membeli oleh para ibu di Posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo.

13. Tindakan membeli adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh para di posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo untuk memenuhi kebutuhannya dengan membeli sesuatu, dalam hal ini membeli susu untuk anak guna meningkatkan gizi anak dan menunjang pertumbuhan anak.

14. Kecenderungan setuju dan tidak setuju, pada persepsi, motivasi dan tindakan terhadap iklan susu anak di televisi akan dilihat kecenderungan jawaban reponden ke arah setuju yang meliputi Sangat Setuju (SS) dan Setuju (S) atau ke arah tidak setuju yang meliputi Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

C. Subjek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah ibu-ibu anggota Posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo yang memiliki anak balita dan yang pernah melihat produk iklan susu di televisi serta yang anaknya mengkonsumsi susu


(54)

formula. Pengambilan sampel di 9 Posyandu di seluruh kelurahan Purwodiningratan. Dari tiap Posyandu diambil sampel ibu yang memiliki anak yang mengkonsumsi susu formula sebagai responden. Jumlah responden adalah 114 orang, yaitu para ibu yang hadir pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu. Dengan taraf kepercayaan 90%. Selanjutnya diambil 8 orang responden untuk dilakukan wawancara, untuk melengkapi data yang sudah ada.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, yaitu kelompok atau urutan pertanyaan yang dibuat untuk memperoleh informasi dari sumber informasi atau responden (Prawitasari, 1998). Pertanyaan dalam kuesioner dikelompokan sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu:

1. Data pribadi

Pertanyaan kuisioner untuk menentukan karakteristik responden ini terdiri dari pertanyaan tertutup dan pertanyaan semi terbuka. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan dimana setiap item pertanyaan disediakan sejumlah alternatif jawaban yang dapat dipilih responden. Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan dimana selain diberikan alternatif jawaban juga disediakan tempat untuk memberikan jawaban secara bebas apabila menurut responden diantara alternatif jawaban yang disediakan tersebut tidak terdapat jawaban yang dianggap tepat.

2. Pengenalan iklan susu anak yaitu skala yang menggunakan pertanyaan tertutup dan semi terbuka.


(55)

3. Persepsi, motivasi dan tindakan respoden terhadap iklan susu anak mengunakan kuisioner dengan bentuk pernyataan yang mirip dengan skala Likert. Pernyataan pada kuisioner ini memiliki alternative jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Responden diharapkan memilih jawaban yang sesuai dengan keadaanya, kemudian jawaban seluruh responden tiap item pertanyaan dijumlahkan dan diprosentasekan.

Skala mengenai data pribadi reponden bertujuan untuk mengetahui latar belakang responden sehingga dapat ditentukan karakteristik responden. Hal ini akan berpengaruh terhadap pola pikir reponden yang berhubungan dengan persepsi responden terhadap objek (iklan), motivasinya, serta tindakan dalam pemilihan susu untuk anak.

Skala pengenalan iklan susu anak oleh responden adalah untuk mengetahui seberapa jauh responden mengenal iklan susu anak di televisi. Pertanyaan dalam skala ini meliputi berapa jam dalam satu hari responden menyaksikan tayangan televisi, frekuensi menyaksikan iklan susu anak di televisi dalam sehari, serta iklan susu anak apa saja yang pernah disaksikan. Dengan pengenalan responden terhadap iklan susu untuk anak ini responden dapat memahami sehingga akan berpengaruh terhadap tindakan pemilihan susu untuk anak.

Skala persepsi, motivasi dan tindakan responden menggunakan skala Likert 5 tingkat dengan menghilangkan jawaban tengah tingkat, sehingga pilihan


(56)

jawaban adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Penelitian ini menggunakan alternatif jawaban dari lima pilihan menjadi empat pilihan, yaitu dengan menghilangkan kategori jawaban tengah yang berdasarkan tiga alasan. Pertama, kategori ditengah mempunyai arti ganda yang tidak diharapkan dalam suatu instrumen, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga diartikan netral. Kedua, tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah, terutama bagi mereka yang ragu- ragu atas arah kecenderungan jawaban kearah setuju atau kearah tidak setuju. Ketiga, maksud kategorisasi empat adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden kearah setuju atau kearah tidak setuju (Hadi, 1991).

E. Tata Cara Penelitian 1. Observasi Iklan Susu Formula Anak

Observasi dilakukan dengan melihat tayangan iklan susu anak yang tayang ditelevisi stasiun swasta. Observasi dilakukan pada bulan Januari 2007 menggunakan metode accidental sampling. Metode accidental sampling ini adalah mengambil sampel yang secara kebetulan muncul. Dalam hal ini adalah pengamatan iklan susu formula anak yang secara kebetulan muncul di stasiun televisi swasta. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari iklan susu formula.


(57)

2. Pembuatan Kuesioner

Pembuatan kuisioner terdiri dari tiga kelompok permasalahan. Permasalahan-permasalahan ini meliputi data pribadi responden, skala pengenalan responden terhadap iklan susu anak di televisi, skala persepsi, motivasi dan tindakan responden terhadap iklan susu anak di televisi. Dalam setiap kelompok permasalahan terdiri dari pertanyaan- pertanyaan yang meliputi :

a. Data Pribadi Responden

Data pribadi responden ini dibuat dengan tujuan untuk mengenal lebih dalam latar belakang responden, dengan demikian dapat ditentukan karakteristik responden. Hal ini akan mempengaruhi pola pikir reponden yang berhubungan dengan persepsi responden terhadap objek (iklan), motivasi responden serta tindakan responden dalam pemilihan susu untuk anak. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun meliputi :

1) Umur responden, dalam hal ini adalah ibu-ibu anggota posyandu yang memiliki anak yang mengkonsumsi susu formula.

2) Tingkat pendidikan reponden.

3) Umur anak yang mengkonsumsi susu formula 4) Pekerjaan responden

5) Jumlah penghasilan keluarga per bulan, dalam hal ini jumlah penghasilan seluruh keluarga yang sudah berpenghasilan.

6) Susu formula yang dikonsumsi anak

Dalam permasalahan ini subjek diminta untuk mengisi data pribadinya sesuai dengan apa yang menjadi latar belakangnya. Data pribadi ini terdiri dari


(58)

enam pertanyaan, yaitu tiga pertanyaan merupakan pertanyaan tertutup yang ditunjukkan dengan nomor item 1,2,5 dan tiga pertanyaan bersifat semi terbuka yaitu dengan nomor item 3,4,6.

b. Pengenalan Responden

Dalam skala ini subjek diminta untuk merespon pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan pengenalan responden terhadap iklan susu formula di televisi. Tujuan dari skala ini adalah untuk mengetahui sejauh mana responden mengenal iklan susu anak di televisi. Pertanyaan- pertanyaan ini meliputi:

1) Rata-rata responden menonton televisi dalam sehari.

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tertutup, dimana responden diberikan alternatif jawaban dan diharuskan memilih satu jawaban sesuai dengan kenyataan yang ada.

2) Frekuensi responden menyaksikan iklan susu di televisi

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tertutup. Responden diharapkan memilih satu jawaban sesuai keadaannya. Pertanyaan ini akan mengarahkan reponden tentang seberapa jauh pengenalan reponden tentang iklan susu anak di televisi, dilihat dari keseringan responden melihat tayangan iklan susu anak.

3) Iklan susu formula anak apa saja yang pernah dilihat

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan semi terbuka. Responden diberikan pertanyaan dengan alternatif jawaban, namun selain itu juga disediakan tempat untuk responden dapat memberikan jawaban lain apabila jawaban yang disediakan kurang sesuai.


(59)

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan semi terbuka. Responden diharapkan menjawab pertanyaan, figur siapa yang dapat dipercaya dalam menyampaikan saran dalam pemilihan susu untuk anak.

c. Persepsi, Motivasi dan Tindakan Responden

Skala persepsi, motivasi dan tindakan responden dalam kuisioner ini dibuat oleh peneliti sebanyak 25 pernyataan. Setiap pernyataan dalam skala ini bertujuan mengarahkan responden tentang persepsinya terhadap iklan susu anak di televisi, motivasinya setelah menyaksikan tayangan iklan susu anak di televisi serta tindakan yang akan dilakukan responden.

Pilihan alternatif jawaban dalam skala ini adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini untuk melihat bagaimana kecenderungan persepsi, motivasi dan tindakan responden ke arah setuju atau kearah tidak setuju terhadap setiap pernyataan yang disediakan. Pernyataan- pernyataan dalam skala ini mengandung unsur :

1) Persepsi, pengetahuan, pandangan, keyakinan, perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir konsumen.

2) Motivasi pemilihan susu anak oleh konsumen. 3) Tindakan membeli susu anak oleh konsumen.

Tabel II. Bobot Relatif Komponen dalam Skala Persepsi, Motivasi dan Tindakan Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo

No Komponen Bobot (%)

1 Pengetahuan, pandangan, keyakinan, perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir konsumen

64

2 Motivasi pemilihan susu anak oleh konsumen 16 3 Tindakan membeli susu anak oleh konsumen 20 Total 100


(60)

Dalam skala ini subjek diminta untuk merespon pernyataan dengan jumlah 25 pernyataan yang dirumuskan secara favourable dan non favourable tentang suatu objek. Objek dalam skala ini adalah mengenai persepsi, motivasi dan tindakan responden. Item-item favourable adalah item yang mendukung indikator-indikator persepsi, motivasi dan tindakan responden terhadap iklan susu anak di televisi. Item- item non favourable adalah item yang tidak mendukung indikator-indikator persepsi, motivasi dan tindakan responden terhadap iklan susu anak di televisi.

Skala Persepsi, Motivasi dan Tindakan Responden dalam penelitian ini mempunyai pilihan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S) Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini melihat kecenderungan responden ke arah setuju atau ke arah tidak setuju. Setiap pernyataan dalam skala ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi, motivasi dan tindakan responden terhadap iklan susu anak di televisi yang akan berpengaruh terhadap pemilihan susu untuk anak.

Tabel III. Aspek dan Distribusi Skala Persepsi dan Motivasi Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo

Aspek Nomor Item Jml (%)

F 1,2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,17, 21,25

Pengetahuan,

pandangan, keyakinan, perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir

konsumen NF

20,23

16 (64)

F 7,22

Motivasi pemilihan

susu anak oleh

konsumen NF 16,18

4 (16)

F 14,15

Tindakan membeli

susu anak oleh

konsumen NF 13,19,24

5 (20)

Total (persen) 25 (100)

F = Favourable NF = Non Favourabl


(61)

Uji coba skala dilakukan terhadap ibu- ibu yang mempunyai anak yang mengkonsumsi susu formula di daerah Kanjengan Klaten dan Timbulrejo Yogyakarta dengan mengambil 30 responden. Menurut Azwar (1997) jumlah minimal responden untuk uji coba yaitu 30 responden. Hasil uji coba ini untuk menghitung validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.

3. Uji Validitas

Validitas merupakan tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen tersebut. Validitas ini berkaitan dengan hasil pengukuran, yaitu menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran yang diperoleh benar-benar mencerminkan pengamatan apa yang hendak diukur (Dwiatmoko,2003). Terdapat dua ciri validitas suatu pengukuran yaitu: ketepatukuran dan ketelitian, kecermatan. Ketepatukuran berarti, disamping secara tepat mengukur apa yang memang akan diukur (sensitivitas), juga dengan pengukuran tersebut tidak terukur hal lain selain yang akan diukur (spesifitas). Sedangkan ciri ketelitian adalah penggambaran bahwa pengukuran yang dilakukan memenuhi syarat reliabilitas (Pratiknya, 2001).

Uji validitas dalam kuisioner ini adalah untuk mengetahui tingkat kepahaman bahasa sehingga diperoleh bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan dimengerti oleh responden. Selain itu juga uji validitas ini bertujuan supaya tidak terdapat makna ganda dalam setiap pernyataan, yaitu untuk mendapatkan pernyataan yang relevan untuk analisis, sehingga jawaban reponden dapat diarahkan ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.


(1)

Rekapitulasi Hasil Kuisioner Bagian Tindakan Terhadap Iklan Susu Anak di Televisi Persentase Pernyataan

SS S TS STS

Kecenderung an

Responden tidak akan mencoba setiap produk susu baru yang sedang diiklankan.

F 33,3 51,8 14,0 0,9 Setuju Responden akan membeli susu anak setelah mendapat

informasi melalui ikaln TV dan setelah mendapat penjelasan dari tenaga kesehatan.

F 33,3 47,4 17,5 1,8 Setuju

Responden memutuskan untuk mengganti susu formula untuk anak karena sudah tidak diiklankan di televisi lagi.

NF 10,5 27,1 9

41,2 3

21 ,05

Tidak Setuju

Responden akan membeli susu untuk anak yang diiklankan di TV karena diproduksi oleh industri terkenal.

NF 7,9 24,5

50,9

16,6 Tidak Setuju

Responden memutuskan untuk mengganti susu untuk anak karena melihat model ikaln susu anak di TV yang terlihat sehat dan pintar.

NF 11,4 24,5 50,9 13,2 Tidak Setuju

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

Berikut adalah hasil wawancara yang mencakup pertanyaan dan jawaban dari responden.

Berapa kali dalam sehari Anda menyaksikan iklan susu anak di televisi? Responden 1: Sebanyak 5 sampai enam kali

Responden 2: Banyak sekali sekitar lebih dari 5 kali Responden 3: 5 kali

Responden 4: Sekitar 5 kali dalam sehari Responden 5: 7 kali dalam sehari

Responden 6: Sekitar 3 kali dalam sehari Responden 7: Sekitar 4 kali

Responden 8: Sekitar 5 kali

Menurut Anda apakah iklan susu anak di televisi menarik? Mengapa?

Responden 1: Menarik, karena disamping iklannya bagus kita jadi tahu produk-produk mana yang lengkap kandungan isinya

Responden 2: Menarik karena anak kecilnya lucu, kelihatan cerdas dan sehat Responden 3: Menarik, karena adanya model anak kecil yang menyenangkan

dan kita jadi tahu kandungan susu dan manfaatnya Responden 4: Menarik aja

Responden 5: Kadang-kadang, karena ada anak kecilnya menggemaskan Responden 6: Menarik karena iklannya lucu

Responden 7: Menarik soalnya bagus dan seru karena anak-anaknya lucu dan imut-imut

Responden 8: Menarik karena ada model anak-anak yang menggemaskan dan lincah

Informasi apa saja yang bisa Anda peroleh setelah menyaksikan iklan susu di televisi?

Responden 1: Informasi seperti komposisinya, yaitu adanya DHA, vitamin- vitamin serta manfaatnya

Responden 2: Adanya informasi tentang komposisi susu lewat tulisan mengandung AA, DHA


(3)

Responden 3: Jadi tahu manfaat susu untuk pertumbuhan anak dan meningkatkan kecerdasan anak

Responden 4: Informasi mengenai kandungan susu seperti adanya vitamin-vitamin dan mineral, adanya zat-zat tambahan seperti DHA, omega3, AA dan yang lainnya.

Responden 5: Informasi mengenai manfaat susu Responden 6: Informasi adanya produk baru

Responden 7: Informasi tentang jenis-jenis produk susu yang sesuai untuk pertumbuhan anak.

Responden 8: Informasi tentang kandungan dalam susu yang baik untuk pertumbuhan anak

Tolong sebutkan komposisi susu anak yang anda ketahui dari iklan susu anak di televisi?

Responden 1 : Mengandung vitamin-vitamin, DHA dan yang lainnya

Responden 2 : Mengandung AA, DHA, kolin, vitamin-vitamin, kalsium, protein

Responden 3 : Mengandung vitamin, mineral, AA, DHA

Responden 4: Mengandung AA, DHA, Protein, karbohidrat, mineral dan yang lainnya.

Responden 5: AA, DHA, omega 3, vitamin, mineral Responden 6: Seperti vitamin, AA, protein, karbohidrat

Responden 7: Adanya kandungan karbohidrat, lemak dan seperti DHA, AA Responden 8: Mengandung vitamin-vitamin yang penting untuk kesehatan

anak

Apakah yang Anda ketahui tentang DHA dan Omega 3?

Responden 1: DHA merupakan nutrisi untuk otak bayi dan pertumbuhan Responden 2: DHA baik untuk otak agar anak menjadi cerdas

Responden 3: DHA untuk perkembangan otak dan meningkatkan kecerdasan. Responden 4: DHA merupakan zat yang mengandung gizi untuk menunjang

pertumbuhan anak Responden 5: Untuk pertumbuhan otak

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

Responden 6: DHA untuk vitamin otak

Responden 7: DHA dan AA berfungsi untuk nutrisi otak bayi Responden 8: untuk meningkatkan kecerdasan

Bagaimana motivasi atau tindakan yang akan Anda lakukan setelah menyaksikan iklan susu anak di televisi?

Responden 1: Mempertimbangkan dan mungkin membeli Responden 2: Kadang-kadang membeli

Responden 3: Biasa saja tapi kadang-kadang membeli

Responden 4: Mempertimbangkannya dan kadang membeli, soalnya anak suka bosan, sehingga sering menggantinya.

Responden 5: Kadang-kadang langsung mencoba Responden 6: Mempertimbangkannya dulu Responden 7: Mempertimbangkannya dulu

Responden 8: Tidak tertarik dengan produk-produk baru yang ditawarkan, saya akan mempertimbangkan dahulu

Sejak kapan Anda mulai mengganti ASI dengan susu formula?

Responden 1: Sejak umur 1 tahun sudah mengkombinasikan ASI dengan susu formula

Responden 2: Sejak umur satu tahunan

Responden 3: Sejak 6 bulan sudah diperkenalkan susu formula, namun masih dengan ASI

Responden 4: Sejak usia satu tahunan Responden 5: Umur 2 tahun

Responden 6: Usia 1 tahun Responden 7: Usia satu tahun Responden 8: Usia 2 tahun

Apakah Anda pernah punya pengalaman efek samping pemberian susu terhadap anak? tolong diceritakan?

Responden 1: Tidak pernah Responden 2: Belum pernah Responden 3: Anak pernah diare


(5)

Responden 4: Belum pernah

Responden 5: Pernah mengalami efek samping yaitu anak pernah diare Responden 6: Belum pernah

Responden 7: Pernah mengalami alergi yaitu kulitnya menjadi kemerahan dan gatal-gatal

Responden 8: Anak pernah mencret setelah mengkonsumsi susu formula

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

BIOGRAFI

Penulis skripsi yang berjudul “Persepsi dan Motivasi Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo terhadap Iklan Susu Formula Anak di Televisi Tahun 2007” bernama lengkap Devi Chandra Kristanti. Penulis lahir di Solo, 3 Juni 1983 dari pasangan Bapak Harsono, Spd dan Ibu Tutanti Marhaeni, SE. pendidikan yang ditempuh yaitu taman Kanak-kanak Siwipeni Solo. Penulis melanjutkan di SDN Belik 122 Surakarta hingga tahun 1995. Pada tahun 1998 lulus dari SMPN 4 Surakarta. Pada tahun 2001 lulus dari SMUN 5 Surakarta. Penulis melanjutkan Studinya pada tahun 2001 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Farmasi sampai oktober 2007.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kebiasaan Mengkonsumsi Susu Formula Terhadap Kualitas Tidur Batita di Kelurahan Panji Dabutar Kecamatan Sitinjo

0 45 135

Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Iklan Produk Susu Bayi (Studi Deskriptif Persepsi Ibu-Ibu Di Komplek Tasbi (Taman Setia Budi Indah) Terhadap Iklan Susu Enfagrow+

0 28 99

Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam Medan Kota

6 88 65

PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA TENTANG PENAMPILAN MODEL IKLAN FRESTEA GREEN MY BODY ( Studi Persepsi Ibu-ibu Anggota PKK Kelurahan Merjosari Kota Malang )

0 17 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE DI POSYANDU Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Tindakan Pencegahan Dan Pengobatan Diare Di Posyandu Gonilan Kartasura.

0 0 10

PERSEPSI IBU-IBU DI SURABAYA TERHADAP ISI SLOGAN “DUA ANAK LEBIH BAIK” DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI TELEVISI (Studi Deskriptif Persepsi Ibu-Ibu Di Surabaya Terhadap Isi Slogan “Dua Anak Lebih Baik Dalam Iklan Layanan Masyar

0 2 93

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLAN SUSU FORMULA DI TELEVISI DAN PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA.

0 0 96

HUBUNGAN MOTIVASI, PERSEPSI, DAN PENGETAHUAN IBU PADA MASA KEHAMILAN DAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU

0 0 7

IBU DAN IKLAN TELEVISI (TINJAUAN TERHADAP IKLAN PRODUK UNTUK BALITA DI TELEVISI)

0 0 16

PERSEPSI IBU-IBU DI SURABAYA TERHADAP ISI SLOGAN “DUA ANAK LEBIH BAIK” DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI TELEVISI (Studi Deskriptif Persepsi Ibu-Ibu Di Surabaya Terhadap Isi Slogan “Dua Anak Lebih Baik Dalam Iklan Layanan Masyar

0 0 19