Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia hidup di dunia tidak pernah lepas dari kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan kegitan belajar inilah seseorang dapat mengembangkan seluruh kemampuan kognitif, afektif, motorik, dan sosialnya. Sisdiknas 2003 membedakan lingkungan belajar menjadi tiga katagori, yaitu 1 lingkungan formal sekolah, 2 lingkungan informal keluarga dan masyarakat, 3 lingkungan non formal kursus atau pelatihan. Di dalam suatu lingkungan formal atau sekolah terdapat suatu proses kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: tujuan pengajaran, materi pengajaran, media pengajaran, peranan guru dan siswa, minat belajar siswa dan kedisiplinan belajar siswa. Faktor-faktor tersebut yang paling dominan adalah minat belajar siswa Setiap proses kegiatan belajar mengajar mempunyai tujuan untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam proses tersebut, partisipasi guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar sangatlah diperlukan. Peran guru sangat besar dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Oleh karena itu seorang guru harus mampu untuk mengelola pembelajaran peserta didik, mampu untuk menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam, menyampaikan materi dengan baik, mampu untuk menjadi teladan bagi siswa dan mampu untuk berkomunikasi dengan lingkungannya baik kepada siswa, sesama guru, orang tua siswa dan masyarakat. Setiap siswa memiliki persepsi yang berbeda tentang profesionalisme dari seorang guru. Dengan profesionalisme guru dalam mengajar dimaksudkan agar siswa lebih mudah dalam memahami suatu mata pelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Semakin siswa mudah dalam memahami suatu mata pelajaran, maka prestasi yang akan dicapai oleh siswa akan semakin baik. Akan tetapi sebaliknya jika siswa sulit dalam memahami suatu mata pelajaran maka prestasi yang baik akan sulit dicapai. Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran dipengaruhi juga oleh minat siswa tersebut. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh Djaali, 2006:121. Apabila siswa merasa suka atau senang terhadap mata pelajaran tertentu maka siswa akan cenderung untuk memperhatikan setiap pelajaran berlangsung, dengan adanya perhatian maka siswa akan dapat memahami dengan baik yang pada akhirnya hasil belajar yang memuaskan dapat dicapai. Sebaliknya, siswa yang merasa kurang senang terhadap mata pelajaran tertentu akan cenderung kurang memperhatikan dan kurang fokus terhadap setiap pembelajaran yang berlangsung. Sehingga siswa tidak dapat memahami pelajaran dengan baik dan pada akhirnya hasil belajar yang memuaskan akan sulit dicapai. Selain memiliki minat belajar siswa juga harus dapat mendisiplinkan diri yaitu dengan cara siswa harus dapat mengendalikan diri dan mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan di dalam kegiatan pembelajaran. Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa yang baik. Hal ini menuntut setiap siswa untuk selalu bersikap disiplin dalam mengikuti seluruh proses pembelajaran di sekolah. Dengan sikap disiplin dalam proses belajar mengajar maka diharapkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Semakin siswa dapat mendisiplinkan diri dalam belajar maka prestasi yang akan diperoleh siswa semakin baik. Tetapi sebaliknya jika siswa tidak dapat mendisiplinkan diri dalam belajar maka prestasi yang akan diperoleh tidak memuaskan. Dalam kenyataan di lapangan masih banyak siswa yang tidak menunjukkan sikap disiplin dalam mengikuti pembelajaran, misalnya: adanya siswa yang tidak mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat pada waktu kesepakatan bersama. Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam dunia pendidikan dengan mengambil judul “ Hubungan antara minat belajar akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi “.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI

0 5 107

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI SISWA JURUSAN AKU

0 0 18

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, motivasi belajar siswa, dan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMA GAMA Yogyakarta.

1 11 179

Hubungan antara persepsi siswa terhadap profesionalisme guru, kedisiplinan dan motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMA BOPKRI II Yogyakarta.

0 0 144

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 153

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 186

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR AKUNTANSI, KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESIONALISME GURU AKUNTANSI DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Studi Kasus Pada SMA N 1 Semin, Gunungkidul SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

0 0 191

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

0 0 160

HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

0 1 114

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN GURU AKUNTANSI, FASILITAS BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 3 124