Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, motivasi belajar siswa, dan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMA GAMA Yogyakarta.

(1)

vii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, DISIPLIN SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA,

DAN FASILITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus di SMA GAMA Yogyakarta

Dwi Yuli Susanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara : 1) Persepsi siswa tentang variasai gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi, 2) Disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi, 3) Motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi, dan 4) Fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

Populasi dari penelitian ini yaitu siswa siswi kelas XI dan XII SMA GAMA Yogyakarta jurusan IPS yang berjumlah 127 anak. Jumlah sampel penelitian adalah 68 anak. Teknik penarikan sampel adalah purporsive sampling, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Mei – 30 Mei 2009.

Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang variasai gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi, disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi, motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi, dan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi digunakan statistik nonparametrik koefisien korelasiSpearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang variasai gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi r hitung sebesar 0,389 > r tabel 0,05 sebesar 0,239 serta t hitung 3,430 > t tabel 0,05 sebesar 1,997, 2) Terdapat korelasi positif dan signifikan antara disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi r hitung sebesar 0,604 > r tabel 0,05 sebesar 0,239 serta t hitung 6,157 > t tabel 0,05 sebesar 1,997, 3) Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi r hitung sebesar 0,524 > r tabel 0,05 sebesar 0,239 serta t hitung 4,998 > t tabel 0,05 sebesar 1,997, 4) Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi r hitung sebesar 0,531 > r tabel 0,05 sebesar 0,239 serta t hitung 5,091 > t tabel 0,05 sebesar 1,997.


(2)

viii ABSTRACT

THE RELATIONSHIPS BETWEEN STUDENT’S PERCEPTION OF TEACHER TEACHING STYLE VARIATION, STUDENT’S DICIPLINE,

STUDENT’S LEARNING MOTIVATION, STUDENT’S LEARNING FACILITY AND ACCOUNTINGLEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study on The Students of GAMA Senior High School Yogyakarta

Dwi Yuli Susanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research intends to find out whether there is a relation between 1) students’ perception of teachers’ method in teaching and achievement in learning accounting, 2) students’ discipline and achievement in learning accounting, 3) students’ learning motivation and achievement in learning accounting, and 4) students’ learning facilities and achievement in learning accounting.

The populations of this research were 127 students of the eleventh & twelfth grade of Science Social Department of Gama Senior High School Yogyakarta. The samples of this research were 68 students. The technique of drawing samples was purposive sampling technique and this research was conducted on 15 May-30 May 2009.

Correlation coeffision nonparametric statistic was used to find out the relation between students’ perception of teachers’ method in teaching and achievement in learning accounting, students’ discipline and achievement in learning accounting, students’ learning motivation and achievement in learning accounting, and students learning facilities and achievement in learning accounting.

The result of this research shows that; 1) there is positive correlation and significant between students’ perception of teachers’ method in teaching and achievement in learning accounting (

r

observed = 0,389 >

r

table 0,05 = 0,239 and

t

observed = 3,430 >

t

table 0,05 = 1,997); 2) there is positive and significant correlation between students’ discipline and achievement in learning accounting (

r

observed= 0,604 >

r

table0,05 = 0,239 and

t

observed= 6,157 >

t

table0,05 = 1,997); 3) there is positive and significant correlation between students’ learning motivation and achievement in learning accounting (

r

observed= 0,524 >

r

table 0,05 = 0,239 and

t

observed = 4,998 >

t

table 0,05 = 1,997); 4) there is positive and significant correlation between students learning facilities and achievement in learning accounting (

r

observed= 0,531 >

r

table 0,05 = 0,239 and

t

observed= 5,091 >


(3)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG

VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, DISIPLIN

SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN

FASILITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI

BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus : SMA GAMA YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Dwi Yuli Susanti NIM : 051334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis yang mungkin sangat jauh dari sempurna ini sebagai

buah tanganku akan kupersembahkan dengan setulus hati

Teruntuk:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu Melindungi dan

Membantu dalam setiap Kesulitan.

2. Bapak dan Ibu yang akan selalu kusayangi, dalam kasih sayang

dan perhatian kalian telah memberikanku pengalaman hidup yang

sangat berarti.

3. Kakak suster Ika dan adikku Arga. Terima Kasih atas Perhatian,

Dorongan dan tawa yang kalian berikan.

4. Saudara-saudaraku, pakde, budhe, om, tante, sepupu, keponakan.

Terima kasih untuk dorongan dan doa yang telah diberikan.

5. Seseorang yang special bagiku Sigit Adi Prasetyo . Terima kasih

untuk doa, semangat, tawa dan kasih mu selama ini.

6. Sahabat-sahabatku, Rosa, Puput, Magda, Rita, Riri, Susan, Tere,

Asri, Yuli, mbak Sinta, Yudha, Ida. Terima kasih atas Motivasi yang

diberikan, masukan dari kalian sangat berarti bagiku.


(7)

v

MOTTO

"”Apapun yang kamu lakukan, cintailah dirimu karena

melakukannya. Apapun yang kamu rasakan, cintailah dirimu

sendiri karena merasakannya”.

”Memberikan kesenangan kepada sebuah hati dengan sebuah

tindakan masih lebih baik daripada seribu kepala yang

menunduk berdoa”.


(8)

(9)

(10)

vii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, DISIPLIN SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA,

DAN FASILITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus di SMA GAMA Yogyakarta

Dwi Yuli Susanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara : 1) Persepsi siswa tentang variasai gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi, 2) Disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi, 3) Motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi, dan 4) Fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

Populasi dari penelitian ini yaitu siswa siswi kelas XI dan XII SMA GAMA Yogyakarta jurusan IPS yang berjumlah 127 anak. Jumlah sampel penelitian adalah 68 anak. Teknik penarikan sampel adalah purporsive sampling, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Mei – 30 Mei 2009.

Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang variasai gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi, disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi, motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi, dan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi digunakan statistik nonparametrik koefisien korelasiSpearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang variasai gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi r hitung sebesar 0,389 > r tabel 0,05 sebesar 0,239 serta t hitung 3,430 > t tabel 0,05 sebesar 1,997, 2) Terdapat korelasi positif dan signifikan antara disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi r hitung sebesar 0,604 > r tabel 0,05 sebesar 0,239 serta t hitung 6,157 > t tabel 0,05 sebesar 1,997, 3) Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi r hitung sebesar 0,524 > r tabel 0,05 sebesar 0,239 serta t hitung 4,998 > t tabel 0,05 sebesar 1,997, 4) Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi r hitung sebesar 0,531 > r tabel 0,05 sebesar 0,239 serta t hitung 5,091 > t tabel 0,05 sebesar 1,997.


(11)

viii ABSTRACT

THE RELATIONSHIPS BETWEEN STUDENT’S PERCEPTION OF TEACHER TEACHING STYLE VARIATION, STUDENT’S DICIPLINE,

STUDENT’S LEARNING MOTIVATION, STUDENT’S LEARNING FACILITY AND ACCOUNTINGLEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study on The Students of GAMA Senior High School Yogyakarta

Dwi Yuli Susanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research intends to find out whether there is a relation between 1) students’ perception of teachers’ method in teaching and achievement in learning accounting, 2) students’ discipline and achievement in learning accounting, 3) students’ learning motivation and achievement in learning accounting, and 4) students’ learning facilities and achievement in learning accounting.

The populations of this research were 127 students of the eleventh & twelfth grade of Science Social Department of Gama Senior High School Yogyakarta. The samples of this research were 68 students. The technique of drawing samples was purposive sampling technique and this research was conducted on 15 May-30 May 2009.

Correlation coeffision nonparametric statistic was used to find out the relation between students’ perception of teachers’ method in teaching and achievement in learning accounting, students’ discipline and achievement in learning accounting, students’ learning motivation and achievement in learning accounting, and students learning facilities and achievement in learning accounting.

The result of this research shows that; 1) there is positive correlation and significant between students’ perception of teachers’ method in teaching and achievement in learning accounting (

r

observed = 0,389 >

r

table 0,05 = 0,239 and

t

observed = 3,430 >

t

table 0,05 = 1,997); 2) there is positive and significant correlation between students’ discipline and achievement in learning accounting (

r

observed= 0,604 >

r

table0,05 = 0,239 and

t

observed= 6,157 >

t

table0,05 = 1,997); 3) there is positive and significant correlation between students’ learning motivation and achievement in learning accounting (

r

observed= 0,524 >

r

table 0,05 = 0,239 and

t

observed = 4,998 >

t

table 0,05 = 1,997); 4) there is positive and significant correlation between students learning facilities and achievement in learning accounting (

r

observed= 0,531 >

r

table 0,05 = 0,239 and

t

observed= 5,091 >


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria atas Rahmat dan KaruniaNya yang telah dilimpahkan sehingga dengan kertebatasan yang ada, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, DISIPLIN SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN FASILITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Banyak pihak yang telah memberi kasih, bantuan, perhatian, dorongan, dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph,D.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo,S.E. M. Si. banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.


(13)

x

5. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji I yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji II yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Untung Sudarmadji selaku Kepala Sekolah SMA GAMA Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin untuk penelitian dan memberikan data-data yang penulis butuhkan.

8. Bapak Drs. P. Suyanto selaku guru mata pelajaran Akuntansi yang telah memberi ijin penelitian dan memberikan data-data yang penulis butuhkan. 9. Kepada siswa kelas XI jurusan IPS SMA GAMA Yogyakarta yang telah

bersedia mengisi kuesioner.

10. Kedua orangtua saya, Bapak Alexander Djemiran yang selalu siap membantu setiap kali saya membutuhkan dan Ibu RR. Susana Suparminah yang telah memberikan semangat, cinta, pengertian dan doanya bagi saya. Maaf jika selama dua puluh dua tahun ini sudah banyak menyusahkan, tapi dari dalam lubuk hati saya yang paling dalam, saya tetap ingin membahagiakan kalian. 11. Kedua saudara saya, suster Irene Ika Apriliana kamu adalah malaikat saya, dan

Triburtinus Tri Danang Cipta Arga (Buatlah orang tuamu bangga dan bahagia).

12. Dengan senyum di wajah dan cinta di hati. Buat Sigit Adi Prasetyo yang telah memberikan cinta dan pengertiannya, terima kasih karena telah memberikan


(14)

xi

dukungannya yang hangat. Tanpa kamu, hidup ini akan menjadi cerita yang lain. You make me proud of you. Sekali lagi terima kasih karena telah memberikan saya ruang, waktu dan dukungan emosional.

13. Narada 5A, Mami Rita, Puput, Tante Magda, Christ, Danang, Yoga, mas Joko, mas Andre, mas Harto, mas Bayu, mbah Harjo, Bulik Tri, Om Anwar. Terima kasih telah bersedia menjadi keluarga kedua bagi saya.

14. Surya 7B, mbak Sinta, mbak Niken PBI, mbak Risma-dek Ardi, mbak Vita, tante Yuli-mas Bembi, mbak Asri, Nian-Ari, Vera, Dewiq. Terima kasih untuk dorongan dan semangat yang diberikan bagi saya.

15. Rosa, Riri, mbak Flori, mbak Rina. Terima kasih telah membantu saya dengan keahlian kalian membuat dari skripsi mentah sampai menjadi skripsi jadi. 16. Sahabat- sahabat ku Yudha, Ida, Ruci, Dani, Esti, Ferry, Pran, Tino, Yeni,

Marcel, Ririn, Bertil, Nona, Rina Budi, Yanto, mbak Emi, mas Antok, mas Anang, mas Jenkq, Wiwid, Vanie, Heta, Susan, Tere terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

17. Sigit Wisnu Wardoyo, pandangan dan perhatianmu telah mendukung saya pada saat-saat yang berat. Terima kasih atas semangat, doa dan kebersamaanya selama ini.

18. Teman-teman PAK’05 yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih telah membantu dan memberikan support dalam kelancaran studi dan skripsi ini.

19. Semua pihak yang turut memberikan sumbangan pikiran, tenaga, saran, dorongan dalam penyusunan skripsi ini.


(15)

xii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karenanya segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 17 September 2009


(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8

A. Belajar ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar... 8

B. Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru... 9

1. Persepsi siswa ... 9

2. Pengertian Mengajar ... 11

3. Gaya Mengajar ... 11

4. Variasi Gaya Mengajar... 12

5. Manfaat dari Variasi Gaya Mengajar Guru ... 15

C. Disiplin Belajar Siswa ... 16

1. Pengertian Disiplin Belajar ... 16

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar... 17

D. Motivasi Belajar Siswa di Sekolah ... 18

1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa ... 18

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 20

E. Fasilitas Belajar... 23

1. Pengertian Fasilitas Belajar... 23

2. Macam-macam fasilitas yang dibutuhkan oleh anak ... 24

F. Prestasi Belajar Akuntansi ... 25

1. Pengertian Prestasi Belajar... 25

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 26


(17)

xiv

G. Kerangka Berpikir... 28

H. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Subyek Penelitian ... 33

D. Populasi dan Sampel ... 34

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 35

1. Variabel yang Akan Diteliti... 35

a. Variabel Bebas ... 35

b. Variabel Terikat ... 36

2. Pengukuran Variabel ... 36

a. Variabel Bebas ... 37

b. Variabel Terikat ... 38

F. Data yang Diperlukan ... 40

1. Data Primer ... 40

2. Data Sekunder ... 40

G. Teknik Pengumpulan Data... 41

1. Kuesioner ... 41

2. Dokumentasi ... 41

3. Wawancara ... 41

H. Teknik Pengujian Instrume ... 41

1. Pengujian Validitas... 41

2. Pengujian Reliabilitas... 48

I. Teknik Analisis Data ... 49

1. Statistik Deskriptif ... 48

2. Pengujian Prasyarat Analisis (Uji Normalitas) ... 50

J. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan ... 51

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 53

A. Sejarah SMA GAMA Yogyakarta ... 53

B. Visi, Misi, dan Tujuan SMA GAMA Yogyakarta ... 54

1. Visi SMA GAMA... 54

2. Misi SMA GAMA... 54

3. Tujuan SMA GAMA... 54

C. Sistem Pendidikan SMA GAMA... 55

D. Kurikulum SMA GAMA ... 57

E. Struktur Organisasi SMA GAMA... 58

F. Sumber Daya Manusia SMA GAMA ... 63

G. Siswa SMA GAMA ... 64

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA GAMA ... 65

I. Proses Belajar Mengajar SMA GAMA ... 67

J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 68

K. Komite SMA GAMA... 70


(18)

xv

M.Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ... 72

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 74

A. Deskripsi Data... 74

1. Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru ... 74

2. Disiplin Siswa ... 76

3. Motivasi Belajar Siswa ... 77

4. Fasilitas Belajar Siswa ... 78

5. Prestasi belajar Akuntansi ... 80

B. Analisis Data... 81

1. Pengujian Prasyarat Analisis (Uji Normalitas) ... 81

2. Pengujian Hipotesis... 82

a. Pengujian Hipotesis I... 82

b. Pengujian Hipotesis II ... 85

c. Pengujian Hipotesis III ... 87

d. Pengujian Hipotesis IV... 90

C. Pembahasan ... 93

1. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 93

2. Hubungan Antara Disiplin Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 94

3. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 96

4. Hubungan Antara Fasilitas Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 98

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Keterbatasan Penelitian... 102

C. Saran-saran... 102


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Skala pengukuran ... 38

Tabel 3.2 : Kisi-kisi kuesioner... 39

Tabel 3.3 : Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru ... 43

Tabel 3.4 : Rangkuman Uji Validitas untuk Disiplin Siswa ... 45

Tabel 3.5 : Rangkuman Uji Validitas untuk Motivasi Belajar Siswa ... 46

Tabel 3.6 : Rangkuman Uji Validitas untuk Fasilitas Belajar Siswa ... 47

Tabel 3.7 : Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 49

Tabel 3.8 : Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II... 50

Tabel 3.9 : Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi... 52

Tabel 4.1 : Data Siswa SMA GAMA Yogyakarta ... 64

Tabel 5.1 : Pedoman PAP Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru... 75

Tabel 5.2 : Pedoman PAP Disiplin Siswa ... 76

Tabel 5.3 : Pedoman PAP Motivasi Belajar Siswa ... 78

Tabel 5.4 : Pedoman PAP Fasilitas Belajar Siswa ... 79

Tabel 5.5 : Pedoman PAP Prestasi Belajar Akuntansi ... 80


(20)

xvii

Tabel 5.7 : Hasil Pengujian Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar

Akuntansi... 83 Tabel 5.8 : Hasil Pengujian Hubungan Antara Disiplin Siswa dengan

Prestasi Belajar Akuntansi... 85 Tabel 5.9 : Hasil Pengujian Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa

dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 88 Tabel 5.10: Hasil Pengujian Hubungan Antara Fasilitas Belajar Siswa


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner ... 106

Lampiran II : Uji Reliabilitas – Validitas ... 114

Lampiran III : Data Mentah ... 124

Lampiran IV : Deskripsi Variabel Penelitian... 135

Lampiran V : Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ... 142

Lampiran VI : Uji Normalitas... 145

Lampiran VII : Analisis NonparametrikSpearman... 146

Lampiran VIII : Daftar tabel r, tabel t ... 148


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mata pelajaran akuntansi di sekolah menengah umum biasanya menjadi mata pelajaran yang kurang begitu diminati oleh siswa. Kegiatan belajar mengajar yang kaku dan monoton serta kurangnya fasilitas belajar mengakibatkan ilmu akuntansi menjadi sangat tidak menarik dan membosankan bagi siswa. Guru dalam mengajar akuntansi dikelas sering sekali hanya memberikan ceramah dan soal yang dikerjakan individu maupun kelompok. Setiap kali pelajaran akuntansi guru tidak menerangkan dengan gaya yang bervariasi, hal ini menyebabkan siswa merasa tidak bersemangat. Hal ini terlihat ketika siswa menjadi malas untuk membaca materi pelajaran, ada yang menaruh kepala di meja, berpangku tangan sambil melamun, bermain Hand Phone, berbicara dengan teman sebangku dengan asiknya, menulis-nulis atau menggambar sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran akuntansi dan ketika diberi pertanyaanpun siswa tidak bisa menjawab. Jika siswa sudah merasa tidak bersemangat atau tidak tertarik atas materi yang disampaikan maka siswa sulit untuk memahami isi materi yang sedang disampaikan. Selain semangat siswa yang semakin menurun, siswa terkadang menjadi tidak disiplin, misalnya saja siswa menjadi malas untuk untuk membeli buku pelajaran akuntansi, padahal itu sangat penting. Ketidakdisiplinan yang lainnya adalah siswa tidak mengerjakan PR yang telah diberikan oleh


(23)

guru, bahkan siswa menjadi sering membolos ketika ada jadwal mata pelajaran akuntansi. Siswa pun menjadi kurang termotivasi untuk belajar, kesadaran untuk belajar menjadi sangat rendah, ketika mendapat teguran dari guru pun mereka tidak mengindahkannya, mereka terkesan cuek dan tidak peduli. Ditambah lagi dengan kurangnnya fasilitas belajar, biasanya fasilitas yang tersedia di sekolah, seperti buku-buku pelajaran jumlahnya sangat terbatas, sehingga tidak semua siswa bisa mendapatkan buku pelajaran tersebut. Akibat dari semuanya itu adalah prestasi belajar akuntansi siswa menjadi menurun.

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa. Keterlibatan siswa serta interaksi yang terjadi dalam proses belajar mengajar pada akhirnya sangat tergantung pada guru. Guru yang baik akan selalu secara swadaya mau menerapkan berbagai strategi agar mendapatkan hasil yang lebih efisien dan inovatif. Guru harus semaksimal mungkin agar siswa benar-benar terlibat secara aktif, secara fisik, mental, intelektual, dan emosional. Guru menjadi faktor yang penting agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa guru, tujuan pendidikan yang telah dirumuskan tidak akan pernah tercapai oleh siswa. Guru merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan proses belajar mengajar.


(24)

Variasi gaya mengajar diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar-mengajar yang bertujuan mengurangi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, dan berperan serta aktif yang pada akhirnya dicapai hasil yang maksimal. Variasi gaya mengajar menjadi penting karena variasi yang dilakukan oleh seorang guru diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran sehingga tujuan instruksional dapat dicapai (Dimyati dan Mujiono, 1999:61). Selain itu variasi gaya mengajar guru dapat juga memacu semangat belajar siswa, sehingga pada akhirnya prestasi belajar akuntansi meningkat.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh C. Rahayuningsih (2003), ditemukan bahwa variasi gaya mengajar guru mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa beranggapan variasi gaya mengajar guru akan mengurangi kebosanan dan dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. Jadi, semakin tinggi persepsi siswa terhadap variasi gaya mengajar guru maka semakin tinggi pula prestasi belajar mereka.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Listi Anna Wati (2004), ditemukan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar para siswa. Dengan memperhatikan pernyataan di atas dapat diartikan bahwa prestasi belajar bisa dipengaruhi oleh motivasi belajar. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar siswa, semakin tinggi pula prestasi belajar siswa tersebut.


(25)

Selain itu, dalam penelian yang dilakukan oleh Fransisca Lasmintorini (2005) dijelaskan pula bahwa disiplin siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar. Hal ini berarti semakin tinggi disiplin siswa, semakin tinggi pula prestasi belajar siswa tersebut. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Fransiscus Xaverius Yusti Subroto (2005) ditemukan bahwa fasilitas belajar siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar para siswa. Dengan memperhatikan pernyataan di atas dapat diartikan bahwa prestasi belajar bisa dipengaruhi oleh fasilitas belajar siswa. Hal ini berarti semakin tinggi fasilitas belajar siswa, semakin tinggi pula prestasi belajar siswa tersebut.

Selain variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan motivasi belajar siswa, fasilitas belajar pun juga penting. Fasilitas belajar penting untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Dengan adanya fasilitas belajar yang lengkap pula diharapkan dapat mendukung pengembangan kondisi belajar yang menyebabkan terjadinya ”trasfer of learning” pada siswa yakni berupa terdapatnya kemampuan (intelektual dan fisik), dan motivasi (minat dan kebutuhan) untuk belajar sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis ingin membuktikan kembali kebenaran dari penelitian yang berjudul ”Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar


(26)

Guru, Disiplin Siswa, Motivasi Belajar Siswa Dan Fasilitas Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dikaji bahwa masalah-masalah yang kerap kali muncul dalam usaha peningkatan prestasi belajar siswa yaitu variasi gaya mengajar yang digunakan oleh seorang guru, kedisiplinan siswa, motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa itu sendiri serta fasilitas belajar.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dan fasilitas belajar yang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar sebagai upaya untuk mengurangi kebosanan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga kedisiplinan siswa dan motivasi belajar mereka dengan sendirinya akan meningkat, dan pada akhirnya akan diperoleh prestasi belajar yang optimal. Penelitian ini dibatasi pada 4 variabel bebas yaitu persepsi siswa tentang gaya mengajar guru, disiplin siswa, motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar siswa.


(27)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi ?

2. Apakah ada hubungan positif antara disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntasi?

3. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi?

4. Apakah ada hubungan positif antara fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, penelian ini mempunyai tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi .

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntasi.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.


(28)

4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

F. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru dan siswa

Penelitian ini diharapkan sebagai acuan, baik bagi guru dan siswa untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar dengan mengingat pentingnya penggunaan variasi gaya mengajar guru untuk mengurangi kebosanan siswa dalam proses belajar mengajar dan pentingnya fasilitas belajar yang dapat mendukung proses belajar dalam usaha meningkatkan disiplin siswa dan motivasi belajar siswa di sekolah.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya serta dapat menambah referensi kepustakaan, khususnya referensi mengenai kependidikan.

3. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan agar dapat memberi bekal bagi penulis untuk terjun dalam dunia pendidikan. Pemilihan variabel variasi gaya mengajar guru yang tepat diharapkan dapat diterapkan secara nyata dalam dunia kerja yang akan digeluti oleh penulis kelak.


(29)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Beberapa definisi belajar yaitu:

Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”. Ngalim Purwanto juga mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Selain itu belajar juga dimaksudkan sebagai kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Syah, 1995:69).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan: Faktor individual (faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri) a. Kematangan/pertumbuhan

b. Kecerdasan/intelegensi c. Latihan dan Ulangan d. Motivasi


(30)

Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan dalam belajar. Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seorang dengan yang lain. Ada orang yang mempunyai sifat keras hati, berkemauan keras, tekun dalam segala usahanya, halus perasaannya, dan ada pula yang sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada orang itu sedikit-banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajar dapat dicapai. Termasuk kedalam sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.

Faktor Sosial

a. Keadaan keluarga b. Guru dan cara mengajar c. Alat-alat pelajaran d. Motivasi sosial

e. Lingkungan dan kesempatan

B. Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru 1. Persepsi Siswa

Persepsi pada hakekatnya adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada


(31)

pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi (Thoha,1983:138).

Persepsi dapat pula diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera atau penginderaan untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita (Davidoff,1981:232).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman, menerima, pengorganisasian, dan mengintepretasikan rangsang dari lingkungan melalui panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang yang diinderakan.

Persepsi siswa terhadap proses belajar mengajar sangat berpengaruh pada prestasi belajar mereka, karena guru sangat dominan dalam menentukan keberhasilan masing-masing siswa. Profesionalitas guru dalam mengelola kelas merupakan kunci utama dalam strategi belajar mengajar.

Guru hendaknya harus senantiasa mampu menimbulkan kedisiplinan dan motivasi belajar dalam diri siswa sehingga dicapai hasil belajar yang optimal. Persepsi siswa terhadap variasi gaya mengajar guru adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan, dan mengintepretasikan apa yang didengar dan dilihat sehingga siswa mampu memberikan penilaian.


(32)

2. Pengertian Mengajar

Mengajar adalah upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan (Ali,1984:3). Mengajar dapat pula diartikan sebagai suatu upaya pendidikan dalam memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

Menurut Sardiman, mengajar adalah menyampaikan pengetahuan (1989:46). Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapat atau menguasai pengetahuan. Konsekuensi dari pengertian semacam ini akan membuat kecenderungan anak menjadi pasif, karena hanya menerima informasi atau pengetahuan yang diberiakan gurunya, sehingga pengajarannya bersifat teacher centered, jadi gurulah yang memegang posisi kunci dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu cara atau upaya yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa yang bertujuan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan yang berguna bagi siswa. 3. Gaya Mengajar

Gaya mengajar menurut Winkel (1996:204) adalah keseluruhan tingkah laku yang khas bagi dirinya dan agak bersifat menetap pada setiap kali megajar.


(33)

Menurut J. Roggema dalam Winkel (1996:205) membedakan gaya mengajar guru setiap kali mengajar.

1. Formal, ciri-ciri:

a. Guru sangat terikat dengan kurikulum pengajaran yang telah ditetapkan.

b. Menuntut banyak prestasi hafalan. c. Berpegang pada buku pelajaran. d. Bergaya memimpin lebih otoriter.

e. Kurang bersedia menerima sumbangan pikiran dari siswa. f. Menekankan perlunya siswa belajar untuk lulus ujian. 2. Informal, ciri-ciri:

a. Penentuan luas materi pelajaran tergantung dari kebutuhan siswa.

b. Mendorong siswa untuk berdiskusi mengenai materi pelajaran. c. Memberikan pandangan sendiri terhadap pelajaran.

d. Bergaya memimpin lebih demokratis.

e. Menanggapi dengan baik pikiran krisis siswa.

f. Menekankan agar siswa belajar demi perkembangan diri sendiri.

4. Variasi Gaya Mengajar

Kebosanan merupakan salah satu masalah penting di dalam kelas. Murid- murid duduk dengan tenang mendengarkan dan melihat guru mengajar selama berjam-jam, sambil terkantuk-kantuk dan penuh


(34)

kebosanan. Gaya mengajar yang monoton akan membuat siswa malas untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Hal yang diperlukan oleh guru adalah mengadakan variasi dalam mengajar. Variasi dalam mengajar banyak sekali bila dilakukan dengan sungguh-sungguh akan sangat menarik dan dapat mempertahankan minat dan semangat siswa dalam belajar. Biasanya variasi muncul dalam komponen-komponen, sebagai berikut (Kosasi,1984:6-7): 1. Penggunaan variasi suara

Variasi suara adalah perubahan nada suara keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.

2. Pemusatan perhatian

Memusatkan perhatian pada hal yang dianggap penting dapat dilakukan guru dengan perkataan atau kalimat dan ungkapan senada dengan itu dan biasanya diikuti dengan isyarat.

3. Kesenyapan

Adanya kesenyapan yang tiba-tiba disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian. Perubahan stimulus dari adanya suara ke keadaan tenang atau senyap atau dari keadaan adanya kesibukan kegiatan dan kemudian dihentikan, akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang tejadi.


(35)

4. Mengadakan kontak pandang

Bila guru berbicara berinteraksi dengan siswanya hendaknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka.

5. Gerakan badan dan mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Hal ini tidak sekedar menarik perhatian, tetapi lebih dari itu dapat menyampaikan arti dari pesan lisan yang disampaikan.

6. Pergantian posisi guru dalam kelas

Pergantian posisi guru dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian murid. Yang penting diingat adalah variasi ini digunakan dengan maksud tertentu, dan dilakukan secara wajar tidak berlebihan.

Salah satu tujuan untuk mendapatkan hasil dalam belajar, guru tidak terikat pada teknik atau metode atau media tertentu akan tetapi guru dapat memanfaatkan salah satu atau semuanya secara berkombinasi. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa cara efektif untuk memperoleh hasil pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan melibatkan penuh pembelajaran bersama siswa, variasi dan


(36)

keragaman dalam metode mengajar, motivasi internal, dan integritas belajar yang menyeluruh.

5. Manfaat dari Variasi Gaya Mengajar Guru

Adapun manfaat dari adanya variasi gaya mengajar guru menurut Gilarso (1986 : 82) yaitu :

a. Adanya variasi dalam gaya mengajar membantu untuk menimbulkan dan mempertahankan perhatian siswa terhadap pelajaran dan minat.

b. Adanya variasi lebih melibatkan siswa dalam proses belajar-mengajar.

c. Adanya cukup variasi dalam cara guru membawakan pelajaran dan dalam pola interaksi guru-murid ikut membentuk sikap positif terhadap guru dan terhadap sekolah.

d. Adanya variasi juga dapat menanggapi rasa ingin tahu dan rasa menyelidiki dari siswa yang umumnya lekas bosan dengan sesuatu yang sudah pernah dialami.

e. Adanya variasi dalam cara mengajar dan pola interaksi guru-murid dapat juga melayani keinginan dan pola belajar siswa yang berbeda-beda, sehingga siswa mendapat pelajaran yang sesuai dengan keinginannya dengan yang lebih disukainya, dan dengan demikian mempermudah proses belajar siswa.


(37)

C. Disiplin Belajar Siswa

1. Pengertian Disiplin Belajar

Dalam kehidupan bersama, manusia menciptakan nilai-nilai atau norma-norma yang harus ditaati oleh anggota masyarakat. Norma tersebut dibuat untuk mengatur perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat agar tercipta ketertiban dan perdamaian antar orang yang memiliki kepentingan yang berlainan. Disiplin berarti sebagai latihan kemauan. Disini seseorang dituntut untuk memiliki kemauan dan berusaha mencapai kemauan tersebut. Dalam mencapai suatu kemauan seseorang harus memikirkan dan menciptakan cara agar ia dapat mencapai kemauan tersebut,namun ia juga harus melaksanakan cara yang ia ciptakan dengan sebaiknya atau dengan disiplin.

Suharsimi Arikunto (1990:114) mengemukakan disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorag terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Dari uraian tersebut maka apabila seseorang telah menjalankan ketertiban maka lama kelamaan akan muncul kesadaran diri sehingga akan timbul kedisiplinan dalam diri orang tersebut.

Dalam belajar memerlukan teknik atau cara yang memudahkan kita dalam mempelajari suatu bidang ilmu. Jika teknik atau cara belajar


(38)

yang baik sudah menjadi suatu kebiasaan, maka tidak perlu lagi resep yang harus diperhatikan sewaktu belajar. Demikian pula dengan keteraturan dan kedisiplinan tidak akan lagi sebagai suatu beban yang berat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

Pada kenyataannya masih banyak pelajar yang belum disiplin dalam belajarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Faktor intern (faktor yang terdapat dalam diri mereka sendiri),

yang meliputi: a. Sifat malas

Sifat malas ini dapat terjadi karena kesenjangan, misalnya: seorang pelajar yang selalu menunda pekerjaan yang diberikan sehingga akan membuat mereka malas untuk mengerjakannya karena semakin banyaknya tugas yang harus mereka selesaikan.

b. Kesehatan

Kesehatan juga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kedisiplinan dalam belajar. Hal ini dikarenakan seseorang yang sedang tidak sehat cenderung akan menunda pekerjannya dan tidak dapat menyelesaikannya.


(39)

c. Minat

Seseorang yang mempunyai minat dalam belajar cenderung akan disiplin dalam melakukan segala usahanya demi tercapainya sagala yang dicita-citakannya.

2. Faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar diri pelajar), yang meliputi:

a. Peralatan

Peralatan merupakan faktor penentu dalam usaha peningkatan disiplin yang lengkap, mereka akan cenderung untuk disiplin melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

b. Lingkungan

Lingkungan merupakan sesuatu yang sangat mempengaruhi kedisiplinan dalam belajar, karena dalam belajar diperlukan lingkungan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) yang kondusif untuk mencapai hasil maksimal.

D. Motivasi Belajar Siswa di Sekolah 1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal


(40)

dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/ mendesak.

Menurut Mc.Donald seperti yang dikutip Sardiman, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya“feeling”dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald seperti yang dikutip Sardiman ini mengandung tiga elemen penting :

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi, yang dapat menentukan tingkah laku. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena didorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila


(41)

seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba/ spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar/ bekerja. Oleh kerena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu (Imron,1996;100-104):

1. Cita-cita pembelajar

Setiap manusia mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya yang senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Seseorang akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar cita-cita tersebut. Oleh karena itu, cita-cita sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.

2. Kemampuan pembelajar

Kemampuan manusia satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Tidak dibenarkan jika kita menuntut orang lain yang berkemampuan rendah menyerupai orang yang berkemampuan tinggi.


(42)

Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya dan kondisi psikologisnya. Dua macam kondisi ini secara umum saling mempengaruhi satu sama lain. Jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat dan juga berlaku kebalikannya. Bila seseorang kondisi psikologisnya tidak sehat, bisa berpengaruh juga terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya.

4. Kondisi lingkungan belajar

Lingkungan belajar ini meliputi linkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajar tersebut belajar, apakah tempat belajarnya nyaman ataukah tidak, apakah tempat belajarnya segar ataukah pengap. Tempat belajar yang bising oleh suara bisa mengganggu belajar seseorang, sebaliknya tempat belajar yang tenang bisa menimbulkan gairah belajar.

Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. Lingkungan sosial ini bisa berupa lingkungan sepermainan, lingkungan sebaya, atau kelompok.

Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar, menurut Brown seperti yang dikutip Ali Imron (1996:46-47), sebagai berikut :

1. Tertarik kepada guru (tidak benci atau bersifat acuh tak acuh). 2. Tertarik kepada mata pelajaran yang di ajarkan.


(43)

3. Mempunyai antusias yang tinggi dan perhatian terhadap guru. 4. Ingin selalu bergabung dalam kelas.

5. Ingin identitasnya diakui oleh orang lain.

6. Tindakan, kebiasaan, dan moralnya selalu dalam kontrol diri. 7. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali. 8. Selalu terkontrol oleh lingkungannya.

Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Sardiman seperti yang dikutip oleh Ali Imron (1996:88), sebagai berikut :

1. Tekun dalam menghadapi tugas

2. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasinya.

3. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar.

4. lebih suka bekerja sendiri.

5. Tidak cepat bosan dengan rutinitas. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya.

7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakininya. 8. Senang mencari dan memecahkan masalah.

Ada 8 prinsip motivasi belajar (Thornburg dalam Elida prayitno, 1989:28-30) yaitu :

1. Pengenalan tugas-tugas belajar penting dalam usaha mendorong siswa untuk mempelajari urutan-urutan belajar selanjutnya.


(44)

2. Motivasi menyangkut keinginan untuk berprestasi dalam menguasai berbagai hal dan keinginan untuk sukses.

3. Penyusunan dan pencapaian tujuan harus dengan memberikan tugas-tugas belajar yang pantas, perasaan sukses terhadap tugas-tugas-tugas-tugas belajar yang terakhir akan meningkatkan motivasi untuk menyelelesaikan tugas yang berikutnya.

4. Mendapatkan informasi tentang pekerjaan tugas-tugas yang benar dan pembetulan yang salah, mendorong siswa melakukan penampilan yang lebih baik dan bersikap yang lebih bermanfaat terhadap tugas-tugas belajar.

5. Mengamati dan mencontoh seorang model yang memungkinkan siswa bertingkah laku prososial, seperti self-control, self-reliance, dan ketabahan, mendorong motivasi siswa.

6. Menceritakan nilai-nilai dan tingkah laku prososial serta alasan mengapa diberikan konsep dasar untuk pengembangan tingkah laku itu mendorong motivasi siswa.

7. Harapan untuk mendapatkan penghargaan bagi tingkah laku atau prestasi tertentu mendorong minat atau usaha untuk bertingkah laku dan berprestasi tertentu.

8. Pengalaman yang mencemaskan dan stres yang terkait dengan prestasi belajar yang rendah, tingkah laku yang menyimpang dan berbagai gangguan kepribadian.


(45)

E. Fasilitas Belajar

1. Pengertian fasilitas belajar

Pengertian fasilitas menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976 :123) adalah segala sesuatu yang memudahkan. Dari pengertian tersebut dapat didefinisikan arti fasilitas belajar yaitu segala sesuatu yang memudahkan seorang siswa melaksanakan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang baik dan memuaskan.

Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor ekstern yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Menurut Mudhofir (1986:102) fungsi fasilitas belajar sendiri yaitu untuk menunjang dan menggalakkan kegiatan belajar siswa agar kegiatan belajar tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.

2. Macam-macam fasilitas yang dibutuhkan oleh anak meliputi : a. Perlengkapan sekolah

Perlengkapan sekolah adalah segala sesuatu yang digunakan oleh siswa yang dapat digunakan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar di kelas. Seperti, buku tulis, buku paket, alat-alat tulis dan sebagainya.

b. Kamar belajar

Kamar belajar adalah sebuah ruangan yang dapat digunakan oleh seorang siswa yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik dan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan kegiatan belajar tersebut.


(46)

c. Meja dan kursi belajar

Meja dan kursi belajar adalah sebuah tempat yang dirancang khusus bagi pengguna agar mereka lebih betah untuk melaksanakan kegiatan belajar.

d. Penerangan

Penerangan adalah pencahayaan yang dibutuhkan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar agar tidak merusak mata.

e. Sarana ke sekolah

Sarana ke sekolah adalah sarana atau alat yang dapat digunakan oleh siswa untuk sampai ke sekolah. Seperti, sepeda, angkutan umum, becak dan sebagainya.

F. Prestasi Belajar Akuntansi 1. Pengertian prestasi belajar

Menurut W.S Winkel (1996:161), prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan yang hasilnya dapat digunakan secara nyata dan dapat diukur dengan mengunakan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan oleh nilai test untuk angka-angka yang diberikan guru (Purwanto, 1992:80). Keberhasilan itu dikatakan berhasil apabila dari


(47)

hasil belajar dan proses belajar dilakukan evaluasi yaitu melalui pengukuran sejauh mana keduanya berjalan dengan baik.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan tingkah laku seseorang dari hasil aktualisasi diri yang dilakukan secara sadar dan nyata disertai dengan tingkatan yang mengunakan pikiran dan otot untuk dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, dan hasilnya dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu test, dan dapat memberikan informasi tentang apa yang telah dikuasai oleh anak tersebut dalam bentuk angka maupun huruf.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Nana Sudjana (1989:39-40), prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor yang datang dari luar siswa yaitu kualitas pengajaran dipengaruhi oleh guru dan karakteristik kelas.

Tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Purwanto, 1992:101):


(48)

a. Faktor individual, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. Contohnya : faktor kematangn atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor sosial, yaitu faktor yang berada di luar dirinya sendiri atau diluar individual. Contohnya : faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia.

Prestasi belajar pada diri seseorang ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, fasilitas-fasilitas pendidikan dan kemudahan-kemudahan diberbagai bidang dengan mudah dapat diperoleh. Oleh karena itu apakah faktor-faktor dari dalam diri seseorang misalnya motivasi siswa untuk belajar dan keaktifan siswa di dalam kelas juga faktor lingkungan sosial yaitu gaya mengajar guru di dalam kelas masih memegang peranan penting dan mampukah memberi pengaruh dalam pencapaian prestasi belajar. 3. Prestasi Belajar Akuntansi.

Bidang studi akuntansi merupakan materi yang termasuk dalam kategori yang sulit dipelajari, karena terdapat konsep-konsep akuntansi yang sulit untuk dimengerti, sehingga untuk mempelajarinya membutuhkan ketekunan, kejelian dalam menghitung angka-angka, dan juga dibutuhkan suatu penalaran yang sejalan.


(49)

Prestasi belajar akuntansi adalah suatu hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat belajar akuntansi. Dalam usaha untuk memperoleh suatu hasil belajar sangat ditentukan oleh adanya evaluasi terhadap pelajaran akuntansi.

Prestasi belajar akuntansi merupakan indikator kualitas dan kuantitas dari pengetahuan yang dikuasai siswa. Hasil evaluasi dapat dipakai untuk meninjau kembali hasil belajar mengajar sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditentukan sebelumnya. Bila hasil yang diperoleh belum memuaskan, hal ini tidak sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditentukan. Prestasi belajar akuntansi mengalami kenaikan apabila didukung oleh situasi belajar mengajar yang baik pula, dalam hal ini kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang baik sangat diperlukan.

Dalam proses belajar mengajar akuntansi, diharapkan dapat menghasilkan perubahan pada siswa yang berupa kemampuan-kemampuan yang diperoleh sesuai dengan klasifikasi tujuan pengajaran. Kemampuan yang diperoleh siswa tersebut karena adanya hasil belajar yang nantinya harus dinyatakan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar yang dicapai siswa dapat memberikan petunjuk mengenai tujuan intruksional yang telah dibuat tercapai atau tidak. Hasil belajar tersebut terlihat dalam prestasi belajar siswa, dalam hal ini adalah prestasi belajar akuntansi.


(50)

G. Kerangka Berfikir

Variasi gaya mengajar guru sangat mempengaruhi kondisi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, demikian juga disiplin siswa, motivasi belajar siswa di dalam kelas dan fasilitas belajar juga akan sangat mempengaruhi prestasi belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, keempat hal tersebut diperlukan oleh seorang guru untuk membantu siswa mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Pencapaian perubahan-perubahan dalam diri siswa sebagai tanda bahwa ia telah belajar berdasarkan materi yang telah diberikan oleh guru dipengaruhi oleh guru yang telah mengajarnya.

Persepsi dalam diri siswa terhadap guru akan timbul dengan melihat cara guru menyampaikan materi pelajaran. Persepsi ini sendiri bisa bersifat positif atau negatif. Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar yang digunakan oleh seorang guru berpengaruh terhadap disiplin siswa dan motivasi belajar siswa. Begitu juga dengan fasilitas belajar, fasilitas belajar yang lengkap juga akan berpengaruh terhadap disiplin siswa dan motivasi belajar siswa. Apabila persepsi yang dimiliki siswa bersifat positif terhadap variasi gaya mengajar guru yang profesional di bidangnya akan menimbulkan perasaan senang atau suka terhadap guru tersebut, lalu perasaan itu akan memotivasi siswa tersebut dalam berprestasi, serta siswa tersebut akan mengambil sikap untuk lebih meningkatkan belajar, yang pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya. Jika persepsi yang dimiliki oleh siswa bersifat negatif akan menimbulkan


(51)

perasaan tidak senang atau tidak suka, lalu sikap tersebut tidak akan memotivasi siswa tersebut dalam berprestasi, serta tidak akan mengambil sikap untuk lebih meningkatkan kegiatan belajar, yang pada akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa tersebut.

Jadi dengan adanya guru yang profesional di bidangnya dengan menggunakan variasi gaya mengajar akan menimbulkan penilaian siswa bahwa guru yang mengajar sesuai dengan bidangnya dan adanya variasi gaya mengajar agar tidak monoton akan menimbulkan perasaan senang atau suka serta dengan lengkapnya fasilitas belajar akan berpengaruh terhadap disiplin siswa dan motivasi belajar siswa, yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.

1. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Variasi gaya Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Akuntansi

Variasi gaya mengajar yang digunakan oleh seorang guru sangat mempengaruhi tingkat prestasi belajar akuntansi. Variasi gaya mengajar akan mengurangi kebosanan siswa dalam proses belajar mengajar. Variasi gaya mengajar yang dilakukan oleh guru banyak sekali komponennya dan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh akan sangat menarik sehingga dapat mempertahankan minat serta semangat siswa dalam belajar.


(52)

2. Hubungan Disiplin Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi Disiplin belajar sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar karena kedisiplinan dalam belajar pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajar akuntansi. Seorang pelajar yang disiplin dalam melakukan aktivitas dalam kegiatan belajarnya maka ia akan mudah mengikuti proses belajar mengajar. Kedisiplinan dalam belajar akan sangat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa.

3. Hubungan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Secara konseptual, Motivasi berkaitan erat dengan prestasi belajar. Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya, siswa yang rendah motivasinya juga akan rendah prestasi belajarnya.

4. Hubungan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa

Fasilitas sangat penting sebagai salah satu masukan sumbangan pemikiran dan memecahkan permasalahan dalam proses belajar mengajar, sehingga adanya fasilitas yang lengkap memungkinkan pencapaian prestasi belajar. Selain itu pemanfaatan fasilitas yang tersedia diharapkan dapat mendukung pengembangan kondisi belajar yang menyebabkan terjadinya ”transfer of learning” pada siswa yakni berupa terdapatnya kemampuan (intelektual dan fisik), dan motivasi (minat dan kebutuhan) untuk


(53)

belajar. Fasilitas yang tersedia itu juga sebagai pendukung tercapainya tujuan pendidikan secara lancar, teratur, efektif dan efisien.

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi.

2. Ada hubungan positif antara disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

3. Ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

4. Ada hubungan positif antara fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.


(54)

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mengambil suatu permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian tertentu. Jenis penelitian studi kasus tersebut bila dihubungkan dengan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi obyek penelitian yang lain. Penelitian ini hanya terbatas pada obyek tertentu saja yaitu sekolah dan siswa sebagai respondennya. Secara khusus, yang akan diteliti dari responden adalah persepsi tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi atau tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA GAMA Yogyakarta. Alamat: Jl. Affandy Mrican 5, Yogyakarta 55281. 2. Waktu penelitian


(55)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau menjadi sumber informasi khususnya siswa. Responden penelitian dalam hal ini adalah siswa kelas XI jurusan IPS SMA GAMA Yogyakarta.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah kumpulan lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena adanya karekteristik yang berlainan, populasi juga disebut sebagai keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI dan XII jurusan IPS SMA GAMA Yogyakarta sebanyak 127 siswa . 2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan sampel yakni siswa kelas XI jurusan IPS SMA GAMA Yogyakarta sebanyak 68 siswa.


(56)

3. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:122). Alasan penggunaan sampel seluruh siswa siswi kelas XI jurusan IPS adalah karena mereka baru saja menerima mata pelajaran itu. Dengan demikian, kondisi ini sangat relevan dengan topik penelitian.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel yang Akan Diteliti

Dalam penelitian ini terdapat lima variabel yaitu empat variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel-variabel tersebut adalah:

a. Variabel bebas(Independence variable)

1). Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru (X1)

Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru adalah proses pemahaman, menerima, pengorganisasian, dan pengintepretasikan rangsang dari lingkungan dalam hal ini adalah variasi gaya mengajar guru melalui panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakan.


(57)

2). Disiplin siswa (X2)

Disiplin siswa adalah keteraturan dalam segala usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang optimal serta merencanakan terlebih dahulu sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.

3). Motivasi belajar siswa (X3)

Motivasi belajar siswa adalah segala sesuatu yang mendorong individu untuk melakukan suatu tindakan ke arah tujuan tertentu. Jadi, motivasi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang menimbulkan dorongan dalam belajar.

4). Fasilitas belajar (X4)

Fasilitas belajar (alat bantu belajar) merupakan sarana yang mempermudah jalannya PBM, yang terdiri dari fasilitas fisik dan non fisik.

b. Variabel terikat(Dependence variable) Prestasi belajar akuntansi. (Y)

Prestasi belajar akuntansi adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran akuntansi.

2. Pengukuran Variabel

Setiap variabel penelitian yang akan dianalisis perlu diukur dengan cara pengukuran masing-masing variabel. Maka pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah:


(58)

a. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variabel bebas diukur dengan menggunakan Skala Likert, yaitu suatu cara sistematis untuk memberikan skor dalam kuesioner yang dibagikan. Penulis menggunakanskala likert untuk memberikan skor pada kuesioner karena jawaban bersifat kualitatif. Ada dua kategori yang digunakan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif yang dinilai dengan pilihan jawaban :

 S : Selalu

 Srg : Sering

 Kdg : kadang-kadang

 TP : Tidak Pernah

Pembagian pernyataan menjadi dua kategori ini karena pada dasarnya sikap seseorang terhadap obyek tertentu terdiri dari sikap mendukung (positif), sikap menolak (negatif), dan sikap netral. Penulis mengharapkan responden mempunyai sikap mendukung atau menolak, oleh karena itu jawaban netral dihilangkan. Adapun skor yang digunakan dalam menilai pertanyaan tersebut adalah :


(59)

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Alternatif

Jawaban

Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah Pertanyaan

positif

4 3 2 1

Pertanyaan negatif

1 2 3 4

Sedangkan dalam mengukur sikap siswa dalam proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah yang berhubungan dengan kedisiplinan siswa dan motivasi belajar siswa serta fasilitas belajar siswa digunakan skala pengukuran, yaitu disediakan alternatif jawaban a, b, c, dan d. Masing-masing alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut :

Jawaban a : skor 4 Jawaban b : skor 3 Jawaban c : skor 2 Jawaban d : skor 1

b. Variabel Terikat

Prestasi belajar siswa diukur berdasarkan hasil raport siswa semester ganjil atau semester 1 khusus bidang studi akuntansi.


(60)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif 1. Persepsi siswa

tentang variasi gaya mengajar guru akuntansi.

2. Disiplin siswa

3. Motivasi belajar siswa

4. Fasilitas belajar

Pengunaan variasi suara

Pemusatan perhatian

Kesenyapan

Mengadakan kontak pandang

Gerakan badan dan mimik

Pergantian posisi guru dalam kelas

Keteraturan waktu dalam belajar

Teknik/cara belajar yang baik

Perencanaan jadwal belajar

Pelaksanaan peraturan sekolah

Kemampuan mengikuti pelajaran

Kerelaan menyediakan waktu belajar

Ketekunan

Keinginan menguasai materi

Perlengkapan belajar

Ruang belajar

Meja dan kursi belajar

Penerangan

Ventilasi udara

3, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 15, 16, 19

1, 2 3, 4, 5, 6

7, 8 9, 10, 11

1, 2 3, 4, 5

6, 7 8, 9, 10

1, 2, 3, 4 5 6 7 8

1, 2, 8, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 20


(61)

F. Data yang Diperlukan 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui daftar pertanyaan atau kuesioner. Data primer dalam penelitian ini meliputi identitas diri siswa, hasil persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar siswa di sekolah yang dapat diperoleh hasilnya melalui kuesioner yang telah dibagikan kepada siswa.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan oleh pihak lain di luar peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah meliputi buku-buku yang berkaitan dengan teori tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar siswa di sekolah, buku kerja guru, buku kemajuan kelas dan data-data yang sudah ada di SMA GAMA Yogyakarta. Data prestasi belajar siswa diambil dari buku raport siswa yang sudah di salin dalam buku kerja guru.


(62)

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Kuesioner

Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel bebas yaitu persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar siswa di sekolah.

2. Dokumentasi

Yaitu suatu metode untuk mengungkap data yang bersifat historis, data yang diperoleh dari dokumen yang diyakini kebenarannya. Dokumen ini untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa dan sebagai ukuran pedomannya adalah hasil ulangan, hasil ujian semesteran, dan hasil raport siswa.

3. Wawancara

Yaitu suatu metode untuk mengungkapkan data yang bersifat historis data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan secara langsung.

H. Teknik Pengujian Instrumen a. Pengujian Validitas


(63)

Validitas adalah derajad ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Validitas berkenaan dengan keterkaitan data yang diperoleh dengan sifat variabel yang diteliti. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Rumus dari uji validitas adalah dengan menggunakan teknik Product Moment Co-Efficient of Corelation dari Pearson (Arikunto, 1991:205). Rumusnya adalah:

Keterangan:

xy

r = Koefisien korelasi Product Moment, uji satu arah dengan taraf signifikasi (()= 5%.

n = Jumlah sampel X = Jumlah nilai (skor).

Y = Total nilai (skor) seluruh item.

2

Y = Jumlah skor kuadrat variabel prestasi belajar akuntansi.

2

X = Jumlah skor kuadrat variabel persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar siswa.

Penarikan kesimpulan: jika nilai koefisien

r

hitungbutir pertanyaan >

r

tabel pada taraf signifikasi 5% maka butir pertanyaan tersebut adalah valid.

 

    ) ( 2 2 2

2 X n Y Y

X n Y X XY n rry


(64)

Apabila

r

hitung butir pertanyaan <

r

tabel pada taraf signifikasi 5% maka butir pertanyaan adalah tidak valid.

Pelaksanaan uji validitas dilaksanakan dengan responden siswa dengan jumlah 30 orang di SMA Pangudi Luhur Sedayu.

Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel yaitu persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, motivasi belajar siswa, dan fasilitas belajar siswa. Uji validitas ini dilakukan untuk tiap-tiap butir, sehingga empat puluh sembilan (49) pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas.

1) Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru.

Ada dua puluh (20) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru. adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru

Butir No. r tabel N=30/σ= 5% Nilai r hitung Status

1 0,361 0.526 Valid

2 0,361 0.536 Valid

3 0,361 0.617 Valid


(65)

5 0,361 0.575 Valid

6 0,361 0.571 Valid

7 0,361 0.362 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru menunjukkan bahwa sebanyak tujuh (7) butir pertanyaan adalah valid. Sedangkan tiga belas (13) butir soal dinyatakan tidak valid yaitu butir nomor 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20. Kemudian butir yang tidak valid ini selanjutnya dibuang dan tidak dipergunakan pada kuesioner penelitian. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai

r

hitung dengan nilai

r

tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan () = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai

r

tabel sebesar 0,361 (Ghozali, 2005:291).

2) Hasil Pengujian Validitas Variabel Disiplin Siswa.

Ada sebelas (11) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk disiplin siswa adalah sebagai berikut :


(66)

Tabel 3.4

Rangkuman Uji Validitas untuk Disiplin Siswa Butir No. r tabel N=30/σ= 5% Nilai r hitung Status

1 0,361 0.566 Valid

2 0,361 0.486 Valid

3 0,361 0.587 Valid

4 0,361 0.568 Valid

5 0,361 0.594 Valid

6 0,361 0.631 Valid

7 0,361 0.547 Valid

8 0,361 0.535 Valid

9 0,361 0.537 Valid

10 0,361 0.371 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel disiplin siswa menunjukkan bahwa sebanyak sepuluh (10) butir pertanyaan adalah valid. Sedangkan satu (1) butir soal dinyatakan tidak valid yaitu butir nomor 10. Kemudian butir yang tidak valid ini selanjutnya dibuang dan tidak dipergunakan pada kuesioner penelitian. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai

r

hitung dengan nilai

r

tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan () = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai

r

tabel sebesar 0,361 (Ghozali, 2005:291).


(67)

Ada sepuluh (10) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Rangkuman Uji Validitas untuk Motivasi Belajar Siswa Butir No. r tabel N=30/σ= 5% Nilai r hitung Status

1 0,361 0.562 Valid

2 0,361 0.716 Valid

3 0,361 0.857 Valid

4 0,361 0.714 Valid

5 0,361 0.497 Valid

6 0,361 0.645 Valid

7 0,361 0.742 Valid

8 0,361 0.778 Valid

9 0,361 0.516 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel disiplin siswa menunjukkan bahwa sebanyak sembilan (9) butir pertanyaan adalah valid. Sedangkan satu (1) butir soal dinyatakan tidak valid yaitu butir nomor 4. Kemudian butir yang tidak valid ini selanjutnya dibuang dan tidak dipergunakan pada kuesioner penelitian. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai

r

hitung dengan nilai

r

tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan () = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai

r

tabel sebesar 0,361 (Ghozali, 2005:291).


(68)

4) Hasil Pengujian Validitas Variabel Fasilitas Belajar Siswa

Ada delapan (8) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk fasilitas belajar siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas untuk Fasilitas Belajar Siswa Butir No. r tabel N=30/σ= 5% Nilai r hitung Status

1 0,361 0.441 Valid

2 0,361 0.456 Valid

3 0,361 0.415 Valid

4 0,361 0.438 Valid

5 0,361 0.570 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel disiplin siswa menunjukkan bahwa sebanyak lima (5) butir pertanyaan adalah valid. Sedangkan tiga (3) butir soal dinyatakan tidak valid yaitu butir nomor 6, 7 dan 8. Kemudian butir yang tidak valid ini selanjutnya dibuang dan tidak dipergunakan pada kuesioner penelitian. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai

r

hitung dengan nilai

r

tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan () = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai

r

tabel sebesar 0,361 (Ghozali, 2005:291).


(69)

         

1 2 2 11 1 1   b k k r

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajad ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Dalam pengukuran reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha dari Cronbach (Arikunto, 1991:165) yaitu:

Keterangan:

11

r = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan

b

2

= Jumlah varians butir

1 2

 = Varians total

Penarikan kesimpulan: jika nilai koefisien r11 > r tabel pada taraf signifikasi 5% maka kuisioner yang akan digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian telah memenuhi syarat reliabilitas. Jika r11 < r tabel pada taraf signifikasi 5% maka kuisioner tersebut tidak memenuhi syarat reliabilitas.


(70)

Tabel 3.7

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status Persepsi Siswa

Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru

0,361 0,682 Reliabel

Disiplin siswa 0,361 0,831 Reliabel

Motivasi Belajar

Siswa 0,361 0,893 Reliabel

Fasilitas Belajar

Siswa 0,361 0,713 Reliabel

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini memenuhi kedua prasyarat instrumen yang baik yaitu valid dan reliabel.

I. Teknik Analisi Data 1. Statistik Deskriptif

Untuk dapat mendeskripsikan variabel persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, motivasi belajar siswa, fasilitas belajar siswa dan prestasi belajar akuntansi dilakukan perhitungan mean, median, modus, dan deviasi standar. Perhitungan nilai-nilai tersebut didasarkan pada skor jawaban masing-masing responden. Selanjutnya menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II (Masdijo,1995:157) sebagai berikut:


(71)

Tabel 3.8

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan

81 % - 100 % Sangat tinggi

66 % - 80 % Tinggi

56 % - 65 % Cukup tinggi

46 % - 55 % Rendah

Di bawah 46% Sangat rendah

5. Pengujian Prasyarat Analisis Uji Normalitas

Uji normalitas sampel disini dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya populasi (Zuriah, 2005: 201). Digunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov(Sugiyono, 1999:225), dengan rumus :

D = Max[Fo(X1)-Sn(X1)] Keterangan :

D = Deviasi maksimum

Fo(X1) = Fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan Sn(X1) = Fungsi distribusi frekuensi komutalif yang diobservasi

Jika nilai F hitung > dari nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai F hitung < dari nilai F tabel, maka distribusi data dikatakan tidak normal.


(72)

J. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan

Karena dalam pengujian normalitas didapatkan data yang tidak normal, maka pengujian hipotesis menggunakan statistik nonparametrik koefisien korelasiSpearman(Djarwanto,1995:76) dengan rumus

rS=

) 1 ( 6 1 12

2

 

n n

di

n

i

Keterangan:

rs = koefisien korelasiSpearman n = jumlah pasangan rank

di = perbedaan setiap pasangan rank

Kriteria pengujian keempat hipotesis yang menyatakan hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi, hubungan antara disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi, hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi, dan hubungan antara fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi diintepretasikan dengan pedoman (Sugiyono, 2007:250) sebagai berikut :


(73)

Tabel 3.9

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Untuk menguji signifikan tidaknya hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan tersebut berlaku untuk seluruh populasi, maka digunakan uji t (Sugiyono,2007:250), dengan taraf signifikansi 5%, sebagai berikut :

t =

2

1 2 r n r

 

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : - Hipotesis diterima jika thitung> ttabel - Hipotesis ditolak jika thitung< ttabel


(74)

53 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah SMA GAMA Yogyakarta

Sejak tahun 1980/1981 daya tamping sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta semakin menurun. Keadaan ini menggugah dosen-dosen Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mendirikan sekolah. Pada saat itu kebutuhan akan Sekolah Menengah Tingkat Atas begitu mendesak dan beberapa dosen Universitas Gajah Mada (UGM) setuju untuk mendirikan SMTA.

Pada tahun 1981 bebrapa dosen UGM mendirikan yayasan yang bernama Yayasan Pendidikan Gama, dengan akte notaris tanggal 13 Januari 1982. Yayasan Pendidikan Gama mendirikan sebuah SMTA pada tanggal 3 Maret 1982, dan diberi nama SMA Tiga Maret atau disingkat SMA GAMA. Pendirian SMA GAMA disahkan oleh kepala wilayah Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan surat persetujuan sementara No. 089/I.3.I/I.82 tertanggal 12 Juni1982 dan diresmikan oleh Kepala daerah Tingkat II Sleman yakni Bapak Sutojo Prodjosujoto pada tanggal 29 Juli 1982.

Pertama kali SMA GAMA memulai tahun ajaran baru yaitu periode 1982/1983 dengan menempati gedung Sekolah Dasar Catur Tunggal III di Jalan Kaliurang Km 4,8 gang Kenari Yogyakarta. Bersamaan dengan dimulainya tahun pelajaran baru periode 1983/1984 SMA GAMA menempati gedung baru di Jalan Gejayan (sekarang Jalan


(75)

Affandi No. 5 Yogyakarta). Setelah memiliki gedung sendiri, SMA GAMA mendapat status terdaftar berdasarkan SK Dirjen Dikdasmen No.081/C/Kep/J.83 tertanggal 23 Februari 1983, kemudian pada tanggal 06 Januari 1986 berdasarkan SK Dirjen Dikdasmen No. 001/C/J.86, SMA GAMA mendapat status diakui. Selanjutnya pada tanggal 27 Desember1990 SMA GAMA mendapat status disamakan berdasarkan SK Dirjen Dikdasmen No. 349/C/Kep/I/1990.

B. Visi, Misi dan Tujuan SMA GAMA Yogyakarta 1. Visi SMA GAMA

Mutu dan mandiri berdasarkan imtaq, disiplin tinggi, berprestasi, trampil dan bertanggung jawab yang tinggi terhadap dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

2. Misi SMA GAMA

a) Pembimbingan, pemahaman, dan pengembangan potensi akademik secara optimal.

b) Pembekalan ketrampilan supaya mandiri.

c) Pengembangan potensial diri sesuai dengan kemampuannya. d) Pengembangan/peningkatan penghayatan terhadap ajaran

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Agama) supaya lebih bijaksana dan arif dalam bertindak.


(76)

3. Tujuan SMA GAMA

a) Meningkatkan prestasi akademik dan non-akademik melalui pencapaian Nilai Ujian Akhir Nasional dan prestasi dibidang-bidang lain (keagamaan, kesenian, olah raga, dan karya ilmiah remaja).

b) Meningkatkan aktivitas kreativitas siswa melalui pelaksanaan kegiatan laboratorium IPA, IPS, dan Bahasa.

c) Setiap tahun lulusannya dapat diterima di perguruan tinggi mengalami kenaikan 10%.

d) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang komputer dan internet.

e) Meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam berbahasa Inggris.

f) Mengembangkan kedisiplinan diri seluruh komponen sekolah (stakeholder) untuk membentuk kepribadian yang tangguh dan kokoh sebagai dasar dalam setiap aktivitas serta sebagai aset sekolah.

C. Sistem Pendidikan SMA GAMA

Sistem pendidikan di SMA merupakann satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan merupakan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan di SMA. Sistem pendidikan yang diterapkan di SMA GAMA telah merupakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sistem


(1)

UJI HIPOTESIS

1. Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru

dengan Prestasi Belajar Siswa

Nonparametric Correlations

Correlations 1,000 ,389** . ,001 68 68 ,389** 1,000 ,001 . 68 68 Correlation Coeffici Sig. (2-tailed) N Correlation Coeffici Sig. (2-tailed) N Persepsi Prestasi Spearman's rh Persepsi Prestasi

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

2. Hubungan antara Disiplin Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa

Nonparametric Correlations

Correlations 1,000 ,604** . ,000 68 68 ,604** 1,000 ,000 . 68 68 Correlation Coeffic Sig. (2-tailed) N Correlation Coeffic Sig. (2-tailed) N Disiplin Prestas Spearman's rh Disiplin Prestasi

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.


(2)

147

3. Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa

Nonparametric Correlations

Correlations 1,000 ,524** . ,000 68 68 ,524** 1,000 ,000 . 68 68 Correlation Coeffi Sig. (2-tailed) N Correlation Coeffi Sig. (2-tailed) N motivas prestasi Spearman's r motivasi prestasi

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

4. Hubungan antara Fasilitas Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa

Nonparametric Correlations

Correlations 1,000 ,531** . ,000 68 68 ,531** 1,000 ,000 . 68 68 Correlation Coefficie Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficie Sig. (2-tailed) N Fasilitas Prestasi Spearman's r Fasilitas Prestasi

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.


(3)

LAMPIRAN VIII


(4)

(5)

LAMPIRAN IX


(6)

Dokumen yang terkait

Disiplin belajar siswa SMP YMJ Ciputat dan Hubungannya dengan prestasi belajar

1 6 82

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 19

Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, motivasi belajar, disiplin belajar terhadap prestasi belajar ekonomi : studi kasus SMA N 1 Sleman.

1 6 177

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Bopkri I Yogyakarta.

0 0 197

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus siwa-siswi SMK Koperasi Yogyakarta.

0 0 193

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Bopkri I Yogyakarta - USD Repository

0 0 195

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 148

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, DISIPLIN SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN FASILITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 177

PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

0 1 175

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 118