2. Ranah afektif yang mencangkup lima jenis perilaku. 3. Ranah psikomotorik yang terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan
psikomotorik. Bloom, dkk. dalam Aunurrahman 2009, ranah kognitif terdiri dari
enam jenis perilaku : 1. Pengetahuan, mencangkup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah
dipelajari dan tersimpan didalam ingatan. Pengetahuan tersebut dapat berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau
metode. 2. Pemahaman, mencangkup kemampuan menangkap intisari dan makna hal-
hal yang dipelajari. 3. Penerapan, mencangkup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Perilaku ini misalnya tampak dalam kemampuan menggunakan prinsip.
4. Analisis, mencangkup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami.
5. Sintesis, mencangkup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya tampak didalam kemampuan menyusun suatu program kerja.
6. Evaluasi, mencangkup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh kemampuan menilai hasil
karangan. Keenam perilaku ini bersifat hierarkis, artinya perilaku tersebut
menggambarkan tingkatan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Ranah afektif menurut Krathwohl dan Bloom dkk. dalam Annurrahman 2009 antara lain, yaitu :
1. Penerimaan, yang mencangkup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.
2. Partisipasi, yang mencangkup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3. Penilaian dan penentuan sikap, yang mencangkup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.
4. Organisasi, yang mencangkup kemampuan suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
5. Pembentukan pola hidup, yang mencangkup kemampuan menghayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
Jadi belajar merupakan interaksi aktif dalam usaha untuk mengubah tingkah laku yang berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan. Kegiatan
belajar tersebut menyangkut kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan yang menyangkut ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Pembelajaran yang ditekankan dalam hal ini adalah pembelajaran kooperatif.
B. Tujuan Belajar
Dalam usaha untuk mencapai tujuan belajar perlu adanya sistem lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif. Mengajar diartikan
sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar. Dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan suatu sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.
Tujuan belajar untuk pengembangan nilai afektif memerlukan penciptaan sistem lingkungan yang berbeda dengan sistem yang dibutuhkan untuk tujuan
belajar pengembangan gerak, dan begitu seterusnya Sardiman, 2008. Dalam uraian di atas, jika disimpulkan dan ditinjau secara umum, maka
tujuan belajar yaitu : 1. Untuk mendapatkan pengetahuan.
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pengetahuan dan kemampuan berpikir adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan
kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya
pengetahuan. 2. Pembentukan sikap.
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam melakukan pendekatan. Untuk itu
dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri Sardiman, 2008.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar
Mengacu pada beberapa pandangan tentang belajar seringkali dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar baik internal maupun eksternal
dapat dikaji dalam segi guru maupun segi siswa. Berikut adalah beberapa
faktor internal yang mempengaruhi proses belajar siswa menurut Annurrahman 2009:
1. Ciri KhasKarakteristik Siswa. Masalah-masalah belajar yang berkenaan dengan siswa sebelum
belajar pada umumnya berkenaan dengan minat, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman. Siswa yang memiliki minat tinggi akan
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari. Namun bagi siswa yang kurang memiliki pengalaman yang
terkiat dengan mata pelajaran atau materi yang akan dipelajari akan menghadapi masalah dalam belajar, terutama berkaitan dengan
kesiapannya untuk belajar. 2. Sikap Terhadap Belajar.
Dalam kegiatan belajar, aktivitas belajar siswa banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar. Guru harus
mencermati secara sungguh-sungguh sikap siswa karena sangat bermanfaat bagi siswa dalam kaitannya dengan pencapaian hasil belajar
yang baik. 3. Motivasi Belajar.
Motivasi belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada
pada dirinya dan potensi yang di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar.