b. Komponen pendidikan dasar adaftif menyangkut pembekalan
kemampuan mengembangkan diri untuk secara berkelanjutan. c.
Komponen pendidikan dan pelatihan kejuruan, menyangkut pembentukan kemampuan keahlian tertentu untuk bekal kerja.
Komponen pendidikan dan pelatihan kejuruan dapat dibagi menjadi: 1
Teori kejuruan untuk membekali pengetahuan tentang teori kejuruan bidang keahlian yang bersangkutan.
2 Praktikan dasar kejuruan yaitu berupa latihan dasar untuk menguasai
dasar-dasar teknik bekerja secara baik dan benar sesuai persyaratan keahlian profesi.
3 Praktik keahlian produktif yaitu berupa kegiatan bekerja langsung
secara terprogram dalam situasi sebenarnya, untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional Depdikbud, 1994:10-11.
4. Pelaksanaan Praktik Industri PI
Dalam pelaksanaan Praktik Industri PI, kesepakatan waktu pelaksanaan
sangat penting
sekali, sehingga
penyelenggaraannya disesuaikan dengan tuntutan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menguasaimencapai standar profesi yang telah ditetapkan dan disepakati oleh kedua pihak, baik pihak sekolah maupun institusi pasanganya.
Modelpola penyelenggaraannya menurut Depdikbud 1994:10 dapat berbentuk day release, block release, hours release atau kombinasi
ketiganya. Dalam bentuk day release disepakati bersama dari enam hari
belajar dalam satu minggu, berapa hari di institusi pasangannya dan berapa hari di sekolah. Model block release disepakati bersama bulansemester
mana di institusi pasanganya dan bulansemester mana di sekolah. Sedangkan model hours release disepakati jam-jam belajar yang harus
dilepas dari sekolah dan diganti menjadi jam-jam bekerja di institusi pasangan.
Menurut Depdikbud 1994 adanya pengujian terhadap siswa perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dalam mencapai kemampuan
sesuai dengan profesi yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang telah menguasai kemampuan yang dipersyaratkan dinyatakan lulus dan dibekali
sertifikat oleh tim penguji, yang terdiri dari unsur SMK, industriperusahaan pasangan, Assosiasi Profesi dan Organisasi Pekerjaan.
Dengan dilaksanakannya PSG si SMK akan memberikan nilai tambahkeuntungan bagi pihak-pihak yang bekerja sama antara lain:
a. Nilai Tambah Bagi IndustriPerusahaan
1 Perusahaan dapat mengenal persis kualitas peserta didik yang belajar
dan bekerja. 2
Peserta didik adalah tenaga yang memberi keuntungan karena telah ikut dalam proses produksi secara aktif.
3 Peserta didik lebih mudah diatur dalam disiplin.
4 Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari
ilmu pengetahuan dan teknologi demi kepentingan khusus perusahaan.
5 Memberi kepuasan bagi dunia usaha dan industri karena diakui serta
menentukan hari depan bangsa melalui Pendidikan Sistem Ganda. b.
Nilai Tanbah Bagi Sekolah 1
Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta didik lebih terjamin.
2 Tanggungan biaya pendidikan menjadi lebih ringan.
3 Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendidikan dan
kebutuhan lapangan kerja. 4
Memberikan kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan karena tamatan lebih terjamin memperoleh bekal yang bermakna untuk
kepentingan tamatan, maupun untuk dunia kerja dan bangsa. c.
Nilai Tambah Bagi Peserta Didik 1
Hasil belajar peserta didik akan lebih banyak, karena setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk
meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan diri secara berkelanjutan.
2 Lead time untuk mencapai keahlian profesional menjadi singkat.
Setelah tamat sekolah dengan sistem ganda tidak memerlukan waktu latihan lanjutan untuk mencapai keahlian siap pakai.
3 Keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dengan sistem ganda
dapat mengangkat rasa percaya diri tamatan yang selanjutnya dapat mendorong merekan untuk meningkatkan keahlian profesional pada
tingkat yang lebih tinggi.
Karena PSG melibatkan berbagai pihak maka diharapkan adanya kerja sama yang erat dengan prinsip saling membantu, saling mengisi untuk
kepentingan bersama. Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan PSG perlu adanya rangsanganinsentif bagi dunia usaha agar lebih antusias dalam
melaksanakan kerja sama, yang dimantapkan dengan peraturan tertentu yang dapat mengatur mekanisme kerja organisasi kelembagaan tingkat sekolah,
tingkat propinsi, dan tingkat nasional dalam satu sistem terpadu, sehingga dapat memperjelas hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan dapat
menjamin kelangsungan pelaksanaannya.
D. Jenis Pekerjaan Orang Tua