22
b. Pengungkapan yang lengkap akan memberikan keuntungan kepada
serikat pekerja dalam hal tawar menawar upah. c.
Adanya keraguan terhadap kemampuan investor dalam memahami kebijakan dan prosedur akuntansi sehingga full disclosure hanya akan
menyesatkan. d.
Tersedianya sumber-sumber informasi lain selain laporan tahunan yang tersedia dengan biaya yang lebih mahal.
e. Kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan investor.
5. Audit Tenure
Audit tenure adalah masa perikatan audit antara KAP dan klien terkait jasa audit yang telah disepakati sebelumnya. Tenure biasanya
dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap independensi auditor. Hubungan yang panjang antara KAP dan klien berpotensi untuk menimbulkan
kedekatan antara mereka. Hal tersebut dapat menghalangi independensi auditor.
Di Indonesia, ketentuan mengenai audit tenure telah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia KMK No.
423KMK.062002 mengenai pembatasan praktik Akuntan Publik, yang kemudian di
ubah menjadi 359KMK.062003 mengenai “Jasa Akuntan Publik”, berisi tentang aturan lamanya pemberian jasa audit umum oleh
KAP atas laporan keuangan dari suatu entitas paling lama adalah 5 lima tahun buku berturut-turut dan oleh Akuntan Publik paling lama adalah 3
23
tiga tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut diperbaharui kembali dalam Peraturan Menteri Keuangan No.17PMK.012008 dengan
mengubah batas lamanya pemberian jasa audit oleh KAP dari 5 lima tahun buku berturut-turut menjadi 6 enam tahun buku berturut-turut.
Giri 2010 menyatakan pihak yang mendukung kebijakan rotasi audit ini menyandarkan pada dua argumen dasar, yaitu:
a. Hubungan kerjasama yang lama antara manajemen dengan auditor
dapat menurunkan independensi auditor, dan
b. Kualitas dan kompetensi kerja auditor cenderung menurun secara
signifikan dari waktu ke waktu.
Sedangkan pihak yang menolak kebijakan rotasi audit memiliki beberapa argumen diantaranya:
a. Kompleksitas dan ukuran perusahaan modern tidak mendukung
pelaksanaan audit jangka pendek. b.
Auditor tidak lagi berada pada posisi memperoleh pengampunan dari manajemen.
c. Dengan pembatasan rotasi audit, KAP diragukan memiliki
pengetahuan yang cukup mendalam mengenai bisnis perusahaan, dan d.
Timbulnya tambahan kos audit bagi klien dan juga bagi akuntan publik.
Hal ini semakin dipertegas dengan perbedaan penelitian mengenai audit tenure terhadap asimetri informasi dimana Wakum dan Wisadha et
al. 2014 serta Primadita 2012 menyatakan bahwa audit tenure memiiki
24
pengaruh negatif terhadap asimetri informasi. Sementara Almutairi 2009 serta Hakim dan Omri 2010 menyatakan hal yang sebaliknya, yaitu audit
tenure berpengaruh positif terhadap asimetri informasi.
6. Auditor Spesialis