47
komite audit yang menggambarkan pengaruh variabel
moderasi komite
audit terhadap
hubungan auditor spesialis dengan asimetri informasi
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melalui:
a Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t
Penguijan Parsial atau uji t ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level
0,05 α=5 Ghozali, 2013.
Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel, jika t hitung t tabel maka H
ditolak atau H
a
diterima. Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha. Artinya semua variabel independen mempunyai pengaruh
secara parsial terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya, jika t hitung t tabel maka H
diterima atau H
a
ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar dari nilai alpha.
Artinya semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
48
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas, terdiri dari:
a. Pengungkapan Sukarela X
1
Luas pengungkapan sukarela diukur dengan menggunakan indeks pengungkapan sukarela. Indeks pengungkapan yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan indeks yang digunakan oleh Hossain dan Reaz 2007, Sehar et al 2013 dan Barros et al 2013
dan telah disesuaikan dengan Peraturan BAPEPAM No. KEP- 431BL2012. Informasi yang diharapkan diungkapkan oleh
perusahaan dikemukakan dalam 40 item pengungkapan dan dibagi menjadi 8 kategori utama yaitu:
a. Corporate Strategy
b. Corporate Governance
c. Financial Performance
d. Risk Management
e. Accounting Policy Review
f. Key Non-Financial Statistics
g. Corporate Sosial Responsibility
h. Others
Sudarma dan Ratnadi 2015 menjelaskan bahwa indeks pengungkapan sukarela suatu perusahaan diperoleh dengan cara
sebagai berikut:
49
1. Pemberian skor pada tiap item indeks pengungkapan sukarela. Item
akan diberikan nilai satu 1 apabila indeks terkait diungkapkan dan akan diberikan nol 0 apabila tidak diungkapkan dalam laporan
tahunan annual report. 2.
Setiap item pengungkapan sukarela tidak dikenakan bobot tertentu, sehingga setiap item akan diperlakukan sama.
3. Luas pengungkapan sukarela setiap perusahaan akan diukur
menggunakan indeks, yaitu total skor yang diberikan kepada suatu perusahaan atas item pengungkapan sukarela yang diungkapkan
dalam laporan tahunan annual report dengan skor yang diharapkan dapat diperoleh dari perusahaan itu.
Indeks pengungkapan sukarela yang diterbitkan perusahaan
Luas Pengungkapan Sukarela = Indeks pengungkapan
yang diharapkan
b. Audit Tenure X
2
Audit Tenure adalah masa perikatan audit antara Kantor Akuntan Publik KAP dengan kliennya. Variabel audit tenure
dihitung dengan menjumlah total panjang masa perikatan audit sebelum auditor berpindah Wakum dan Wisadha, 2014.
Dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan dengan cara menelusuri nama
kantor akuntan publik yang menerbitkan laporan auditor independen tersebut. Peneliti menelusuri mulai dari periode
analisis hingga saat akhir perioda analisis, dan menghitung berapa
50
tahun berturut-turut nama suatu kantor akuntan publik tercantum pada laporan auditor independen Nuratama, 2011; Wakum, 2014.
Tenure = ∑Jumlah tahun KAP mengaudit perusahaan yang sama
c. Auditor Spesialis X
3
Auditor spesialis dan non spesialis dikategorikan berdasarkan data persentase klien perusahaan publik yang diaudit
oleh KAP pada industri tertentu, kemudian dilakukan pembobotan weightening berdasarkan total aset perusahaan dengan rumus
yang dikembangkan oleh Primadita 2012 sebagai berikut: Auditor ∑ klien KAP di industri ∆ aset klien KAP di industri
Spesialis =
×
∑ emiten di industri ∆ aset seluruh emiten di industri
Suatu KAP dikatakan spesialis jika KAP tersebut menguasai market share 10 atau lebih. Variabel auditor spesialis
diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika suatu KAP tertentu menguasai ≥10 market share maka diberikan nilai 1
spesialis, dan 0 jika tidak.
2. Variabel Moderasi, terdiri dari: