17 Irham Fahmi 2012:143 menyatakan bahwa motivasi adalah
“Aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan- kebutuhan
yang diinginkan.” Berdasarkan definisi-definisi diatas, motivasi dapat digambarkan
sebagai potensi dalam diri seseorang yang dinyatakan melalui perilaku- perilaku yang dilakukannya dalam proses pencapaian tujuan.
2. Teori Motivasi
Motivasi untuk bekerja sangat penting bagi tinggi rendahnya kinerja suatu perusahaan. Tanpa adanya motivasi dari para karyawan untuk
bekerjasama bagi kepentingan perusahaan, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya, apabila terdapat motivasi yang
tinggi dari para karyawan, hal ini merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, Gitosudarmo dalam
Sutrisno 2011:111. Teori-teori motivasi dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu 1 teori motivasi dengan pendekatan isi content theory,
2 teori motivasi dengan pendekatan proses process theory, 3 teori motivasi dengan pendekatan penguat reinforcemen theory.
Teori motivasi dengan pendekatan isi lebih banyak menekankan pada faktor apa yang membuat karyawan melakukan suatu tindakan tertentu.
Contohnya teori motivasi Maslow: 1
Hierarki kebutuhan Maslow Irham Fahmi 2012:144-146 menjelaskan,dalam konsep motivasi
Maslow bahwa manusia memiliki 5 lima tingkatan kebutuhan, dimana
18 setiap tingkatan hierarchy akan diperoleh jika telah dilalui dengan
tingkatan yang di bawahnya dan seterusnya. Adapun hierarki kebutuhan Maslow tersebut dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. 1 Hierarki Kebutuhan Maslow
Sumber : Irham Fahmi 2012 hal. 145. Tingkatan atau hierarki dari kebutuhan menurut teori Abraham H.
Maslow adalah sebagai berikut: a
Physiological needs Physiological needs adalah kebutuhan yang paling dasar yang
harus dipenuhi oleh seorang individu. Kebutuhan tersebut mencakup sandang, pangan, dan papan.
b Safety and security needs
Safety and security needs adalah kebutuhan yang diperoleh setelah kebutuhan yang pertama terpenuhi. Pada kebutuhan tahap
5
1 4
3 2
Physiological needs
Safety and security needs
Social needs Esteem needs
Self- actualization
19 kedua ini seorang individu menginginkan terpenuhinya rasa
keamanan. c
Social needs Social needs kebutuhan sosial adalah kebutuhan ketiga setelah
kebutuhan kedua terpenuhi. Pada kebutuhan ini mencakup perasaan seseorang seperti termilikinya cinta, sayang, keluarga yang bahagia
dengan suamiistri dan memperoleh anak dari perkawinan yang sah, tergabung dalam organisasi sosial contohnya arisan, dan lain-lain.
d Esteem needs
Esteem needs adalah kebutuhan keempat yang dipenuhi setelah kebutuhan ke tiga terpenuhi. Pada kebutuhan ini seseorang
mencakup pada keinginan untuk memperoleh harga diri. Harga diri atau respek diri: bergantung pada keinginan akan kekuatan,
kompetensi, kebebasan, dan kemandirian. Ia juga bertalian dengan achievment motivation, dorongan untuk berprestasi.
e Self-actualization needs
Self-actualization needs adalah kebutuhan tertinggi dalam teori Maslow. Pada tahap ini seseorang ingin terpenuhinya keinginan
untuk aktualisasi diri, yaitu ingin menggunakan potensi yang dimiliki dan mengaktualisasikannya dalam bentuk pengembangan
dirinya. Kondisi ini teraplikasi dalam bentuk pekerjaan yang dijalani sudah lebih jauh dari hanya sekedar rutinitas namun pada sisi yang
yang jauh lebih menantang dan penuh kreatifitas tingkat tinggi. Dan
20 karya-karya yang dihasilkan oleh dirinya dianggap luar biasa serta
sangat patut untuk dihargai. 2
Teori Tiga Kebutuhan McClelland Robbins dan Judge 2013:207-208 menjelaskan bahwa prestasi,
kekuasaan, dan afiliasi adalah 3 kebutuhan penting yang membantu untuk memahami motivasi. Mereka diidentifikasi sebagai berikut :
a Kebutuhan berprestasi
―Need for achievement nAch is the drive to excel, to achieve in relationship to a set of standards. High achievers perform best when
they perceive their probability of success as 0.5 —that is, a 50–50
chance.‖ “Dorongan untuk unggul, untuk menyelesaikan dengan baik
dalam hubungan dengan sekumpulan standar. Orang-orang dengan kebutuhan berprestasi tinggi berkinerja dengan baik ketika mereka
melihat probabilitas kesuksesan mereka 0.5, yaitu saat mereka mengestimasi mereka memiliki kesempatan untuk berhasil sebesar
50- 50.”
Mada dan Mujiati 2013 dalam jurnalnya menjelaskan indikator kebutuhan berprestasi adalah : dorongan untuk unggul, standar yang
telah ditetapkan dalam pekerjaan, usaha meraih sukses dalam pekerjaan, kesediaan pegawai menerima resiko yang relatif tinggi
dalam pekerjaan, usaha untuk memperoleh umpan balik terhadap pekerjaan, dan usaha memperoleh tanggung jawab untuk pemecahan
masalah ditempat kerja.
21 b
Kebutuhan berkuasa ―Need of power nPow is the need to make others behave in a
way they would not have otherwise.‖ Atau kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dengan cara yang mereka tidak akan
lakukan dalam keadaan lain. Mada dan Mujiati 2013 dalam jurnalnya menjelaskan indikator
kebutuhan berkuasa adalah: perilaku yang diinginkan dalam pekerjaannya, usaha untuk mengendalikan orang lain dalam
pekerjaan, usaha untuk mencapai posisi yang lebih tinggi dalam pekerjaan, usaha untuk selalu memimpin dalam pekerjaan, usaha
untuk menjadi karakter yang cocok sebagai seorang pemimpin, dan usaha untuk memiliki ide-ide untuk memenangkan kompetisi dalam
pekerjaan. c
Kebutuhan berafiliasi ―Need of affiliation nAff is the desire for friendly and close
interpersonal relationships.‖ Atau keinginan akan hubungan interpersonal yang ramah dan dekat.
Mada dan Mujiati 2013 dalam jurnalnya menjelaskan indikator kebutuhan berafiliasi adalah: usaha untuk berhubungan ramah
dengan teman, atasan, maupun bawahan; usaha untuk bersikap ramah dengan teman, atasan, maupun bawahan; usaha untuk
mempunyai hubungan yang erat dengan teman, atasan, maupun bawahan, dan usaha untuk memiliki sikap kooperatif dalam
pekerjaan.
22
3. Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja