Operasional Variabel Penelitian METODE PENELITIAN

Indonesia. 77 Tujuan penerbitan SBIS Pasal 2 SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah. 2. Variabel Dependen Variabel Terikat Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2003:33.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan Bagi Hasil Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan dan rata – rata dari total pembiayaan mudharabah dan total pembiayaan musyarakah yang disalurkan oleh Bank dan unit usha syariah periode 2010 - 2014 77 Peraturan bank indonesia nomor : 10 11 pbi2008 tentang sertifikat bank indonesia syariah, h. 4 67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Dalam bab ini penulis menganalisa data yang telah terkumpul dari variable independen berupa data Dana Pihak Ketiga, Financing Deposit Ratio, Non Perfoming Financing faktor internal serta, Suku Bunga Bank Indonesia BI rate dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS faktor eksternal, sedangkan untuk variabel independen menggunakan variabel pembiayaan bagi hasil. Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Microsoft excel 2013 dan dengan bantuan program SPSS untuk mendapatkan perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel – variabel independen terhadap pembiayaan bagi hasil bank umum syariah BUS periode Januari 2010 sampai Juni 2015. Penjelasan lebih lengkap dari masing – masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat di tunjukan sebagai berikut: Tabel 4.1 Dana Pihak Ketiga DPK Periode 2010-20 15 DPK Dalam Miliaran Rupiah Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bulan Januari 53.163 75.814 116.518 148.731 177.930 210.761 Februari 53.299 75.085 114.616 150.795 178.154 210.297 Maret 52.811 79.651 119.639 156.964 180.945 212.988 April 54.043 79.567 114.018 158.519 185.508 213.973 Mei 55.067 82.861 115.206 163.858 190.783 215.339 Juni 58.079 87.025 119.279 163.966 191.470 215.339 Juli 60.462 89.786 121.018 166.453 194.299 Agustus 60.972 92.021 123.673 170.222 195.959 September 63.912 97.756 127.678 171.701 197.141 Oktober 66.478 101.804 134.453 174.018 207.121 November 69.086 105.330 138.671 176.292 209.644 Desember 76.036 115.415 147.512 183.534 217.858 Sumber : SPS Bank Indonesia data diolah Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dana pihak ketiga dari tahun – ketahun mengalami peningkatan yang cukup besar. Pada bulan Januari 2010 dana pihak ketiga sebesar 53.163 miliar, sampai dengan Desember 2010 terus mengalami peningkatan sebesar 76.036 miliar, penurunan hanya terjadi pada bulan Maret 2010 itu pun penurunan tidak terlalu besar hanya sebesar 488 miliar, berbeda halnya pada bulan Januari sampai bulan April 2011 jumlah dana pihak ketiga fluktuatif naik turun dan pada bulan Mei 2011 sampai dengan bulan Desember 2012 peningkatan terus melaju sebesar 147.512 miliar, walaupun pada bulan Februari dan April mengalami penurunan. Pada bulan Januari 2013 – Desember 2014 peningkatan dana pihak ketiga mengalami peningkatan yang signifikan dari 148.731 - 217.858 miliar, penurunan hanya terjadi sekali dalam kurun waktu dua tahun yaitu pada bulan Desember ke Januari, sedangkan pada tahun 2015 dana pihak ketiga fluktuatif naik turun dan stagnan pada bulan Juni sebesar 215.339 miliar. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa potensi perbankan syariah memiliki peluang yang cukup besar dalam penghimpunan dana. dapat dilihat dari peningkatan dana pihak ketiga dari tahun – ketahun. Meningkatnya jumlah DPK tidak terlepas dari besarnya komposisi DPK yang dihimpun seperti giro, tabungan, dan deposito Dalam perkembangannya, kemampuan penghimpunan dana dari masyarakat ini sangat mempengaruhi pertumbuhan setiap bank dalam hal penyaluran dana atau pembiayaannya dikarenakan DPK merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank bisa mencapai 80 - 90 dari seluruh dana yang dikelola oleh bank sehingga Semakin banyak DPK yang dihimpun maka akan semakin besar pula tingkat pembiayaan yang akan disalurkan kepada masyarakat. Tabel 4.2 Financing Deposit Rasio FDR Periode 2010-2015 Sumber : SPS Bank Indonesia data diolah Tabel 4.2 merupakan tingkat pertumbuhan Financing Deposit Rasio FDR yang mengalami fluktuasi dari tahun – ketahun. FDR dengan persentase FDR Dalam Bentuk Persen Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bulan Januari 88.67 91.97 87.27 100.63 100.07 93.60 Februari 90.96 95.16 90.49 102.17 102.03 93.94 Maret 95.07 93.22 87.13 102.62 102.22 94.24 April 95.57 95.17 95.39 103.08 95.50 94.18 Mei 96.65 94.88 97.95 102.08 99.43 94.69 Juni 96.08 94.93 98.59 104.43 100.80 94.22 Juli 95.32 94.18 99.91 104.83 99.89 Agustus 98.86 98.39 101.03 102.53 98.99 September 95.40 94.97 102.10 103.27 99.71 Oktober 94.76 95.24 100.84 103.03 98.99 November 95.45 94.40 101.19 102.58 94.62 Desember 89.67 88.94 100.00 100.32 91.50 terendah dalam kurun waktu 5 tahun sebesar 87.13 pada bulan Maret tahun 2012 sedangkan persentase FDR terbesar adalah pada bulan Juli 2013 sebesar 104.83 , dan pada Juni 2015 persentase FDR sebesar 94.22 . FDR sendiri merupakan banyaknya jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dibanding dengan total dana pihak ketiga. Batas maksimum untuk financing deposit rasio FDR adalah sebesar 110, dimana apabila melebihi batas tersebut berarti liquiditas bank sudah termasuk kategori buruk, sebagian praktisi perbankan menyepakati batas aman dari financing deposit rasio FDR sebesar 80 dengan batas toleransi antara 85 dan 100 . Jika rasio FDR suatu bank berada di bawah 80 misalnya 60 maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat meyalurkan sebesar 60 dari seluruh dana yang dihimpun, dan 40 dari seluruh dana yang di himpun tidak disalurkan kepada nasabah, jika FDR mencapai lebih dari 110 berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang di himpun, oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit. Tabel 4.3 Non Performing Financing NPF Periode 2010-2015 NPF Dalam Bentuk Persen Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bulan Januari 4.36 3.28 2.68 2.49 3.01 4.87 Februari 4.75 3.66 2.82 2.72 3.53 5.10 Maret 4.53 3.60 2.76 2.75 3.22 4.81 April 4.47 3.79 2.85 2.85 3.48 4.62 Mei 4.77 3.76 2.93 2.92 4.02 4.76 Juni 3.89 3.55 2.88 2.64 3.90 4.73 Juli 4.14 3.75 2.92 2.75 4.31 Agustus 4.10 3.53 2.78 3.01 4.58 September 3.95 3.50 2.74 2.80 4.67 Oktober 3.95 3.11 2.58 2.96 4.58