G. Faktor
– faktor yang mempengaruhi pembiyaan bagi hasil bank syariah 1.
Faktor internal bank syariah
Factor internal merupakan pengambilan kebijakan dan strategi operasional bank seperti keputusan yang berkaitan dengan permodalan,
pembiayaan serta pengelolaan risiko bank. Salah satu faktor internal yang di gunakan dalam peneitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dana Pihak Ketiga.
Sumber dana yang berasal dari masyarakat luas merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional Bank dan
merupakan ukuran keberhasilan Bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini. Pentingnya sumber dana dari
masyarakat luas disebabkan sumber ini merupakan sumber utama bagi Bank. Sumber dana yang juga disebut dana pihak ketiga
DPK disamping mudah untuk mencarinya juga tersedia banyak di masyarakat. Untuk mendapatkan sumber dana pihak ketga DPK,
Bank dapat menawarkan berbagai jenis simpanan yang nantinya Bank akan memberikan keuntungan melalui bagi hasil dari setiap
simpanan tersebut
39
UU No.21 tahun 2008 pasal 1 ayat 20 simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada Bank Syariah dana tau
UUS berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan,
39
Kasmir, Pemasaran Bank. Jakarta:kencana, 2008, h.31
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
40
. Dana pihak ketiga biasanya dikenal dengan dana masyarakat, yang merupakan
dana yang dihimpun oleh Bank yang berasal dari masyarakat luas, meliputi masyarakat individu, maupun badan usaha. Bank
menawarkan produk simpanan kepada masyarakat dalam menghimpun dananya
41
Sumber dana yang berasal dari pihak ketiga ini diantaranya : Simpanan giro, tabungan dan deposito. Giro adalah Simpanan
berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan
42
. Sebagaimana yang telah dikutif oleh Adiwarman Karim bahwa
Dewan syariah nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan giro yang dibenarkan secara syariah adalah giro yang
dijalankakn berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah
43
b. Financing Deposit Rasio FDR
Financing deposit rasio FDR adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang
diterima oleh bank. FDR ditentukan oleh perbandingan antara
40
Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008,h. 5
41
Ismail, manajemen perbankan dari teori menuju aplikasi, Jakarta : kencana 2010 h.43
42
Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008,h.5
43
Adiwarman karim” Bank Islam analisis fiqih dan keuangan” penerbit PT raja Grafindo persada : 2004, h. 339
jumlah pembiayaan yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu giro, deposito, dan tabungan. Financing deposit
rasio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
Mengendalikan kredit
yang diberikan
sebagai sumber
liquiditasnya. Financing deposit rasio FDR dirumuskan sebagai berikut
44
:
Batas maksimum untuk financing deposit rasio FDR adalah sebesar 110, dimana apabila melebihi batas tersebut berarti
liquiditas bank sudah termasuk kategori buruk, sebagian praktisi perbankan menyepakati batas aman dari financing deposit rasio
FDR sebesar 80 dengan batas toleransi antara 85 dan 100 . Jika rasio FDR suatu bank berada di bawah 80 misalnya 60
maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat meyalurkan sebesar 60 dari seluruh dana yang dihimpun, dan 40
dari seluruh dana yang di himpun tidak disalurkan kepada nasabah, jika FDR mencapai lebih dari 110 berarti total
pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang di himpun, oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit.
45
44
Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta, h. 116
45
Ibid h. 114