Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

5. Fungsi kredit untuk meningkatkan aktivitas penggunaan barang dan jasa. Dana yang diperoleh pebisnis dari perbankan akan membuat mereka dapat membeli bahan baku dan melakukan prosesnya hingga menjadi barang jadi. Tindakan ini diharapkan akan meningkatkan nilai barang tersebut, begitupun dari segi jasa. 6. Fungsi kredit sebagai pendorong dan pencipta stabilitas ekonomi. Pada saat suatu negara mengalami masalah perekonomian, diharapkan kredit ini dapat mengembalikan stabilitas perekonomian tersebut dengan cara mengendalikan inflasi, menciptakan pembukaan lapangan pekerjaan, memenuhi kebutuhan pokok rakyat dan mendukung dunia usaha khususnya bidang ekspor dan impor 24 . Sedangkan menurut H. Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Secara garis besar fungsi pembiayaan di dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Pembiayaan dapat meningkatkan utility daya guna dari modaluang. 2. Pembiayaan dapat meningkatkan utility daya guna suatu barang. 3. Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. 24 Fah i, Irha da Hadi, Yo i La ia ti. Pe ga tar Ma aje e Perkredita ”, Alfabeta, Bandung, 2010, h. 50 4. Pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat. 5. Pembiayaan sebagai alat stabilisasi ekonomi. 6. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional. 7. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional 25 Dari fungsi pembiayaan dan kredit di atas dapat di buat kesimpulan bahwasannya pembiaayan dan kredit memiliki tujuan yang sama yaitu meyalurkan dana kepada sektor yang membutuhkan sebagai meningkatkan nilai modal uang yang bertujuan untuk pemerataaan pendapatan, dan dari segi makro penyaluran dana baik dalam bentuk pembiayaan maupun kredit berfungsi sebagai stabilitas perokonomian suatu negara yang dapat meningkatkan pendapatan nasional.

C. Jenis

– Jenis dan Klasifikasi Pembiayaan 1. Jenis pembiayaan Pembiayaan menurut jenisnya dapat di tinjau berdasarkan dengan tujuan masing –masing diantaranya : a. Berdasarkan tujuan penggunaannya, dibedakan dalam 26 : i. Pembiayaan modal kerja, yakni modal lancar yang dipergunakan untuk mendukung operasional perusahaan sehari – hari sehingga perusahaan dapat beroperasi secara normal dan lancar. Beberapa penggunaan modal kerja antara lain adalah untuk pembayaran 25 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking Sebuah Teori konsep dan aplikasi , Jakarta : Bumi Aksara, 2010 711 - 715 26 Adiwarman karim” Bank Islam analisis fiqih dan keuangan” penerbit PT raja Grafindo persada : 2004, h.231. persekot pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, dan lain – lain. Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk pembiayaan syariah jenis pembiayaan modal kerja PMK dapat dibagi 5 macam akad pembiayaan, yakni: mudharabah, Isntishna, salam, Murabahah, Ijarah ii. Pebiayaan investasi, yakni pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang untuk pembelian barang – barang modal yang diperlukan seperti pendirian proyek baru, rehabilitas peralatan industry, modernisasi seperti peningkatan teknologi baru dan kualitas tinggi, ekspansi melalui penambahan mesin dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh industry dan relokasi proyek yang sudah ada temasuk sarana penunjang kegiatan pabrik, seperti laboratorium dan gudang. Berdasarkan akad yang digunakan dalam produksi pembiayaan syariah, pembiayaan investasi dapat dibagi menjadi 4 yaitu : murabahah , IMBT, salam, Istishna. iii. Pembiayaan komsumtif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian suatu barang yang digunakan untuk kepentingan perseorangan 27 Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah, pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi 5 bagian : murabahah, IMBT, Ijarah, Istishna dan Qard 28 . 27 Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah dalam teory dan Praktek, Yogyakarta : Deepublish, juni 2014, h. 143. 28 Adiwarman karim” Bank Islam analisis fiqih dan keuangan” penerbit PT raja Grafindo persada : 2004, h.244. b. Berdasarkan jangka waktu pemberiannya. Dibedakan dalam 29 . 1. Pembiayaan dengan jangka pendek umumnya dibawah 1 tahun. 2. Pembiayaan dengan jangka waktu menengah umumnya sama dengan 1 tahun. 3. Pembiayaan dengan jangka waktu panjang, umumnya diatas 1 tahun sampai dengan 3 tahun. 4. Pembiayaan dengan jangka waktu diatas tiga tahun dalam kasus yang tertentu seperti untuk pembiayaan investasi perumahan, atau penyelamatan pembiayaan.

2. Klasifikasi Pembiayaan.

Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar klasifikasi pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya, yaitu : 1. Pembiayaan dengan prinsip jual – beli 2. Pembiayaan dengan prinsip sewa 3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil 4. Pembiayaan dengan prinsip akad pelengkap 29 Adiwarman karim” Bank Islam analisis fiqih dan keuangan” h. 144 Pembiayaan dengan akad jual – beli ditujukan untuk memiliki barang sedangkan sedangkan yang mengunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Pada katagori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual beli seperti Murabahah, Salam, dan Istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa, yaitu Ijarah dan IMBT. Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di muka. Produk perbankan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah. Sedangkan pembiayaan dengan akad pelengkap ditujukan untuk memperlancar pembiayaan dengan menggunakan tiga prinsip diatas 30 Produk dengan mengunakan prinsip nisbah bagi hasil Mudharabah dan Musyarakan tergolong dalam kontrak Natural uncertainty contracts NUC yang merupakan kontrak akad dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan return, baik dari segi jumlah amount maupun waktu timing – nya. Tingkat return – nya bisa positif, negative, atau nol. Dalam konrak jenis ini, 30 Adiwarman karim” Bank Islam analisis fiqih dan keuangan” penerbit PT raja Grafindo persada : 2004, h. 98