Perbedaan bagi hasil dengan sistem bunga

jumlah pembiayaan yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu giro, deposito, dan tabungan. Financing deposit rasio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan Mengendalikan kredit yang diberikan sebagai sumber liquiditasnya. Financing deposit rasio FDR dirumuskan sebagai berikut 44 : Batas maksimum untuk financing deposit rasio FDR adalah sebesar 110, dimana apabila melebihi batas tersebut berarti liquiditas bank sudah termasuk kategori buruk, sebagian praktisi perbankan menyepakati batas aman dari financing deposit rasio FDR sebesar 80 dengan batas toleransi antara 85 dan 100 . Jika rasio FDR suatu bank berada di bawah 80 misalnya 60 maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat meyalurkan sebesar 60 dari seluruh dana yang dihimpun, dan 40 dari seluruh dana yang di himpun tidak disalurkan kepada nasabah, jika FDR mencapai lebih dari 110 berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang di himpun, oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit. 45 44 Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta, h. 116 45 Ibid h. 114 Semakin tinggi rasio FDR tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayaan menjadi semakin besar, demikian pula semakin jika terjadi penurunan maka pembiayaan yang disalurkan juga mengalami penurunan.

c. Non Perfoming financing NPF

Kredit bermasalah sering juga dikenal dengan non performing loan NPL dalam perbankan konvensional dan non performing financing NPF pada perbankan syariah. Kredit bermasalah atau NPF merupakan kredit yang disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah di tandatangani oleh bank dan nasabah 46 . NPF berfungsi mengukur kemampuan bank dalam mengcover risiko kegagalan pengembalian pembiayaan oleh nasabah. NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi tingkat NPF maka semakin besar pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh pihak bank, besarnya NPF menunjukan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam mengelola pembiayaan, sebagaimana di tetapkan oleh Bank Indonesia besar NPF maksimal 5. 47 46 Ismail, manajemen perbankan dari teori menuju aplikasi, Jakarta : kencana 2010 h.123 47 Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management edisi ketiga, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004,h .161