Pendahuluan Metode Penelitian Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pembiayaan bagi hasil perbankan syariah

pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tabungan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil 16 Diperjelas dengan UU Nomor 21 tahun 2008, pembiayaan Tentang Perbankan syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa 17 : 1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah 2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik 3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna 4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh dan 5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa i mbalan, atau bagi hasil. Sedangkan menurut Syafi’i Antonio 16 UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 ayat 12. 17 Undang-undang republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 Tentang Perbankan syariah, h. 5 “pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit 18

a. Perbedaan pembiayaan dengan kredit

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil 19 . Bank konvensional maupun bank syariah mempunyai peraturan masing- masing untuk menetapkan dan mengatur pemberian kredit dan pembiayaan maupun jasa perbankan lainnya yang dilaksanakan oleh bank-bank tersebut. Akan tetapi, peraturan yang ditetapkan harus berpedoman pada peraturan perbankan yang berlaku secara umum. Sistem pemberian kredit pada bank konvensional lebih menekankan pada perolehan bunga yang ditetapkan pada para debitur. Besarnya jumlah pengembalian pinjaman yang harus dibayarkan oleh para debitur adalah sebesar jumlah pinjaman kredit yang diterima beserta jumlah bunga kredit 18 Muhammad Syafi Antonio, 2001, Bank Syariah dari teori ke praktek,Jakarta : Gema Insani Press, h. 160 19 Undang-undang republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, h.2