Analisis Parameter Uji Prosedur Percobaan .1 Uji Performansi

43

3.5.3 Kinetika Reaksi

Proses transesterifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak sawit TG dengan MeOH dengan rasio molar 1 : 11,5, sedangkan KOH digunakan sebagai katalis dengan jumlah 1 dari berat minyak sawit. Metanol diberikan dalam jumlah berlebih agar reaksi transesterifikasi selalu mengarah ke kanan persamaan 17. Berdasarkan persamaan tersebut jumlah minyak yang direaksikan adalah 11 liter, metanol 5,5 liter dan KOH 100 gram. Perlakuan suhu transesterifikasi terdiri dari proses yang dilakukan pada suhu 50, 55, 60, 65, dan 70 o C. Perhitungan jumlah reaktan berdasarkan rasio molar di atas disajikan dalam lampiran 11. TG MeO ME GL ……...………………..…….[17] Pompa sirkulasi static-mixer dioperasikan pada kecepatan maksimum yaitu 1,25 mdetik. Pengukuran laju aliran dilakukan secara manual dengan mengukur jumlah volume per menit dibagi dengan luas penampang pipa. Posisi pengukuran kecepatan alir reaktan atau biodiesel disajikan dalam Gambar 13. Sampel diambil dengan jumlah 2 sampel pada selang waktu 1, 5, 10, 15, 20, 30, 40, 50, 55, 60, 65, 70 dan 90 menit. Sampel ditampung dalam glass jar untuk kemudian diendapkan settling hingga terbentuk 2 lapisan bagian atas biodiesel kasar dan bagian bawah dalah gliserol kasar. Biodiesel kasar kemudian dicuci dan dikeringkan serta dianalisa sesuai standard SNI 04-7128-2006 untuk biodiesel. Pengujian dilakukan untuk beberapa parameter mutu antara lain untuk: gliserol bebas dan total gliserol dengan metoda uji AOCS: Ca 14-56, kandungan metil ester biodiesel, angka asam AOCS: Cd 3-63, angka penyabunan AOCS: Cd 3- 25, dan viskositas. Standard Biodiesel SNI No. 04-7182-2006 untuk perhitungan kandungan metil ester disajikan dalam persamaan [18] ME ww 100 A A . G A ………………………….[18] di mana: A s : angka penyabunan biodiesel ditentukan berdasarkan dengan metode AOCS Cd 3-25 mg KOHg biodiesel A a : angka asam biodiesel ditentukan berdasarkan dengan metode AOCS Cd 3-63, mg KOHg biodiesel G ttl : gliserol total dalam biodiesel ditentukan berdasarkan dengan metode AOCS Ca 14-56 ww 44 Selama proses pengolahan dilakukan pengambilan sampel hasil untuk dianalisis. Pengukuran dilakukan untuk selang waktu 1, 5, 10, 15, 20, 30, 40, 50, 55, 60, 65, 70, 80, dan 90 menit. Tujuan pengukuran hasil adalah untuk mengetahui waktu yang diperlukan proses transesterifikasi untuk mencapai kandungan metil ester standard 96,5 ww. Posisi pengambilan sampel untuk masing-masing percobaan baik reaktor static-mixer dan blade agitator disajikan dalam Gambar 16. Parameter mutu metil ester dianalisa dengan menggunakan metoda uji bioddiesel SNI 04-7128-2006. Pada Gambar 15 disajikan flow proses pembuatan biodiesel secara keseluruhan.

3.5.4 Analisis Kehilangan Panas

Analisis kehilangan panas pada reaktor dilakukan dengan cara pengukuran suhu dilakukan terhadap 13 titik pengukuran, yakni suhu pada : 1 uap MeOH keluar, 2 tutup atas 3 kran sampel atas 4 kran sampel tengah, 5 heater, 6 tutup bawah, 7. kran sampel bawah, 8 dinding luar, 9 glasswool, 10 dinding static-mixer, 11 dinding dalam, 12 pipa, 13 lingkungan. Data hasil pengukuran suhu tersebut digunakan untuk mengukur kehilangan panas pada dinding tangki utama q1, kehilangan panas dari dinding luar ke udara sekitar q2, kehilangan panas dari pipa ke udara luar q3, kehilangan panas melalui dinding static-mixer q4, kehilangan panas melalui tutup atas q5, dan kehilangan panas melalui tutup bawah q6.

3.5.5 Analisis Energi

Pengukuran energi dilakukan dengan menggunakan kWh-meter pada pemanas heater dan pompa. Pengukuran energi untuk heater dilakukan pada tahap: 1 pemanasan awal minyak, 2 proses transesterifikasi, 3 pemanasan air dan pencucian, dan 4 pengeringan biodiesel. Pengukuran energi untuk pompa digunakan untuk: 1 pengaliran dan pencampuran reaktan 2 distribusi air panas untuk pencucian, 3 pengaliran atau distribusi biodiesel untuk pengeringan, dan 4 tenaga motor blade gitator. Pengukuran dan pengamatan dalam proses transesterifikasi dilakukan hingga kandungan metil ester persyaratan minimum memenuhi yang dipersyaratkan Standard National Indonesia SNI yaitu 96.5.